Setelah Pak Marco hilang dari pandangannya, Qiran langsung mendelik ke arah Alby. Dengan tatapan sinis dan seolah ingin memangsanya.
"Kenapa senyum-senyum? Senang ya?" kata Qiran kesal.
"Iya, kok tahu!" jawab Alby menyeringai.
"Dasar gila!" umpat Qiran. Ia pun berlalu meninggalkan Alby. Dan tentu saja Alby pun mengikutinya dari belakang.
"Hey, tungguin dong. Aku kan harus jagain kamu!" celetuk Alby.
Mendengar hal itu, Qiran pun berhenti melangkah dan membalikan badannya. "He Cumi bakwan yang digoreng dadakan! Dengerin ya baik-baik, aku tidak perlu di jagain sama kamu, karena aku tidak Sudi dijagain sama kamu! Paham?" kata Qiran kesal.
"Tidak!" jawab Alby menyeringai dengan raut wajahnya terlalu polos sehingga membuat Qiran berimajinasi ke mana-mana.
"Kamu! memang benar-benar menyebalkan!" kata Qiran dengan menatap penuh Alby.
"Ini kan amanah dari ayah kamu, jadi aku harus menjaga kamu, sampai ayahmu pulang kembali. Jadi tolong kerja samanya okey!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com