webnovel

Stuck With You

Avariella dan Jayden adalah teman sejak kacil. Tapi apakah mereka hanya sebatas teman ?

Bubblella_ · Teen
Not enough ratings
50 Chs

#09

Pertandingan babak 1 sudah selesai sejak 10 menit yang lalu. Hasilnya tidak terlalu mengecewakan menurut Ava. Tapi menurut Jayden beda lagi. Selaku kapten basket, ia merasa gagal akan permainan yang tadi ia dan kawan - kawannya mainkan.

" Bangsat, bisa - bisanya kebobolan arkhhh " kesal Jayden lalu melempar botol air mineralnya ke tanah

" Udahlah Jay masih ada babak selanjutnya, " kata Nath berusaha menenangkan Jayden

" Ya tapikan ga gi - arkhh dahlah " Jayden langsung pergi meninggalkan teman - temannya yang ada disana.

Untungnya masih ada waktu 10 menit untuk istirahat jadi mereka masih bisa menyusun strategi untuk babak selanjutnya. Ava yang melihat Jayden pergi langsung mengikuti Jayden, takutnya dia berbuat yang macem - macemkan ga asik.

.

Ternyata Jayden pergi ke kamar mandi. Ava menunggu Jayden di luar kamar mandi sambil memainnkan ponselnya. Namun tiba - tiba Ava kaget karena mendengar suara teriakkan dari arah dalam kamar mandi. Ava yang niatnya mau masuk langsung terdiam dan berpikir dua kali untuk melakukan hal itu. Jika dia masuk, takutnya dia dikatain mesum, tapi kalo ga masuk dia penasaran kenapa ada suara teriakkan di dalam kamar mandi itu. Karena takut di tuduh yang tidak - tidak, akhirnya Ava memutuskan untuk menunggu diluar sampai Jayden keluar dengan sendirinya.

Selang beberapa menit, Jayden keluar dengan rambut dan wajahnya yang basah.

" Loh Va? Ngapain disini? " tanya Jayden saat baru saja keluar dari kamar mandi

" Ngikutin lo " balas Ava lalu menyimpan ponselnya ke dalam saku,

" Masih ada waktu 5 menit, sekarang lo ke team lo dan nyusun rencama buat selanjutnya, Ayo " Ava menarik tangan Jayden tapi tetap saja Jayden berdiri disitu sambil menatap ke arah Ava

" Ih nih anak ay- " belum selesai Ava menyelesaikan kata - katanya Jayden langsung memeluknya dengan erat

" Loh loh " heran Ava

" Mau ngecas energi dulu " bisik Jayden lembut di telinga Ava, Ava yang mendengar itu langsung membalas pelukkan Jayden dan mengusap punggungnya pelan

" Lo pasti bisa Jay, Kalo lo menang gue turutin segala kemauan lo, " kata Ava entah dorongan dari mana dia mau ngomong kayak gitu

" Beneran? " tanya Jayden dan langsung melepaskan pelukan mereka, Ava hanya menjawabnya dengan anggukan namun sedikit ragu

" Iya udah sana, " kata Ava

" Ayo, " Jayden dengan semangat langsung menarik Ava menuju ke teamnya, Ava yang di tarik cuman bisa pasrah aja

.

.

.

Pertandingan selesai, ternyata walau dengan strategi yang baru team lawan tetap saja menang melawan Jayden dan teamnya. Tentu saja Jayden marah dengan hal itu, belum lagi score mereka hanya beda 1 dan salah satu team Jayden mengalami cedera akibat serangan team lawan.

" Arkhhh Bangsat " umpat Jayden

" Lo lagi pake cedera segala nyusahin banget " ucap Jayden yang tiba - tiba menyalahkan Rey akibat cedera yang di alaminya

" Lo apa - apaan sih ?! Gue tuh cedera karena team lawan ! Kalo bukan karena mereka, gue juga pasti bakal lanjut main tadi ! " bela Rey karena tidak terima dirinya di tuduh yang macam - macam oleh Jayden

" Halah cuman cedera gitu doang lebay, cowok bukan lo ? " tanya Jayden tapi dengan kesan agak meremehkan Rey.

