webnovel

Maafkan Aku Terakhir Kalinya!

Editor: Wave Literature

Setelah menyombong pada Shi Guang, He Xinnuo pun pulang untuk tidur. Dalam mimpinya, Shi Guang dimarahi dan dipukuli oleh semua orang, seperti tikus kotor di jalanan.

Begitu terbangun dari tidurnya, hal pertama yang ia lakukan adalah membuka internet—ia sangat penasaran bagaimana para warganet memarahi Shi Guang.

Akan tetapi ia disapa oleh kejutan.

Kenapa semua justru berbalik arah?

Ia tidak menyangka pihak penyelenggara akan mengeluarkan hasil tes secepat ini untuk membuktikan Shi Guang tidak bersalah!

Shi Guang jelas-jelas sakit flu beberapa hari sebelum tes! Bagaimana bisa ia tidak minum obat apapun? Tidak mungkin! Pasti masih ada obat yang tersisa!

Namun hasil tes itu mengindikasikan tidak ada secuil pun senyawa mencurigakan di dalam tubuh Shi Guang.

Tak hanya itu… para warganet telah berhasil menemukannya, dan mengatakan bahwa ia dengan sengaja menjebak Shi Guang!

He Xinnuo merasa seakan tenggelam dalam danau es.

Ia menulis kiriman itu di warnet. Setelah pulang ke rumah, ia mengirimkan beberapa balasan untuk kiriman itu—walaupun dengan akun berbeda. Bahkan kalaupun ia terekspos, ia dapat mengatakan kalau ia ditipu, dan dengan begitu bisa menyalahkan Shi Guang beserta para warganet. Karena sudah banyak orang yang menyalahkan Shi Guang, tidak salah untuk menambahkan semuanya.

Selama ia membantah semuanya sampai akhir, mereka tidak bisa memutuskan kalau He Xinnuo juga yang telah mempublikasikan kiriman itu. He Xinnuo merasa lebih lega memikirkan hal itu.

Akan tetapi, fakta bahwa ia terekspos ke publik kemungkinan besar ada hubungannya dengan Shi Guang; ia yakin bahwa perempuan itu telah mengerahkan pasukan palsu di dunia maya untuk memulai diskusi tentangnya juga.

Dengan kesal, He Xinnuo menelepon Wu Xing.

Tepat saat itu, Wu Xing sedang benar-benar dicemooh oleh Bos Lei di klub renang.

Ia telah bekerja bersama Bos Lei selama bertahun-tahun, dan biasanya bisa menerima suap secara diam-diam dari anggota yang berpotensi. Terkait masalah itu, Bos Lei biasanya menutup mata—lagipula, hal itu tidak mempengaruhi kepentingannya.

Tapi kali ini berbeda.

Melihat ponselnya berdering, Bos Lei meraung, "APA ITU HE XINNUO?!"

Wu Xing gemetar dan mengangguk. Bos Lei merebut ponselnya, dan meneriaki He Xinnuo di telepon, "CEPAT KEMARI!!"

He Xinnuo langsung tahu kenapa Bos lei memanggilnya. Tapi ia tahu, selama ia membantah semua itu sampai akhir, tidak ada yang bisa dilakukan oleh Bos Lei.

Paling buruknya, ia hanya harus menahan cercaan bertubi-tubi dari Bos Lei.

Setibanya di klub, He Xinnuo tidak balas marah atau membantah, dan memilih untuk menelan raungan Bos Lei yang seperti hewan buas.

"KEPARAT! APA OTAK SIALMU ITU PENUH DENGAN AIR KOLAM? BERANINYA MENULIS HAL SEPERTI ITU DI DUNIA MAYA!"

Suasana hati Bos Lei yang seperti inilah yang ditakuti He Xinnuo, hingga kakinya gemetar tanpa henti. Hal ini membuatnya semakin yakin untuk tidak mengakuinya apapun yang terjadi.

Bos Lei telah membangun usahanya dari nol. Untuk dapat berada di posisinya sekarang, ia pasti bukanlah orang baik-baik—pria ini sudah pasti menyimpan rencana mengerikan.

Mata He Xinnuo dipenuhi air mata, dan ia memasang wajah tidak bersalah. "B-Bos, saya tidak melakukannya. Bukan saya…,"

Suara jernih dan tajam memotong perkataannya, "Kau pikir kami tidak bisa menemukanmu kalau kau mengirimkannya di warnet?"

Semua orang di sana menoleh—Shi Guang dan Zhang Shulin memasuki ruangan itu.

He Xinnuo merasakan jantungnya berhenti sejenak, sebelum akhirnya tersadar kembali dengan cepat, meyakinkan diri sendiri bahwa semua baik-baik saja, dan Shi Guang hanya mencoba menipunya.

