Setelah 10 tahun meninggalkan Korea, kini Rose berencana untuk kembali ke negri asalnya, tapi dia tidak berencana untuk menetap lama disana. Rose hanya kembali untuk mengambil beberapa dokumen penting, sejumlah perhiasan, dan sejumlah uang yang pernah Jimin berikan untuknya.
Semua uang yang Rose pernah bawa sudah dia habiskan dalam pelariannya selama 10 tahun.
Setelah menempuh perjalanan berbulan-bulan melalui jalur laut, Rose akhirnya tiba di rumahnya. Rumah yang menyimpan sejuta kenangannya bersama Jimin.
Maka saat dirinya berdiri di depan gerbang, hatinya mulai bergetar karena perasaan tertekan yang tiba-tiba menghampirinya. Dia begitu gugup hingga tangannya tidak sanggup membuka gembok gerbang rumahnya.
Penampilan Rose pun kini sangat berubah, sehingga orang-orang sulit mengenalinya.
Maka setelah berjuang melawan perasaannya, dirinya pun akhirnya punya kekuatan untuk membuka gerbang itu.
Lalu perlahan-lahan dia berjalan menuju pintu rumahnya.
Tapi sembari melangkahkan kakinya menuju pintu, mendadak Rose berteriak. Dirinya terguncang karena tiba-tiba teringat akan semua kejahatannya pada mantan suaminya Jimin.
Dia teringat bagaimana Jimin menangis di hadapannya. Dan memohon kepadanya. Tangisan, dan raut wajah kesedihan Jimin tergambar jelas di dalam benaknya.
Maka Rose pun terjatuh karena lututnya yang lemah. Lalu dia berteriak sambil menangis histeris seperti orang gila di depan pintu rumahnya. Memori pahit itu terus mengusik dan menghantuinya. Semakin lama semakin kuat terdengar di telinganya.
Lalu beberapa saat kemudian dia mengulurkan tangannya, dia seperti melihat Jimin muncul di hadapannya dan hendak membantunya bangkit berdiri.
Tapi seraya dia mengangkat tangannya, bayangan Jimin pun mendadak hilang. Maka Rose yang masih terbaring di lantai itu berkata,
"Jimin!
Sudah 10 tahun... sudah 10 tahun aku berupaya untuk hidup normal tanpa dirimu.
Tapi aku tidak bisa. Perasaan ini selalu menekan ku.
Dia menekan ku hingga mau mati rasanya.
10 tahun aku harus menahan tekanan emosi ini karena dirimu.
Kenapa Jimin? Kenapa?"
Lalu dia mencoba bangkit berdiri. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya dan membuka pintu rumahnya.
Tapi seketika pintu terbuka, matanya tiba-tiba menuju foto Jimin yang terpajang mengarah ke pintu.
Dia pun semakin takut dan gemetar melihat tatapan Jimin di foto itu yang seakan menghujam jantungnya.
Mata itu seperti menyimpan banyak misteri. Dia tidak tahan melihat sorotan mata Jimin di foto itu.
Sehingga dirinya terjatuh lagi dan badannya terguncang sambil memegangi lehernya seperti sedang melepaskan tangan seseorang yang mencekiknya. Dia berkata,
"Agh.... tidak Jimin!
Ampuni aku!
Tolong ampuni aku!"
Tapi begitu dia berhasil melepaskan tangan itu, dia sadar bahwa ternyata dia hanya berhalusinasi.
Maka dia pun bangkit berdiri dan mengambil foto Jimin. Dia membantingnya dengan keras ke lantai hingga pecah.
Kemudian dia mengambil pecahan kaca itu dan menggoreskannya di tangannya hingga darah bercucuran membasahi foto itu tepat pada wajah Jimin. Dia berkata,
"Lihat!
Lihatlah darah ini Jimin!
Lihatlah betapa sesungguhnya aku mencintaimu. Aku bahkan rela mati untukmu.
Seandainya saja waktu itu kamu tahu perasaan ku yang terdalam, pasti tidak akan seperti ini.
Pasti kita sudah bahagia. Aku, kamu dan anak-anak kita.
Tapi coba lihat apa yang sekarang aku dapatkan!
Hanya luka dan penderitaan.
Tapi aku akan tetap mencintai mu selamanya. Meski kau sudah tiada, tapi kamu akan tetap di hati ku.
