Rasa sakit yang dirasakan Vorden akibat ditusuk dari belakang sebenarnya tidak begitu menyakitkannya. Dia tidak tahu apakah itu karena adrenalin yang mengalir dalam tubuhnya, faktor ketakutan, atau hal lain. Namun, ada rasa sakit yang berat di hatinya. Rasa sakit karena dibunuh oleh orang yang selalu ia sayangi.
"Mengapa kau melakukannya, Sil? Bahkan jika kau tidak percaya rencana itu akan berhasil, kita bisa mencoba. Aku tidak percaya kau benar-benar peduli dengan hal-hal seperti pergi ke istana, menjadi salah satu dari mereka. Kau tidak pernah mengungkapkan sesuatu seperti itu, ataukah itu adalah perasaan yang kau miliki sejak awal?"
Rasa sakit kecil yang dirasakan Vorden di punggungnya sekarang sudah sepenuhnya hilang, dan penglihatannya telah memudar menjadi kosong. Bukan seperti tidur ketika seseorang tidur, mereka akan melihat kegelapan karena kelopak mata mereka menutupi penglihatan mereka, tetapi mereka benar-benar tidak melihat apa-apa ketika seseorang sudah mati.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com