webnovel

Langkah Pertama di Dungeon Luxurie

"Oh, nanti saya akan mencarinya di dalam Dungeon," jawab Satria. Di dalam Dungeon memang biasanya semua player kadang bekerjasama untuk menghadapi bos lantai meski mereka dari squad atau guild yang berbeda.

"Oh jadi squadmu sudah ada di dalam Dungeon ya," kata si pria mengambil kesimpulan yang berbeda dengan yang dimaksud oleh Satria.

"Kalau begitu kamu sudah bisa memasuki Dungeon, di papan itu ada data tentang bos lantai mana saja yang sudah dikalahkan dan waktu hidunya (respawn) lagi. Bos lantai 10 kira-kira empat jam lagi respawn sedangkan bos lantai 20 dua puluh tiga jam lagi baru respawn," tutur si wanita sambil menunjuk papan yang menunjukan data bos lantai Dungeon.

"Setelah bos lantai dikalahkan kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mereka respawn kembali?" tanya Satria.

"Semuanya tergantung level bos lantainya sendiri. Bos lantai 10 memerlukan waktu 1x24 jam untuk respawn kembali, bos lantai 20 memerlukan waktu 2x24 jam untuk respawn kembali, bos lantai 30 memerlukan waktu 3x24 jam untuk respawn kembali dan begitu seterusnya hingga bos lantai 100 yang memerlukan waktu 10x24 jam untuk respawn," jawab si wanita.

"Ternyata jumlah lantai Dungeon juga sudah bertambah, tapi baru sampai bos lantai 20 saja yang menunggu respawn, itu artinya bos lantai 30 masih belum dikalahkan," batin Satria.

"Untuk masalah item atau harta yang didapatkan dari Dungeon apakah ada ketentuannya?" tanya Satria.

"Untuk masalah itu tidak ada ketentuan apa-apa, para petualang berhak memilikinya. Kecuali nanti ada sebuah item yang dianggap berbahaya oleh asosiasi petualang dan diminta untuk diserahkan baru harus diserahkan. Satu hal yang pasti pastikan jangan sampai membawa monster dari dalam Dungeon, kami tidak bertanggung jawab jika sesuatu terjadi nantinya," jawab si pria.

"Apakah dengan membunuh monster dungeon maka akan ada perubahan pada tingkat rank petualang?" tanya Satria lagi.

"Mungkin untuk statistik petualang itu sendiri akan mempengaruhi, namun untuk rank petualang tetap tidak berpengaruh. Sebab yang asosiasi nilai bukanlah kekuatan seorang petualang, tapi seberapa banyak dia berkontribusi untuk penduduk di sekitarnya. Karena itulah asosiasi menilai rank seorang petualang dari quest yang dia selesaikan," jawab si wanita.

"Tunggu dulu, kalian bilang statistik?" tanya Satria sambil semakin mendekati kedua orang yang ada di belakang meja tersebut. Dia ingin memastikan apakah dia salah dengar atau tidaknya.

"I-iya, kamu bisa mengeceknya dari namamu yang melayang di atas telapak tangan kirimu. Tekan namanya dengan jari telunjuk kananmu dan katakan 'akses' nanti akan muncul statistikmu dan juga sebuah penyimpanan ajaib yang dapat memasukan benda di dalamnya. Tapi slotnya terbatas tergantung statistik dan levelmu," tutur wanita itu yang juga terlihat kaget dengan reaksi Satria.

Satria tanpa banyak bicara langsung melihat nickname Loner King yang melayang di atas tangan kirinya, perlahan dia menyentuhnya dengan jari telunjuk tangan kanan. Lalu nicknamenya lenyap dan berubah seperti pemindai sidik jari. Satria benar-benar terkejut melihatnya. Rasa senang dan bahagia langsung muncul di benaknya.

"Akses," ucap Satria tanpa menggerakan jari telunjuknya.

