webnovel

Sisi Gelap Kekasih Ku Psychopath [ END ]

Kehidupan dua sejoli yang berubah sejak hadirnya sosok ke 3. Membuat perlakuan buruk pun tak bisa lepas dari kehidupan Sang Istri. Sang istri yang dulu mencintai Sang Suami kini telah berubah bak pembunuh berdarah dingin karena tekanan emosi yang kuat yang dihadapinya dari Sang Suami. Lalu dia membuat berbagai cara untuk bisa menyiksa suaminya hingga membuatnya mati di tangannya sendiri. Lalu menyembunyikan kebenaran itu selama bertahun - tahun. Lalu setelah sekian lama, dia akhirnya bisa menemukan pria lain yang bisa membuatnya sadar kembali. Tapi saat dia menyadari semua kesalahannya, dan memperbaiki hubungannya, pria yang bersamanya itu malah melaporkan nya ke polisi hingga membuat nya mendapat hukuman mati dari pemerintah. pria itu bahkan sangat jijik melihatnya dan menyesal sudah mencintai wanita itu. Hingga membuatnya tidak sudi melihat kematiannya. Bacanya jangan setengah-setengah yah teman. Dan jika ada yang kurang, berilah dukungan dengan komentar yang positif dan membangun. Dan jangan lupa vote yah teman-teman. Thanks,

Kily_Kiky · Celebrities
Not enough ratings
17 Chs

Part 8. Kemana Ku Harus Melangkah

Sesampainya di rumah, Rose segera berlari menuju taman belakang dan berlutut dengan muka ke tanah di atas makam Jimin. Sambil menangis dia berkata,

"Jimin, kemana aku harus pergi?

Mereka semua sekarang mencari ku sayang.

Tolong bawa aku pergi jauh dari sini!

Bawa aku menuju kepada kehidupan Jimin!

Aku tidak sanggup lagi. Aku lemah dan terkulai saat ini. "

Seraya dia masih menangis, tiba-tiba muncullah suara-suara halus yang memanggilnya dari kejauhan. Suara itu berseru dengan nyaring,

"Rose,,, Rose,,,  kemarilah sayang!"

"Kemarilah!"

Semakin lama suara itu terdengar semakin jelas, hingga membuatnya bangkit mengangkat lehernya dan pergi mencari tahu dari mana sumber suara itu berasal.

Suara-suara itu terus saja memanggilnya, dan menuntunnya pada suatu tempat. Hingga setelah beberapa saat suara itu akhirnya berhenti memanggilnya.

Kemudian dia terdiam sejenak, lalu sebuah bayangan seperti bayangan Jimin muncul di hadapannya, bayangan itu mengulurkan kedua tangannya dan hendak memeluk Rose.

Maka Rose segera melangkah mendekati bayangan itu dan memeluknya dengan erat.

Dia memeluknya dengan penuh kerinduan yang hebat sambil menangis di leher Jimin. Lalu bayangan itu berkata,

"Kenapa kamu takut Rose?

Bukankah aku ada disini, dalam pelukan mu?

Lihatlah aku memeluk mu dengan sangat erat!

Berhentilah menangis!"

Lalu Rose menjawab,

"Jimin bawa aku pergi dari sini!

Mereka sekarang mencari ku, mereka akan menangkap ku."

(Ujarnya sambil menangis dalam pelukan bayangan Jimin)

Selagi masih dalam pelukan bayangan itu, Rose terus saja menangis, sambil memeluk bayangan itu dengan erat seolah tak mau pergi darinya. Tapi ketika dia merasa nyaman dan tenang, bayangan itu meninggalkannya dalam sekejap.

Maka Rose pun kebingungan sampai akhirnya dia sadar bahwa lagi-lagi dia hanya berhalusinasi.

Kemudian Rose mengamati ke sekelilingnya dan terkejut mendapati dirinya berada di kamar tempat mereka menghabiskan kebersamaan dan keromantisan mereka berdua dulu. Maka dia berkata lagi,

"Jimin, kenapa kamu membawaku ke sini?