Lihatlah tato di dada ku ini. Tato yang bertuliskan nama mu.
Aku tidak akan menghapusnya sampai aku mati."
(Ungkapnya sambil berlinang airmata dan tak peduli darah terus menetes membanjiri foto Jimin )
Setelah itu dia diam sejenak. Tapi kemudian dia tertawa cekikikan dan berkata,
"Agh,,,,tapi,,, tunggu sebentar sayang!
Aku harus melihat seperti apa keadaan kuburanmu sekarang.
Kuburan yang aku bangun dengan tangan ku sendiri.
Apakah masih indah seperti dahulu aku meninggalkannya? Hahahahaha."
Lalu dia segera berlari menuju taman belakang rumah.
Dia melihat taman itu sudah tampak buruk, rumput-rumput liar yang menjalar sudah tumbuh memenuhi kuburan Jimin.
Dan kursi taman yang dulu Rose tempatkan tepat di atas kuburan Jimin, juga sudah tertutupi dengan rumput-rumput liar yang menjalar itu.
Maka Rose segera berlari menuju gudang dan mengambil alat pemotong rumput, dia membersihkan seluruh taman itu, khususnya kuburan Jimin, dia buat menjadi sangat rapi dan indah kembali. Setelah itu, dia membakar dupa untuk menghormati arwah Jimin, dan menaruh beberapa persembahan di atasnya. Lalu berkata,
"Sayang ku Jimin!
Aku sudah melakukan yang terbaik untuk mu hari ini. Aku sudah membersihkan tempat mu, dan membakar dupa yang harum untuk mu. Aku juga sudah berdoa untuk mu, dan aku berharap semoga arwah mu tenang disana.
Aku sangat merindukan mu. Tapi aku tidak akan menetap lama disini. Karena aku tidak ingin bayangan mu selalu datang menghantui ku. Aku akan pergi ke tempat yang sangat jauh. Sangat jauh hingga sulit ditemukan."
Usai melakukan semua itu, Rose kemudian berbaring di atas makam itu dan memejamkan matanya sejenak.
Setelah itu dia pergi ke kamar lalu membuka brankasnya.
Dia memasukkan beberapa dokumen berharga miliknya, uang, dan sejumlah perhiasan miliknya, semuanya dia masukkan ke dalam sebuah tas ransel.
Tapi sebelum Rose pergi, dia lebih dulu merapikan semua kekacauan yang sudah dia buat. Pecahan kaca dan noda darahnya yang membanjiri foto Jimin.
Semuanya dia rapikan sampai tak meninggalkan bekas.
Setelah dia merasa semua sudah beres. Dia pergi dan mengunci pintu rumahnya dengan sangat rapat. Dia juga mengucapkan salam perpisahan untuk mantan suaminya itu.
"Aku mencintai mu sayang."
"Tunggu aku! Kita akan kembali bersama suatu saat nanti."
Sembari berjalan keluar, Rose merasa kerongkongannya sangat haus sekali. Hingga dia batuk-batuk. Maka Rose singgah ke salah satu minimarket untuk membeli beberapa minuman kaleng dan makanan. Dia juga membeli obat dan perban untuk luka di tangannya.
Lalu saat mengantri di kasir. Tiba-tiba muncul sebuah berita di TV minimarket itu. Sebuah berita yang mengatakan bahwa pihak kepolisian tengah mengadakan konfrensi pers untuk menyelidiki kasus kematian Jiyeon kembali.
Dia pun gemetar setelah menyaksikan berita itu. Tapi dia berusaha untuk tetap tenang agar orang lain tidak curiga padanya.
Sembari masih menunggu antrian di kasir, Rose juga mendengar seseorang berbicara kepada rekannya, bahwa dia juga akan menyelidiki kasus itu.
Lalu usai membayar di kasir, dia cepat-cepat pergi meninggalkan minimarket itu dan kembali ke rumahnya untuk memastikan tak ada jejak yang tertinggal.
**********
Orang-orang yang akan terlibat dalam penyelidikan itu nantinya adalah :
Kim Nam joon
Seorang detektif muda yang tampan dan bersemangat, dicintai banyak wanita. Tidak mudah menyerah dan sangat berambisi.
Min yoongi
Bos detektif yang pemarah dan tak suka muluk-muluk.
J Hope
Asisten yang akan ditugaskan untuk setia mendampingi Nam joon dan menulis laporan untuknya.