webnovel

#15 Dave

Malam sudah sangat larut saat Dave kembali ke kamarnya. Matanya masih terjaga. Sepertinya kafein benar - benar membuat rasa kantuknya hilang. Soya memenuhi pikirannya malam ini.

Dave mengingat - ingat pertama kali ia mulai memperhatikan Soya. Itu adalah saat Soya meninggalkan kuncinya di meja kelas. Gadis itu ceroboh, batin Dave. Ia mengikuti Soya hingga ke gang dekat kafe Bastien dan Soya membuatnya jatuh karena kaget. Dave sungguh malu jika mengingat kejadian itu.

Setelah saat itu perhatian Dave tidak bisa lepas dari Soya. Kemanapun gadis itu pergi, matanya selalu menoleh ke arahnya. Dave mengagumi Soya yang dingin dan anggun. Dave tahu, ada sesuatu yang salah dengannya dan hal itu membuat Dave semakin tertarik.

Soya yang terlihat kuat sesungguhnya begitu rapuh, mengusik Dave dan membuatnya ingin melindunginya. Dave tahu, kerapuhan Soya salah satunya adalah karena lelaki yang menemui Soya waktu itu, meski Dave tidak tahu banyak masalah yang sebenarnya.

"Dave, sudah tidur?" tanya seseorang yang mengintipnya dari balik pintu.

"Belum." jawab Dave jujur. Abimana membuka pintu kamar Dave dan masuk.

"Kenapa?" tanya Abimana penasaran.

"Ga kenapa - kenapa." kata Dave lagi, ia tidak ingin terlihat galau karena perempuan di depan Abi. Bisa - bisa ia akan diejek habis - habisan olehnya.

Dave adalah laki - laki keturunan Jawa, Cina dan ada darah Portugis dari kakek buyutnya. Ibunya seorang Jawa dan Portugis, sedang Ayahnya keturunan Cina dan Jawa. Membuat wajahnya tampan dan khas percampuran darah Eropa dan Cina. Matanya berwarna biru kehitaman. Dave memiliki tinggi 180 cm dengan tubuh berisi yang proporsional.

Ia adalah pemain basket kampus. Sejak SMP dia sudah menekuni olahraga yang satu ini. Dave memiliki darah seni dari ayahnya yang seorang pemain biola handal. Sejak kecil ia memang menginginkan menjadi seperti ayahnya.

Abimana adalah teman Dave sejak SMP. Berbeda dengan Dave, Abi begitu ia biasa dipanggil, adalah laki - laki yang pendiam. Badannya kecil dan kecoklatan, khas orang Jawa. Abi dulu sering mendapat bullyan karena kulitnya yang berwarna gelap, dan tidak jarang ia ditindas oleh temannya, dan Dave adalah satu - satunya yang membela dan mau berteman dengannya. Itulah kenapa Abi sangat menyayangi Dave.

Abi tahu Dave tertarik pada Soya sejak pertama ia tahu Soya. Namun saat itu Dave tidak menyadarinya, hingga kunci Soya tertinggal dan Dave mengembalikannya pada Soya.

"Kamu mikirin Soya?" tanya Abi menebak. Dave hanya diam, tidak berniat untuk menjawab.

"Jadi beneran kamu suka dia?" tanya Abi lagi.

"Enggak." kilah Dave yang merasa terpojok.

Dave tidak selalu membuka dirinya pada orang lain, jadi Abi hanya bisa menarik kesimpulan dari sikapnya saja.

"Dave aku ngantuk." kata Abi sambil menguap lebar. Dengan segera Abi terlelap dan mendengkur dengan kerasnya, membuat Dave semakin tidak bisa tidur.

Dave keluar dari kamarnya, ia memutuskan untuk menonton televisi di ruangan depan. Dave merebahkan badannya di sofa panjang di depan TV, sambil memencet - mencet remote dan memilih - milih saluran yang menarik.

Dave melihat ke jam dinding besar yang bertengger di atas TV. Sudah pukul 03.00 saat kantuk mulai menyerangnya, dan ia terlelap dengan nyenyak. Bertemu Soya dalam mimpinya.