"Warnet mana yang tidak punya kamera pengawas? Begitu kami melacak alamat IP dan memeriksa rekaman CCTV, pasti kami bisa menemukan pelakunya, 'kan?" Shi Guang melambaikan sebuah USB di tangannya. "Orang dalam rekaman ini adalah kau… KAU yang telah melakukannya!"

Bagaimana ia bisa melupakannya?! He Xinnuo sangat gugup sampai pikirannya kosong, dan ekspresinya berubah takut dan panik.

Namun ia masih menolak untuk mengakuinya sendiri. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan."

Bos Lei memelototi He Xinnuo dengan dendam, dan nyaris berteriak padanya, "DAN KAU MASIH TIDAK MAU MENGAKU?!"

"Saya benar-benar tidak melakukannya!"

Walaupun He Xinnuo masih menolak mengakuinya, nada suaranya telah melemah.

Shi Guang menarik napas panjang dan lambat, mencoba sebisa mungkin menekan perasaannya. "Semua buktinya ada di sini. Kaulah yang telah mengirim semua itu. Memangnya apa yang kulakukan padamu sampai kau begitu tega mencoba menghancurkanku dengan cara yang begitu jahat?"

Ruangan itu begitu senyap; satu-satunya suara yang terdengar adalah pertanyaan tegas dari Shi Guang.

Hati He Xinnuo sekarang dipenuhi kebencian. Sekarang, setelah Shi Guang mendapatkan semua buktinya, ia tidak bisa lagi membantah atau marah. Ia justru bersikap menyedihkan, "Shi Guang, kenapa kau begitu marah?"

Shi Guang tertawa getir, "Kenapa, katamu? Jadi aku tidak boleh marah setelah kau membuat semua masalah ini? Untuk orang tidak berotak sepertimu, apa kau akan mengerti caranya menghargai orang lain kalau aku tidak marah padamu? Justru itulah alasan mengapa kau bisa melakukan sesuatu seperti ini berulang kali! Setiap kali aku memilih untuk tidak menyimpan dendam padamu, kau malah memanfaatkan sikap pengertianku, 'kan?"

Seraya berbicara, Shi Guang semakin marah. Ia mampu menahan diri sejauh ini berkat kepribadiannya. Kalau tidak, ia pasti sudah menyerang He Xinnuo dan menjambak rambutnya seperti seorang perempuan jahat, dan memukulinya.

"He Xinnuo, kau selalu merasa aku tidak bisa bersanding denganmu, dan aku lebih buruk darimu dalam segala hal, 'kan? Kalau begitu, bukankah kau akan menjadi lebih baik dariku hanya karena berlatih dengan baik pula?! Tidak! Kau justru selalu memilih jalan pintas untuk melewati permasalahanmu! Kau sudah lupa aspek paling penting dari menjadi seorang atlet! Itulah kenapa kau ditakdirkan untuk menjadi pecundang. Ditakdirkan untuk tidak akan pernah menang dariku selama hidupmu!"

Wu Xing merasa Shi Guang sudah berlebihan. Dengan pikiran bahwa ia pernah menjadi pelatih Shi Guang, ia pun berpikir bahwa ia masih memiliki wewenang terhadapnya. Ia pun memperingatkan, "Shi Guang, tidakkah kau…,"

Shi Guang menoleh dan membelalak ke arahnya. "DIAM KAU! Jangan kira aku tidak tahu apa yang sudah kau rencanakan dengan He Xinnuo selama dua tahun terakhir untuk mempermainkan dan menjatuhkanku!"

Wu Xing terperangah.

Karena terlalu terbawa perasaan, Shi Guang berdeham keras dan mengatakan ultimatum terakhirnya, "Hari ini, kalian harus mengumumkan perlakuan jahat kalian di publik, dan menuliskan permintaan maaf kepadaku. Kalau tidak, akan kutuntut kalian di pengadilan! Jangan kira karena aku selama ini bersikap lemah lembut, aku tidak bisa melindungi diri sendiri. Selain insiden pemfitnahan ini, aku juga punya bukti untuk insiden lain!"

Wu Xing sangat takut. Ia telah melakukan terlalu banyak hal tercela selama beberapa tahun ke belakang.

Sedangkan, He Xinnuo baru mulai merasa takut. Ia tidak ingin reputasinya hancur begtiu saja.

Karena masalah tidak akan selesai kalau ia membantah Shi Guang, ia hanya bisa mencoba cara lain yang lebih halus.

Air matanya mulai mengalir, dan ia menangis dengan putus asa, "Shi Guang, aku mengaku salah! Jangan lakukan ini, kumohon! Apapun yang terjadi, kita adalah teman sekolah, dan telah bersama selama dua tahun! Shi Guang, tolong maafkan aku kali ini!"