11 第10章

"𝘈𝘩.. 𝘉𝘢𝘣𝘺, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶."

"Yak! Apa yang kau lakukan? Lepas!" Bentak Zhimin saat mengetahui bahwa yang menyeretnya ke dalam kelas kosong itu adalah Shin hye. Jimin berusaha melepaskan diri tapi, entah mengapa begitu sulit karena tenaga Shin hye begitu kuat di bandingkan dirinya. Padahal ia seorang laki-laki namun kenapa bisa gadis itu mempunyai tenaga yang lebih kuat darinya.

"Jangan mengelak baby, aku tahu kau sudah melakukannya bukan?" Ucapnya sambil menyentuh punggung Zhimin hingga turun ke area bawah. Dimana dua bongkahan bulat sintal yang begitu menggoda berada.

"Yak! Yak! Singkirkan tanganmu dari sana!" Protes Zhimin saat ia merasakan usapan lembut di bawah sana.

"Hum.. Pantat mu sangat empuk dan kenyal. Sangat menggemaskan." Shin hye yang begitu gemas meremas kuat pantat Zhimin yang begitu besar.

"Ahhh.. S-sakith bodoh!!" Shin hye terkekeh atas respon yang di berikan Zhimin.

"T-tanganmu.. Singkirkan tanganmu!" Pekik Zhimin saat merasakan jemari gadis tomboy itu mengusap belahan pantat Zhimin yang masih tertutupi oleh celana jeans itu dengan perlahan membuat Zhimin mendapat perasaan aneh yang familiar. Rasa Menggelitik di perutnya dan sensasi yang membuatnya merasa nikmat hingga tanpa sadar lubangnya mulai basah tak dapat menepis rasa nikmat dari sentuhan Shin hye hingga sebuah desahan tertahan terdengar dari bibir Zhimin.

"Emphh.." Shin hye memberikan smirk saat ia mendengar suara desahan dari pemuda mungil di depannya.

Shin hye merapatkan tubuhnya pada tubuh Zhimin kemudian ia mendekatkan wajahnya ke arah telinga si mungil.

"Jangan di tahan baby, keluarkan desahan mu itu."

"T-tidak! Lepaskan aku wanita brengsek!" Shin hye merasa jengah atas penolakan Zhimin, ia menarik kerah belakang kemeja Zhimin kemudian menjatuhkan tubuh Zhimin ke lantai kelas itu kemudian ia dengan cepat mengukung tubuh pemuda mungil itu dan membuka kancing kemeja yang dikenakannya.

"Apa yang kau lakukan?! Lepas brengsek! Mau apa kau?!" Zhimin meninggikan suaranya saat Shin hye mulai mencumbu leher jenjangnya.

"Bau mu sangat manis. Aku semakin menyukainya." Ucap Shin hye di sela cumbuan nya, hingga...

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠

"Nona Lee hentikan!" Ucap seorang pria berkacamata dengan mengenakan setelan jas yang saat itu mendobrak pintu kelas dimana Shin hye dan Zhimin berada. Shin hye pun menoleh ke arah pintu dengan menatap kesal pada orang itu.

"Ck, kau mengganggu saja." Setelah mengatakan itu Shin hye beranjak dari tubuh Zhimin. Pria itu pun mendekat pada Zhimin dan membangun tubuh Zhimin yang tak bisa bergerak akibat ikatan pada kedua tangannya. Ia juga melepas ikatan pada kedua tangan mungil itu.

"Kau mahasiswa baru?"

"N-nde em...."

"Saya Kim Soo-hyun Panggil saya Kim ssaem. Saya Dosen sastra."

"N-nde Ssaem terima kasih." Kim ssaem pun mengangguk kemudian ia pun menoleh ke arah Shin hye dengan tajam.

"Dan anda nona Lee, orang tua anda akan di panggil dan sekarang anda keruang rektor tunggu di sana sampai orang tua anda datang." Shin hye pun berdecak kesal dan segera keluar dari kelas itu menuju ruangan rektor. Kim ssaem membantu Zhimin untuk berdiri kemudian Zhimin pun di buat kaget saat pria di depannya itu membungkuk dan meminta maaf.

