66
"Apa masalahmu? Katakan padaku, Chiraaz," kata Edward terkejut dengan sikap Chiraaz yang berani membentaknya.
"Kalian pria sama saja. Memandangku rendah! Apa kalian sepicik itu, hah! Aku juga wanita yang punya harga diri. Aku bosan dipermainkan pria. Aku hanya butuh dihormati dan dihargai, tidak lebih dari itu." Chiraaz mengungkapkan isi hatinya, jiwanya saat ini tengah terluka.
"Kita bicara di kamar saja, ya. Tolong berhenti menangis, Chiraaz, aku malu," pinta Edward mencoba menenangkan.
"Diam!" bentak Chiraaz, ia duduk di lantai, lalu menutup muka dengan tangannya.
Edward menghela napas panjang, ia bingung dengan Chiraaz, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya ia ikut duduk selonjoran di lantai, menunggu tangisan Chiraaz reda. Tidak peduli orang-orang yang lalu lalang melihatnya.
"Perempuan kalau nangis ternyata lama," celetuk Edward sambil memainkan ponsel.
"Makanya, rasakan jadi perempuan biar tahu rasa!" seru Chiraaz.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com