Saat itu juga tiba-tiba muncul tulisan 'accepted' di atas telapak tangan kirinya. Tiba-tiba saja muncul visualisasi tubuhnya lengkap dengan statistik datanya dari mulai MP, EXP, level dan statistik kekuatannya. Satria langsung tersenyum lebar melihatnya, seolah dia saat ini melihat monitor hologram diatas telapak tangan kirinya. Tapi saat itu juga dia langsung sadar bahwa ada satu data yang tidak muncul di sana, yakni data HP miliknya.

"Oh iya apa tidak ada data tentang HP di dalamnya?" tanya Satria. Dua orang yang berdiri di hadapan Satria tampak saling pandang karena bingung.

"Apa itu HP? Atau kami salah dengar dan yang kamu bilang adalah MP?" tanya si pria.

"Ah tidak, aku hanya keceplosan," ucap Satria sambil tertawa kecil. Dia yakin data tentang HP memang tidak muncul di sana. Itu artinya dia tidak tahu berapa jumlah health poin miliknya ketika bertarung dengan monster atau terluka, bisa disimpulkan kini HP para player adalah nyawanya sendiri.

Saat Satria menggeser tampilan yang tampil tiba-tiba saja muncul slot 'bag' atau tas yang biasanya digunakan untuk menyimpan peralatan, item, potion, senjata dan yang lainnya. Ternyata semua perlengkapan yang sudah dimilikinya memang berada di dalam sana. Satria terlihat semakin sumringah melihatnya, dia kembali menggeser tampilan hologram di atas telapak tangan kirinya tiba-tiba saja muncul tampilan map seperti yang ada di dalam game.

"Bahkan ada mapnya juga, dengan begini aku tidak akan tersasar lagi. Tapi masih banyak bagian yang diarsir lagi seakan tertutup," ujar Satria tanpa sadar.

"Itu adalah bagian dunia ini yang belum kamu jelajahi, tapi kamu jangan terkejut kalau masih banyak area hitamnya sebab dunia ini memang luas," tukas si pria menanggapi perkataan Satria yang keluar tanpa sadar. Mendengar hal itu Satria langsung terkejut dan tersenyum karena tidak terasa dia berujar.

Satria mencoba menggesernya lagi tapi tidak ada lagi. Tampaknya hanya ada tiga tampilan itu saja yang ditunjukan. Saat Satria mengepalkan tangan kirinya karena pegal tiba-tiba saja tampilan layaknya hologram itu langsung lenyap.

"Apakah kita bisa melihat statistik milik orang lain?" tanya Satria.

"Tidak, kita hanya bisa melihat milik kita sendiri. Slot tas ajaib juga bisa digunakan oleh pemiliknya sendiri dengan cara menekan item yang akan digunakan, nanti item itu akan muncul tepat di hadapanmu," jawab si wanita.

"Tunggu, tapi darimana kalian mengetahui hal ini? Sebab asosiasi petualang di Kota Lunar juga tidak mengetahuinya," tanya Satria dengan penuh waspada. Dia pikir jangan-jangan kedua orang di depannya itu bukanlah NPC melainkan seorang player game MW RPG. Tapi jika memang player seharusnya mereka tahu istilah tentang HP yang dia katakan tadi.

"Saat ini informasi ini baru diketahui oleh para petualang di Ibukota Kerajaan saja. Mereka juga baru mengabari kami hari kemarin. Karena itulah para petualang juga baru mengetahui hari ini saja, kabarnya informasi ini baru akan disampaikan ke masyarakat luas esok hari. Itu artinya informasi ini akan butuh waktu lama untuk sampai di kota-kota yang jauh di Kerajaan Luxurie," tutur si pria.

"Kami juga pertama kali mengetahuinya sangat kaget, kami tidak menyangka jika selama ini nama yang melayang di atas telapak tangan kiri kami memiliki kegunaan. Aku yakin masyarakat juga akan terkejut mengetahuinya, dengan begini kita akan semakin mudah memahami tubuh kita. Apalagi bagi yang mau menjadi petualang, mereka bisa tahu bakat mereka sedini mungkin," timpal si wanita sambil tersenyum.

"Begitu rupanya jadi informasi ini memang baru mereka ketahui, tapi kenapa baru sekarang?" batin Satria.

"Apakah yang menyampaikan informasi ini adalah pihak Kerajaan Luxurie?" tanya Satria.