Kamu tahu tempat ini menyimpan sejuta kenangan manis dan pahit kita berdua.

Kenapa kau membuat ku semakin sulit melupakan mu?"

Maka Rose berjalan menuju cermin, dia menatap dirinya dan berbicara sendiri pada bayangannya. Dia mengungkapkan perasaannya kepada cermin. Dia berkata,

"Kenapa aku harus menyesal sudah menghabisi mu Jimin?

Seharusnya aku bahagia karena bisa membalaskan sakit hati ku.

Tapi kenapa aku justru tertekan seperti ini?

Kenapa aku tidak bisa memaafkan mu?

Bukankah aku mencintai mu?

Jimin suami ku tersayang. Kenapa aku jadi tidak waras seperti ini?

Hahahahaha,,,,,,

Seharusnya aku tidak perlu menyesal sudah membuat mu tiada. Kau pantas mendapatkannya.

Jimin,,, aku ingin kau berada di sisi ku sekarang.

Peluk aku lagi Jimin!

Peluk aku!"

Belakangan dia pun merasa lelah karena perasaan tertekannya. Dengan semua ucapannya yang tidak masuk akal. Maka dia pergi berbaring hingga akhirnya terlelap.

**********

Lalu pada esok harinya, dia bangun pagi-pagi sekali dan membereskan kamar tidurnya, dia juga membersihkan makam Jimin, hingga tak ada lagi dupa dan taburan bunga di situ. Semuanya dia bungkus dan dia masukkan ke dalam kantong plastik untuk dibuangnya ke tempat yang jauh.

Usai membereskan semuanya, dia pun pergi meninggalkan rumahnya sambil membawa ransel yang berisi dokumen penting, uang, dan seluruh perhiasannya.

Kemudian dia pergi menuju halte bus, dan duduk disana sambil menunggu bus datang. Dia mengenakan masker seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Setelah 5 menit menunggu, tiba-tiba dua orang pria muda datang menuju halte bus entah dari mana datangnya, mereka berdiri tepat di sebelah Rose. Mereka adalah Nam joon dan J hope.

Mereka begitu asyik berbicara satu sama lain.

"Nam joon, menurutmu bagaimana kita akan menyelidiki kasus itu? Kamu tahu kan kalau kasus itu sudah ditutup 10  tahun yang lalu? Biarkan saja pihak kepolisian yang mengerjakannya.

(Ujar J hope)

"Apa? Apa kau akan menyerah begitu saja? Apa kau mau berurusan dengan bos mu Min Yoongi yang cerewet itu?

Dari pada mendengarkan kata-katanya yang menyakitkan seperti tikaman pedang, lebih baik aku sibuk mengurusi kasus yang rumit ini. Aku juga sangat penasaran dengan kasus itu.

Menurut ku, pembunuhnya tidak lain adalah orang yang sangat dekat dengan Jiyeon.

Dan aku akui memang ini sangat sulit, karena tidak ada bukti yang kuat." ( Balas Nam joon )

Dan selagi mereka berbicara, akhirnya bus pun tiba. Maka mereka semua masuk ke dalam bus.

Dan Rose sengaja memilih duduk di dekat mereka agar bisa mendengarkan pembicaraan mereka.

**********

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Nam joon dan Jhope pun turun di depan kantor milik Yoongi seorang bos detektif. Maka Rose juga ikut turun dan mengikuti mereka dari jauh. Dia sangat penasaran siapa mereka berdua.

Akhirnya Nam joon dan J hope pun masuk menemui Yoongi atasan mereka di ruangannya.

"Tok.... tok... tok... " (Bunyi suara pintu)

"Masuk!" (Teriak Yoongi)

Bagaimana? Kau dapat hasilnya?"

