webnovel

KASIR TAMPAN

Mata wanita-wanita baik pelanggan maupun karyawan tertuju ke arah Rafli kasir yang tampan ujar mereka.

"Duh, Mas Rafli ganteng banget sudah punya pacar belum? Kalau belum mau saya bungkus deh, jadi mantu." Ibu-ibu cantik dengan lipstik warna merah delima menggoda Rafli.

"Makasih atas pujiannya," kata Rafli ramah tapi ia tidak merespon pertanyaan tidak penting ibu-ibu tadi.

Para pelanggan yang biasanya makan di situ menjadi semakin bersemangat ketika melihat wajah tampan Rafli.

"Karyawan baru ya? Soalnya aku baru lihat, gemes banget aktor Korea kalah, hehe …." Perempuan beranak satu itu merayu Rafli seraya memberikan lembaran uang untuk membayar pesanannya.

Para karyawan perempuan dari pelayan, koki dan sampai ketelinga Rania gosip karyawan baru ganteng bernama Rafli.

"Wah, Rania suami kamu digoda sama perempuan satu restoran kamu tidak cemburu?" tanya Kanaya mendekati Rania yang sedang minum air putih.

"Biarin saja, kamu kalau Mas Arsha digodain memangnya mau marah-marah kan tidak?" ujar Rania meneguk minumnya.

"Ada apa namaku dibawa-bawa," tanya Arsha muncul tiba-tiba seperti setan tanpa diundang.

"Eh, ada Mas Arsha. Itu Mas ada karyawan baru yang dipuja-puja katanya ganteng banget," kata Kanaya malu-malu bertemu dengan pacarnya.

Arsha penasaran dia pun mengintip siapa sosok laki-laki yang diperbincangkan semua orang, apa betul dia tampan?

Arsha menggerutu, "Perasaan Rafli kalah tampan denganku, lalu apa yang membuat para gadis terpesona dengan dia?"

"Bos merasa kalah saing, ya?" kata Wulandari menepuk bahu Arsha yang membuatnya kaget.

"Astaghfirullah, kamu itu ngagetin saja! Gantengan juga aku dari pada dia," katanya dengan percaya diri.

"Iya, percaya saya kalau gantengan Mas Arsha tapi banyakan Mas Rafli." Wulandari kabur meninggalkan Arsha yang dongkol.

Restoran milik Reyhan sepi, ia heran mengapa restoran di depannya begitu ramai apa yang membuat restoran 'Reyhan Kuliner" jadi sepi dan kalah saing begini? Dia penasaran ingin menyelidiki dengan menyamar.

Reyhan memakai topi dan kumis palsu, ia bergegas pura-pura menjadi pembeli.

"Pelayan sama mau beli, tapi tolong yang melayani saya karyawan yang bernama Rania Devista Mayangsari, mengerti?"

Pelayan tersebut merasa heran kenapa tamu aneh ini minta dilayani oleh Rania, memang kenapa jika dilayaninya?

"Dasar pembeli aneh!" pekik Safa.

Meskipun begitu dia menyampaikan amanat pembeli ke Pak Hendra.

"Bos ada pelanggan yang aneh dia hanya mau pesan makanan jika dilayani oleh Rania Devista Mayangsari katanya, itu menyebalkan!" kata Safa.

"Oh, begitu panggil Rania sudah dia melayani para tamu, mulai hari ini dia jangan cuci piring bilang ke Rania ini perintah Pak Hendra." Safa pun bergegas mencari Rania.

"Siapa yang namanya Rania?" Safa bertanya ke semua orang yang ada di dapur.

"Saya, ada apa mencariku?" tanya Rania

"Rania kata Pak Hendra mulai detik ini kamu ganti tugas jadi pelayan sana! Meja 10 pesan kamu, katanya tidak mau pesan makanan jika tidak dilayani oleh Rania Devista Mayangsari, dia tahu nama lengkap kamu," ujar Safa lalu berjalan meninggalkan Rania.

Rania heran siapa orang yang kenal dirinya, ia pun segera menuju meja 10 sesuai perintah Safa tadi tanpa menunda.

"Mas ada yang saya bantu?" tanya Rania menyapa Reyhan yang sedang menyamar.

"Hei, Raina kamu kenal aku? Ini aku Rafa teman Instagram kamu." Reyhan menyamar jadi Rafa tapi Rania mengerutkan dahinya masih merasa mengenal sosok laki-laki dihadapannya. Reyhan menggunakan rambut palsu model ala anak boyband.

"Rafanda Rajendra Putra, itu nama akun instagram kamu, kamu kok tahu aku kerja di sini?" Rania heran sebab ia belum pernah posting di Instagram sama sekali aktivitas kerja di restoran.

