Livia tampak mondar-mandir menenangkan anaknya yang sedari tadi terus menangis. Entah apa yang terjadi karena suhu tubuh bocah cilik itu normal-normal saja.
Livia juga tidak mengerti harus berbuat apa karena anak sekecil itu belum bisa berbicara dengan bahasa yang dimengerti orang dewasa. Yang bisa Livia lakukan hanya mencoba terus menenangkan anaknya.
"Arin, kamu kenapa, Nak? Kamu sakit apa? Ayo bicara pada Mama, Sayang?" ucap Livia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa untuk menenangkan anaknya.
Diberikan susu dan makanan pun bocah itu malah menolak. Yang dilakukannya hanya menangis dan menangis saja seolah tidak ada puasnya.
"Apa aku bawa Arin ke rumah sakit saja, ya? Kasihan dia kalah terus menangis seperti ini. Aku juga bingung harus melakukan apa," gumam Livia memutuskan untuk membawa anaknya ke rumah sakit saja.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com