(Ucap Yoongi sambil menatap wajah Nam joon tajam)

"Maaf pak belum."(Balas Nam joon sambil tertunduk )

"Kamu ini bagaimana. Sudah dikasih waktu 1 minggu, tapi belum ada laporan." (Teriak Yoongi)

Sementara J hope hanya bisa terdiam dan tak berani berbicara, bahkan menatap mata sang bos pun tak berani.

Kemudian Nam joon berbicara lagi,

"Pak tolong beri saya waktu sekali lagi!

Saya akan berusaha sekeras mungkin untuk menyelidikinya.

"Baiklah! Kalau sampai dalam waktu yang sudah ditentukan kamu belum mendapat apa-apa, lebih baik kamu keluar saja.

Ganti profesi yang laih saja. Paham!"

Sekarang pergilah!"

Jangan berlama-lama di sini. Suasana hatiku jadi semakin buruk melihat wajah kalian berdua."

(Ujar Yoongi sambil menggiring mereka berdua keluar dan mengunci pintu)

Yoongi juga berpikir bagaimana dia bisa menuntaskan kasus itu.

Saat ini dia hanya memiliki sedikit bukti tapi tak begitu kuat.

Sementara itu Nam joon dan J hope pun kembali ke ruangannya dan berdebat satu sama lain.

Lalu Nam joon berjalan ke arah jendela dan membuka tirai jendela itu. Kemudian dia memandang ke luar. Lalu kedua bola matanya tak sengaja melihat seorang gadis yang sedang berdiri di depan gerbang. Gadis itu tak lain adalah Rose yang terus memperhatikan kantor mereka.

Maka Nam joon pun memanggil J hope.

"J hope!

J hope!

Kemarilah!

Lihat! Bukankah itu gadis yang bersama kita di dalam bus? Untuk apa dia kemari?"

(Ujar Nam joon sambil mengkerutkan keningnya)

"Agh,... kau ini! (Balasnya sambil memukul kepala Namjoon)

Mungkin dia sedang menunggu seseorang.

Lagi pula untuk apa kita mengurusi orang tidak penting seperti dia. Urusan kita banyak.

Banyak." (Balas J Hope)

Tapi Nam joon terus memperhatikannya, dia bahkan membuka tirai jendela itu lebih lebar lagi sehingga dia bisa leluasa memandang. Lalu tanpa disengaja, mata mereka berdua pun saling bertatapan.

Nam joon pun sangat kaget dan menutup tirai itu dengan cepat.

Karena tatapan Rose sangat tajam seperti hendak menelannya utuh.

"Aduh,,, aduh,,, jantungku hampir saja berhenti berdetak.

Tatapan itu sangat tajam, aku seperti mau diterkam saja."

(Ungkapnya sambil mengelus-elus dadanya)

"Kenapa?" (Tanya J hope sambil mencari-cari dokumen di lemari brankas)

"J Hope! Kamu ingat kan gadis yang tadi bersama kita dalam bus? (Tanya Nam joon yang pergi menghampiri J Hope menuju lemari brankas)

"Oh,,, gadis aneh dan tidak penting itu?

Memangnya kenapa?"

(Balasnya sambil terus mengubrak-abrik tumpukan kertas di lemari brankas)

"Hei! Jangan sembarangan bicara!

Aku merasa dia pasti ada hubungannya dengan kasus ini. Kalau tidak, untuk apa dia terus berdiri di depan gerbang?"

(Balas Nam joon)

"Kamu ini memang aneh yah, otak mu sudah tidak waras.

Aku tahu kamu begitu penasaran dan tertarik dengan kasus ini, tapi bukan berarti semua orang bisa kamu tuduh ikut terlibat."

"Aishhhh.... "

"Sudah! Sudahlah! Aku lagi pusing nih." (Balas J hope geram)

"Baiklah kalau kamu tidak percaya, tapi jika suatu saat aku terbukti benar, awas kamu!"

(Balas Nam joon sambil meninggalkan J hope)

Sedangkan J hope terus mencari berkas-berkas lama tentang kasus kematian Jiyeon tapi tak membuahkan hasil.