Semua orang tau bahwa Rey sangat tidak suka di remehkan dengan orang lain. Rey yang kesal dan tidak dapat menahan emosinyapun langsung berdiri dan menonjok Jayden.

" Jaga ucapan lo ! " kata Rey setelah menonjok Jayden,

Jayden hanya tersenyum sinis dan mengusap bibirnya yang agak membiru akibat tonjokkan yang diberikan oleh Rey, " Cih emang kenyataannya gitu, " balas Jayden.

Baru saja Rey ingin menonjok Jayden lagi tapi Rey sudah ditahan duluan oleh Nathan.

" Kenapa Rey? Kenyataannya gitu. Ksian gue sama Xixi meninggal karena cowok yang ga bisa diandelin kek lo ! " kata Jayden sarkas.

" Ga usah lo bawa - bawa xiera bangsat ! " Rey yang mendengar nama ' Xiera ' melepaskan tangannya paksa dari Nathan dan langsung menghujani Jayden dengan tinjuan yang bertubi - tubi hingga Jayden terjatuh ke tanah.

Jayden yang tak ingin terlihat lemah langsung menonjok balik Rey dan akhirnya mereka berdua memukul satu sama lain hingga coach, Nathan, serta Bara kesusahan untuk memisahkan mereka berdua.

" Cukup kalian apa - apaan sih kayak anak kecil ?! " omel coach pada Reynand dan Jayden

" Sekarang kalian balik, dan bersihkan luka kalian masing - masing ! " ucap Coach, Jayden langsung menarik Ava pergi dari situ menuju mobilnya.

" Masuk " ucap Jayden datar ke Ava, namun Ava masih diam saja di luar dan tidak ingin mendengarkan perkataan Jayden.

" Masuk Ava, " kata Jayden sekali kali dengan penuh penekanan

" Gue yang nyetir, " Ava langsung mengambil kunci mobil yang sedari tadi di pegang Jayden, Jayden yang pasrah langsung masuk ke dalam mobil mengikuti Ava.

.

.

.

" Kok berhenti disini ? " tanya Jayden saat Ava memberhentikan mobilnya di depan sebuah apotek, Ava langsung turun dan masuk ke apotek itu tanpa membalas pertanyaan Jayden.

Ava keluar dari Apotek dengan membawa minuman dingin dan beberapa obat yang ada di dalam kantong plastik. Setelah itu dia langsung masuk ke dalam mobil dan lanjut menyetir ke arah taman yang berada di sekitar sana.

Setelah sampai di taman, Ava langsung memarkirkan mobilnya dan menatap arah Jayden.

" Apa lo liat - liat gue ? " tanya Jayden, bukannya menjawab Ava malah menekan luka yang ada di pipi Jayden hingga Jayden meringis kesakitan

" Sakit goblo ! " kata Jayden ke Ava lalu menyinkirkan tangan Ava dari pipinya

" Di teken pelan sakit bagian tadi adu jotos... hem bagus " sindir Ava yang membuat Jayden hanya terdiam sambil melihat ke arah Ava.

Ava langsung mengeluarkan obat yang dibelinya tadi dan mengobati luka yang ada di pipi Jayden. Terkadang Jayden menahan rasa sakit akibat tekanan sengaja yang dibuat oleh Ava.

" Mau minta apa ? " tanya Ava tiba - tiba

" Minta? kan gue kalah " kata Jayden

" Mumpung gue lagi baik, mau minta apa? " tanya Ava

" beneran? "

" Heem cepetan " ucap Ava sambil menyelesaikan kerjaannya yaitu mengobati Jayden

" Gue mau . . . .