webnovel

#02

Mei 2006, Paris – Perancis

Mercedez Benz yang membawa Ana pulang dari sekolah, memasuki loby hotel. Ana turun dari mobil dan segera masuk. Ia berjalan santai melewati resepsionis, lalu masuk ke lift yang membawanya ke lantai paling atas hotel tersebut.

Ana masuk ke satu-satunya suit yang ada di lantai itu. Begitu masuk, Ia melihat sepupunya Henri dan Adelie Archambeau yang sedang berada di ruang tamu.

"Hai!" Ana menyapa mereka berdua. "Kalian sudah lama?" Ana duduk bersama mereka.

"Lumayan." Jawab Henri santai.

"Ini untuk Kak Ana." Kata Adelie sambil memberikan sebuah cincin yang terbuat dari bunga.

"Wah, cantik sekali." Ana memakai cincin itu. "Kau pintar sekali membuatnya. Terima kasih, Adelie."

"Dia hanya membuatnya untukmu, tidak ada untukku." Goda Henri berlagak cemburu.

"Apa kakak tidak bisa sabar?" kata Adelie kesal, membuat Henri tersenyum.

Adelie menyelesaikan rangkaian bunganya yang ternyata adalah sebuah mahkota, lalu memberikannya pada Henri, kemudian memakai kalung bunga yang Ia buat sendiri. Ana takjub melihat kemahiran Adelie dalam merangkai bunga.

"Ku rasa kau bisa mempunyai toko bunga sendiri nanti saat sudah besar." Puji Ana.

"Tidak. Aku tidak ingin menjual bunga yang aku rangkai." Jawab Adelie tak acuh.

Henri tertawa. "Benar, Ana. Adelie banyak merangkai bunga di rumah dan semuanya Ia letakkan di segala penjuru rumah. Sekarang, Mama sudah tidak pernah merangkai bunga lagi. Begitu pesanan bunga segar datang, Adelie langsung mengambil alih." Jelas Henri bangga.

"Wah… Aku iri sekali."

"Nanti, setiap kita bertemu di sekolah, aku akan memberikan bunga untuk Ka Ana juga." Kata Adelie dengan anggun lalu meminum tehnya.

Ibu Henri dan Adelie, Ena Gail Sherwood, datang dan memanggil mereka ke ruang makan. Ketiganya segera menuju ke ruang makan, bergabung bersama nenek dan orang tua Henri. Mereka menghabiskan makan malam bersama, kemudian Henri dan Adelie pulang bersama orang tua mereka, Rupert Archambeau dan Gail Sherwood.

Anaïs mengantar Ana ke kamarnya. Setelah memastikan Ana mandi dan bersiap untuk tidur, Anaïs mengambil sedikit waktu untuk berbicara dengan Ana.

"Sebentar lagi liburan musim panas. Apa kita akan pulang ke Fontvieille?" tanya Ana.

"Iya. Kenapa? Kau tidak suka?" tanya Anaïs khawatir.

"Justru aku sudah menunggunya. Aku ingin beristirahat yang banyak di Fontvieille. Berenang di kolam milik sendiri." Jawab Ana bersemangat. "Di sini aku tidak bisa main di kolam… Terlalu ramai." Gerutunya kemudian.

Anaïs tertawa mendengar jawaban Ana. Sejak mereka meninggalkan Mansion besar di Fontvieille dan tinggal di Hotel milik Anaïs di Paris, Ana jadi senang jika diajak pulang ke mansion besar itu saat liburan.

"Bagaimana kalau kita ajak Kak Henri dan Adelie juga?" Ana memberi saran.

"Bagaimana kalau kita ajak semua sepupumu?" Anaïs memberi saran yang membuat mata Ana berbinar.

"Tidurlah! Untuk hal itu, nanti nenek yang mengurusnya." Kata Anaïs, lalu mengecup kening Ana, dan pergi ke kamarnya.

Ana sudah tidak sabar menghabiskan libur musim panasnya bersama sepupu-sepupunya. Mereka selalu berlibur ke tempat lain dan hanya datang saat natal saja. Ana berharap kali ini mereka bisa datang.