webnovel

#8 Stefan yang Licik

Di sisi lain, Shiena pulang dengan perasaan kacau. Ia sudah lama tidak bertemu dengan Soya, namun ia membuat pertemuan kali ini menjadi begitu buruk. Sikap Soya yang dingin dan acuh tak acuh membuat hatinya semakin benci dengan adiknya dan ada rasa sedih yang tak tergambarkan, namun ia tidak bisa menunjukkannya.

Shiena pernah merasa penasaran karena setelah Soya tahu ia akan menikah dengan Stefan, perlahan Soya menjauh darinya. Dengan penasaran Shiena bertanya pada Stefan, apakah ia mengenal adiknya, dan jawaban Stefan di luar dugaan Shiena. Stefan mengatakan bahwa Soya adalah salah satu murid yang dulu tergila - gila padanya dan membuatnya hampir dipecat dari akademi karena melakukan hal gila padanya. Dalam hati Shiena tahu benar bagaimana Soya dan tidak mempercayai Stefan pada awalnya, namun melihat sikap Soya pada Stefan membuat Stefan memiliki bukti untuk membuat Shiena percaya. Apalagi setelah ia menikah, Soya dengan segera memutuskan untuk keluar rumah.

"Apakah kamu masih memikirkan adikmu?" tanya Stefan membangunkan Shiena dari lamunannya.

"Ah... iya." jawab Shiena jujur.

"Jangan terlalu dipikirkan, nanti kita bisa mengunjunginya untuk meminta maaf." kata Stefan menenangkan istrinya. Ia selalu mengambil peran sebagai seorang yang baik dan berbudi baik, sehingga setiap orang di rumah mertuanya percaya dia adalah laki-laki yang baik.

"Untuk apa kita meminta maaf, harusnya dia yang meminta maaf padaku." kata Shiena sinis, ia marah dengan sikap Soya padanya.

"Adikmu masih kecil sayang, tidak sepertimu yang sudah dewasa, emosinya masih labil dan masih dipenuhi dengan ego." kata Stefan lagi.

"Betapa jahatnya dia tidak melihat sisi baikmu." kata Shiena sembari memegang lembut tangan suaminya. Ia dibutakan oleh cintanya pada Stefan.

Stefan selalu menceritakan kunjungan - kunjungannya ke tempat Soya, tentang pengusiran Soya dan tentu saja dengan sedikit bumbu di sana-sini. Stefan tidak ingin istrinya yang berharga mengetahui kebenarannya. Hal itu selalu sukses dan membuat Shiena percaya dan menyalahkan Soya.

Stefan menikahi Shiena 3 tahun yang lalu, waktu itu Soya masih kelas 3 SMA. Ia sama sekali tidak menduga bahwa Soya, sang mantan pacar yang dicampakkannya adalah adik dari calon istrinya. Ia takut Shiena mengetahui cerita masa lalunya dengan Soya, maka sekuat tenaga ia meyakinkan Shiena dengan ceritanya. Ia tahu Soya bukanlah orang yang suka menjelaskan dan bercerita tentang apapun jika tidak ditanya. Sehingga hal itu sangat menguntungkannya, apalagi sikap permusuhan yang ditunjukkan Soya.

Dua minggu setelah pernikahan kakaknya adalah pengumuman penerimaan mahasiswa baru, dan Soya diterima di salah satu akademi seni terbaik di Indonesia. Dengan senang orangtuanya mengantar dan memilihkan tempat kost untuk Soya, saat itu tentu saja Stefan dan Shiena ikut bersama rombongan. Kesempatan ini tidak disia - siakan Stefan untuk memperkuat citra dirinya di hadapan istri dan mertuanya. Dia berperan sebagai kakak ipar yang baik, namun respon Soya yang dingin dan tidak bersahabat membuat Shiena semakin percaya pada Stefan dan membuat kedua orangtuanya tersinggung dengan sikap Soya.

Hari - hari setelah itu adalah hari kemenangan Stefan, ia selalu menawarkan diri untuk menjadi sukarelawan dan berperan sebagai kakak ipar yang baik dengan melakukan kunjungan ke kost Soya. Dan penolakan demi penolakan yang Soya lakukan adalah bumbu - bumbu yang ia jejalkan pada istrinya hingga membuat istrinya percaya sepenuhnya kepadanya. Stefan yang merasa di atas angin percaya diri dengan kepercayaan keluarga istrinya, hingga ia menjadi serakah. Ia mulai terbiasa mempermainkan Soya dengan mengetahui bahwa Soya masih menyimpan perasaan padanya membuat ia bangga dan ingin menunjukkan pesonanya.

Suatu hari Stefan diminta untuk mengirimkan undangan pernikahan sepupu keluarga istrinya pada Soya. Ia bersemangat sekali, apalagi setelah kuliah Stefan melihat Soya semakin mempesona. Namun tidak disangka rencananya digagalkan oleh seorang laki - laki bernama Bastien yang membuat Stefan tidak menyukainya. Ia pulang dengan kekalahan dan akhirnya mengadu domba Soya dengan mertuanya dengan menuduh Soya melakukan hal-hal yang tidak pantas dengan Bastien.

Kepulangan Soya dengan ditemani Bastien membuat orangtuanya semakin marah. Tanpa pikir panjang dan penjelasan, mereka menghina Bastien dan membuat pertengkaran hebat dengan Soya. Rasa percayanya tidak lagi ada untuk anak bungsunya. Stefan menang, ia semakin di atas angin, Soya bukan lagi masalah untuknya.