"Maafkan nona Shin hye tuan, saya akan lebih memastikan nona Shin hye tidak melakukan kesalahan lagi." Ucap Soo-hyun sambil membungkukkan tubuhnya.

"Eh ssaem apa yang anda lakukan?" Ucap Zhimin pada dosennya.

"Tuan, saya adalah salah satu anggota Wild tiger. Saya di sini melakukan tugas untuk mengawasi dan melindungi anda."

"Oh.. Jadi Kim ssaem.."

"Nde tuan, di sini saya juga bekerja sebagai dosen untuk mengawasi nona Shin hye dan sekarang tuan Lee memerintahkan saya untuk menjaga keselamatan anda tuan Zhimin."

"Jadi Shin hye?"

"Nona adalah putri dari tuan besar Lee Dong wook pemimpin Wild tiger." Jelas soo-hyun. Zhimin yang paham pun kini menganggukkan kepalanya.

"Mari tuan kita ke ruang rektor sekarang."

"Baiklah."

Zhimin dan Soo-hyun pun keluar dari kelas itu menuju ruangan rektor untuk masalah yang terjadi beberapa waktu lalu.

Suasana di ruangan itu sungguh canggung untuk Zhimin. Di hari pertama ia sudah masuk ke ruangan rektor. Sedang Shin hye tampak duduk santai seperti tak melakukan kesalahan apapun.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Suara pintu pun terbuka dan masuklah seorang pria paruh baya berparas tampan dengan aura tegas dan dingin memasuki ruangan itu. Siapa tak kenal dengan sosok itu? Seorang pemimpin gangster yang sangat di hormati seantero Korea bahkan di beberapa asia.

"Tuan Lee, silahkan duduk." Ucap seorang pria bernama Ha Ji won selaku rektor di Universitas itu.

"Apa yang sudah di lakukan putriku?"  Ucap tuan Lee tanpa ekspresi di wajahnya.

"Nona Shin hye melakukannya lagi tuan Lee. Kami sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk membuat nona Shin hye jera."

"Siapa korbannya kali ini?"

"Kali ini mahasiswa baru yang baru hari ini masuk tuan, dia Park Jimin." Ucap tuan Ha sambil menunjuk kepada Zhimin yang kini menunduk. Tuan Lee pun ikut menoleh ke arah pemuda yang duduk di sofa singgle tak.jauh darinya.

Tuan Lee mengeluarkan smirk nya setelah melihat siapa pemuda yang di maksud oleh tuan Ha.

"Tuan Ha, bisa kah anda keluar sebentar?" Ucap tuan Lee tanpa menatap rektor itu.

"Oh.. Baik tuan Lee." Tuan Ha pun beranjak dari dari sana dan segera keluar dari sana. Tuan Lee pun tersenyum tipis kemudian berjalan kearah Zhimin. Berlutut di depannya kemudian menggenggam salah satu tangan mungil itu dengan senyum yang tak hilang dari wajah yang biasanya menampilkan wajah datar itu. Putrinya Lee Shin hye pun mengerutkan keningnya heran dengan sikap ayahnya pada Zhimin, kenapa bisa begitu lembut pada orang yang baru saja ia temui?

"Tuan muda, sungguh kehormatan untuk saya bisa bertemu dengan anda." Ucap Tuan Lee kemudian memberikan sebuah kecupan pada punggung tangan Zhimin.

Zhimin pun tersentak atas perlakuan pria di depannya itu, "T-tuan apa yang anda l-lakukan?"

"Ayah!" Pekik Shin hye saat melakukan sesuatu pada pemuda yang ia klaim sebagai miliknya.

"Maafkan perilaku putri saya, saya akan pastikan hal ini tak akan terjadi lagi. Dan saya harap tuan muda memaafkannya." Ucap Tuan Lee begitu lembut.

"N-nde tuan."

"Tidak jangan panggil saya tuan panggil saja Dong wook hyung. Aku ini masih muda."