"Aku membuntuti, maaf ya." Reyhan berbohong demi dekat lagi dengan Rania, ia pun meminta nomor whatsapp Rania dengan alasan agar mudah komunikasi.

Rafli mengamati meja nomor 10, dia merasa cemburu Rania didekati laki-laki misterius yang belum dikenalnya.

"Rania jangan genit sama pria yang tidak kau kenal!" Rafli mengirim pesan ke Rania.

Beberapa detik kemudian, "Kamu itu yang genit semua cewek kamu goda, semua orang gosipin kasir ganteng katanya, padahal ganteng dari mana, dari Hongkong!"

Rafli membalas, "Cemburu, ya!"

Arsha berdehem menegur Rafli, "Baru karyawan baru sudah berani main HP, hebat! Kerja yang benar, Muhammad Rafli."

Setiap karyawan yang kerja di 'Restoran Ardra' langsung dibuatkan papan nama agar mudah dipanggil oleh pelanggan.

Restoran Ardra merupakan gabungan nama Arsha dan Hendra. Ar (Arsha) Dra (Hendra).

Rafli menjawab sekenanya, "Maaf saya khilaf, lain kali akan kerja lebih baik."

Membuat Arsha tersenyum, seolah Rafli melakukan kesalahan fatal dengan mengatakan khilaf begitu.

"Jangan lain kali, tapi detik ini juga, main ponsel itu kalau jam istirahat paham?"

"Paham," sahut Rafli menunduk.

Ponsel Arsha berdering ia mengambilnya dari saku ketika mau membalas chat dari Kanaya, Rafli nyeletuk, "Main handphone boleh, tapi kalau jam istirahat, kalau bos bebas gitu mau main ponsel kapan pun?"

Arsha gedek merasa tersindir, lalu masukan ponselnya ke saku lagi.

"Inget jangan mainan handphone pas kerja!" bisiknya lalu pergi.

Semantara Rania sibuk melayani laki-laki yang mengaku bernama Rafanda Rajendra Putra dia pesan begitu banyak makanan hingga membuat gadis ayu itu kelelahan mondar-mandir mengambil pesanannya.

"Kamu ngerjain aku, ya! Pesan makanan sebanyak ini dimakan sendiri, memangnya kamu kuat? Rakus sekali." Rania marah-marah ketahuan Pak Hendra.

"Rania! Kamu harus ramah dengan pembeli, mereka itu bagaikan raja, paham!"

Rania nyengir memutarkan kepala melihat Pak Hendra di belakangnya.

"Saya ramah kok, Pak serius. Sayang kalau pesana makan banyak tidak makan, maksudnya begitu hehe …."

"Kalau begitu sini duduk dan makan lah bersamaku?" ujar Reyhan yang menyamar sebagai Rafa.

"Aku ini seorang pelayan masa suruh duduk dan makan, aneh kamu!"

"Pak Hendra saya bayar tiga kali lipat makanan ini, tapi izinkan karyawan bapak untuk menemani saya makan," pintanya.

"Silahkan saja jika Rania mau makan bersama kamu," kata Pak Hendra.

Rania melihat meja makanan penuh diatas meja tergoda, semua makanan terlihat menggiurkan, hingga menelan ludah.

"Betul Pak, boleh? Saya makan nih," ujar Rania mulai menikmati satu persatu hidangan di atas meja meskipun belum waktunya jam istirahat dia sudah makan duluan.

Rafli tambah panas melihat Rania makan bersama dengan laki-laki asing.

Wulandari mendekati Rafli ia berkata, "Mas ganteng kita nanti makan siang bareng, yuk!"

Rafli melirik Wulandari sosok gadis yang cukup menarik tapi dia tidak mau diajak makan bersama, "Maaf saya tidak bisa."

Safa mendekati Rafli, ia berpikir jika wanita itu juga akan mengajak makan siang, tapi dugaannya salah.

"Kenapa kamu tolak Wulandari? Kasihan dia baru pertama kali naksir cowok, jangan sok ganteng jadi makhluk buaya!" Safa menarik telinga Rafli, Rania yang melihat malah tertawa senang sahabatnya kena marah.

"Mbak sakit! Galak banget jadi cewek, saya tolak karena tidak mau itu saja."

"Setidaknya kamu mau sekali saja, jangan langsung menolak seperti tadi, Wulandari jadi malu, dasar buaya!" Safa memekik lalu pergi tidak suka adik sepupunya patah hati sebelum cinta itu bersemi.

"Rafa, terima kasih atas traktirannya aku suka semua makanan ini enak, kamu pandai memanjakan lidah rupanya." Rania memuji Rafa, hati Reyhan sangat gembira bisa dekat dan melihat senyuman Rania lagi.