"Emh.. kami tidak tahu pasti, tapi kami mendapatkan informasi ini dari asosiasi petualang Ibukota. Kemungkinan mereka memang mengetahuinya dari Kerajaan," jawab si pria.

"Apakah benar? Tidak ini masih belum bisa dipercaya, jika memang kerajaan sudah mengetahuinya mengapa mereka baru mengumumkannya kemarin? Aku yakin ini bukanlah informasi yang bisa didapatkan NPC secara otomatis. Satu-satunya hal yang masuk akal adalah informasi ini memang baru disebarkan oleh seseorang yang tahu jelas sistem game ini," pikir Satria.

"Aku yakin dalang dibalik keberadaan para player di dunia ini adalah orang yang menyebarkan informasi seperti ini. Bahkan player lama sepertiku tidak tahu info sepenting ini, tidak mungkin juga ada orang yang iseng menekan-nekan namanya dan secara kebetulan menyebutkan kata 'akses' itu mustahil. Ini bukanlah skill tapi kalimat perintah (command control)," batin Satria.

Satria terus tertegun memikirkan sebenarnya siapa dalang dibalik semua ini. Sejauh ini kemungkinan memang pihak developer game adalah dalangnya, tapi untuk apa? Dan bagaimana cara mereka melakukannya? Apa sebenarnya tujuan mereka? Satria benar-benar bingung dan tidak ada satu petunjuk yang mampu membantunya. Akhirnya Satria menghela nafas dalam dan memutuskan untuk memikirkannya nanti, kini dia akan fokus kepada masalah di depannya sendiri.

"Terima kasih banyak atas informasinya, aku tidak menyangka jika namaku memiliki keistimewaan seperti ini," tutur Satria sambil menundukan kepala tanda hormat.

"Sama-sama, kami juga memberitahukannya kepada semua petualang kok. Kamu juga boleh menyebarkan informasi ini kepada yang lainnya, dengan begitu semua orang akan semakin cepat mengetahuinya," ucap si wanita dengan ramah dan membalas menundukan kepalanya.

"Baiklah, kalau begitu saya pamit dulu," ucap Satria sambil tersenyum senang. Kelihatannya dia kini harus mencoba banyak hal di Dungeon. Mengalahkan monster Dungeon akan jadi prioritas keduanya saat ini setelah mengecek semua informasi baru yang dia dapatkan barusan.

"Silahkan. Tetaplah waspada dan berhati-hati. Nanti sesudah dari Dungeon kamu diharuskan datang kemari lagi untuk membuat laporan," jawab si pria.

"Tentu saja," jawab Satria sambil mengangguk. Dia lalu berjalan keluar dari bangunan yang ada di dekat pintu gerbang Dungeon.

Satria langsung berjalan menuju pintu masuk Dungeon yang berupa gua yang ditutup pintu gerbang besar dan tinggi. Dua orang demi human bertubuh menyeramkan berdiri menjaga di kedua sisi pintu. Saat Satria mendekat mereka langsung membukakan pintu, kelihatannya kegunaan pintu itu adalah untuk mencegah adanya monster dungeon yang kabur keluar dari dalam.

Satria langsung masuk ke dalam gua, ternyata di bagian dalam gua juga ada dua pos bangunan yang dijaga oleh beberapa demi human menakutkan. Kelihatannya mereka adalah demi human yang bertugas membukakan pintu dari dalam jika ada petualang yang mau keluar dari dungeon.

"Hemh.. kelihatannya ini akan menjadi semakin menarik saja," batin Satria sambil terus masuk ke dalam gua. Semakin lama keadaan di dalam semakin gelap, hanya kunang-kunang saja yang menyala dan membantu Satria melihat keadaan di sekitarnya samar-samar.

"Wizard," ucap Satria.

"Fire," ucap Satria sembari langsung membuka tangan kanannya saat itu juga muncul bola api yang menyala di atas telapak tangan Satria. Kini jalanan lebar di depannya langsung terlihat, ternyata gua itu memang cukup lebar juga jika dilihat sedekat itu, padahal di dalam game terlihat lebih kecil.

Bersambung…