"Dasar tak tahu umur. Masih saja bisa menggombal tak sadar diri." Gerutu Shin hye sambil memutar bola matanya. Namun ia masih tak mengerti kenapa ayahnya bisa memperlakukan Jimin begitu istimewa.

"Nde hyung." Ucap Zhimin sambil tersenyum manis.

Tuan Lee kini berdiri dan berjalan ke arah putrinya kemudian sebuah tamparan telak menghantam pipi Shim hye.

𝙋𝙡𝙖𝙠

"A-appa?" Tatapan Tuan Lee kini berubah menajam hingga nyali Shin hye pun menciut. Dan Zhimin yang melihat itu begitu terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

"Kau.. Kau sudah berkali-kali melakukan ini dan sekarang kau melakukan pada putra orang yang sangat appa hormati. Kali ini appa pastikan hukuman akan appa berikan pada mu nanti dan appa harap jangan pernah sekali pun menyentuhnya barang sesenti dari tubuhnya atau kau akan menyesal. Dan ini..."

𝙋𝙡𝙖𝙠

"Hyung!" Pekik Zhimin saat tuan Lee kembali menampar Shin hye.

"....untuk kau yang telah mengotori leher mulusnya dengan tanda yang kau buat." Ucapan Tuan Lee terdengar sungguh menusuk di hati Shin hye.

"Jika appa mendengar kau melakukan itu

Pada tuan muda Zhu kau akan tahu sendiri akibatnya." Shin hye menatap appa nya bingung.

"Tunggu! Maksud appa siapa? Tuan muda Zhu?"

"Pemuda yang kau lecehkan adalah tuan muda Zhu, Lee Shin hye."

"MWO?!" Shin hye seketika terkejut hingga ia berdiri dari duduknya. Tuan Lee pun mendekatkan wajahnya kearah telinga putrinya.

"Kau akan tau akibatnya jika tuan muda Zhu tak terima atas perlakuan mu padanya." Bisik nya membuat tubuh sang putri menegang Kemudian tuan Lee menjauhkan wajahnya dan menatap putrinya tepat pada kedua mata yang menyiratkan ketakutan itu kemudian memberikan gerakan tangan ke arah leher menggerakkannya seakan menunjukkan gestur leher yang terpotong. Seketika Shin hye bergidik ngeri. Shin hye pun langsung berlari ke arah Zhimin dan berlutut di depannya.

"T-tuan muda.."

"Eh?" Zhimin tengah terkejut saat Shin hye berlutut di kakinya.

"T-tolong maafkan saya tuan muda. S-saya sudah melakukan hal yang buruk pada tuan muda. Tolong jangan bunuh saya. Ampuni saya tuan muda.." Racau Shin hye panik. Ia masih ingin hidup dan ingin mencari uke lainnya karena setelah tahu jika uke di depannya ini adalah anak dari rekan ayahnya yang terkenal sangat berbahaya itu, dengan berat hati ia akan mundur karena tak ingin mati konyol karena kebodohannya.

"Nona Shin hye tolong jangan begini."

"Tidak. Sebelum tuan muda memaafkan saya, saya akan tetap berlutut di depan tuan muda."

"Astaga nona tolong bangunlah, iya aku memaafkan mu. Sekarang bangunlah."

"T-terima kasih tuan muda. Sekali lagi maafkan aku."

"Nde.. Nde.. Sudah. Tidak apa-apa." Ucap Zhimin sambil tersenyum manis. Shin hye menggigit bibir bawahnya menahan diri agar tak sampai mencium pria di depannya itu saat ia merasa gemas akan uke di depannya uang tengah tersenyum hingga matanya menghilang dan hanya menunjukkan garis yang terlihat sangat cantik.

"Shin hye.." Panggil tuan Lee dan Shin hye pun menolehkan kepalanya pada sang ayah.

"Nde appa?"

"Pulang nanti, temui appa di ruang kerja appa. Ada sesuatu yang harus appa bicarakan denganmu. Dan tuan muda saya permisi." Zhimin pun mengangguk.

"Baik appa." Ucap Shin hye sambil menatap sang ayah berjalan keluar dari ruangan itu.

𝙏𝘽𝘾

avataravatar
Next chapter