Seperti biasa café yang sedang melayani banyak pembeli. 2 karyawan pria juga sibuk mengantarkan pesanan. Dan didalam café itu, hanya para wanita yang sedang sibuk bekerja.
Kebetulan berketepatan dengan jam istirahat siang, itu adalah jamnya orang-orang juga untuk berbelanja makanan.
Para karyawan tidak keberatan dengan banyak pembeli walaupun mereka sangat kelelahan. Karena mereka juga pasti akan mendapatkan bonus nantinya.
“Terima kasih, silahkan datang kembali ya..” Ucap kata penutup Izzati saat menerima pembayaran dari pembeli. Tidak lupa, dirinya harus memberikan senyuman yang ramah.
Mereka berusaha tersenyum ramah di balik kelelahannya.
Pukul 15.00 Wib, keadaan sudah mulai sepi. Mereka mulai sedikit bernafas lega dan mengambil waktu untuk beristirahat walau hanya sebentar. Ada yang masih sibuk dengan menyapu lantai dan membereskan meja yang sudah ditinggalkan pelanggan.
Tiba-tiba beberapa pria ber jas hitam masuk ke dalam café, mereka sangat tampan dan keren.
“Waw…. Siapa mereka?” Tanya Mona yang sedang membersihkan meja.
Mereka adalah Tristan, Alex dan Alfa.
Kedatangan mereka membuat yang lain terpesona.
“Silahkan masuk Tuan.” Tristan mempersilahkan kan Shean untuk masuk. Pintu dibukanya dengan lebar.
Pria itu masuk dengan melihat di sekitarnya yang bengong.
Dia berjalan mendekati Izzati yang masih mengamatinya.
“Permisi, aku ingin bertemu dengan Zaheera.” Kalimat pertama yang di keluarkan Shean pada Izzati.
“A…. apa?” Tanya Izzati seperti salah mendengar.
Shean melihat Izzati dengan sudut bibir yang terangkat.
“Zaheera…. Di mana dia?” Tanya Shean sekali lagi dengan lirikan tajam.
“Ka…. Kalian siapa? Kenapa kalian mencari Zeera?” Dengan mengumpulkan keberanian, Izzati mencoba bertanya.
“Kau langsung jawab saja, jangan banyak tanya!” Teriak Alfa di depan Izzati.
Tiga karyawan yang semuanya wanita ini ketakutan dengan teriakan Alfa.
Zaheera yang baru saja menyelesaikan kue dan membawanya dari oven untuk di susun di rak kue agar bisa di jual langsung.
“Chocolatte cake sudah mateng ya guys, hati-hati nanti, karena masih panas.”
“Zaheera…..” Panggil Shean melihat gadis itu keluar dari dapur.
Wanita itu mendengar namanya di panggil. Dia menoleh keasal suara yang memanggilnya.
“Apa kabar…. Sayang….” Shean berjalan mendekati Zaheera dengan percaya diri.
Dengan senyum merasa sangat puas, dia berjalan.
“A….. anda ….. siapa?” Tanya Zaheera yang dengan takut dan berjalan mundur.
“Sayang ku, apa sebegitunya kau melupakan ku Sayang?” Shean tatapan yang mengunci.
“Tunggu dulu… kalian ini siapa sih… apa kalian orang jahat?” Izzati yang berusaha melindungi sahabatnya. Selain Zaheera, Izzati termasuk wanita yang pemberani, meski dalam hatinya takut.
Kedua asisten Shean menahan Izzati. Mona menjadi takut dan gugup. Dia orang pertama yang hampir menangis ketakutan.
“Ikut dengan ku baik-baik….. atau aku akan menghancurkan tempat ini?” ancaman Shean yang membuat Zaheera sudah berdiri di sudut ruangan.
Gadis itu melihat kedua teman sekaligus rekan kerjanya panik.
“Tolong…. Tolong jangan sakiti mereka, kalau kau menginginkan aku….. aku….. aku akan ikut dengan mu.” Jawab Zaheera yang juga takut, dia tidak berani melihat wajah Shean.
“Bagus….” Shean merasa puas dan mengangkat dagu Zeera yang menurun.
“Aaaaakkkkhhhh…….. lepaskan aku……” Teriak Zaheera yang tiba-tiba di gendong Shean seperti mengangkut karung beras.
“Zaheera……
“Lepaskan dia, atau aku akan menghubungi polisi…” Ancam Izzati.
“Diam, atau aku akan….
“Alfa, jangan terlalu kasar, tinggalkan mereka…. Aku sudah mendapatkan target ku.” Ucap Shean yang berjalan menuju mobilnya.
“Lepas…. Turun kan aku…..” Zaheera memukul-mukul bahu Shean.
Plak!
Wanita itu mendapat pukulan di pan**tnya.
“Diam lah Sayang….” Shean dengan gagahnya berjalan sambil membawa wanita itu.
Supir yang membawa mobil Shean segera membukakan pintu setelah melihat atasannya sudah mulai mendekat.
Dengan pelan, wanita itu di letakkan duduk di kursi belakang. Lalu dia duduk di samping Zaheera.
Si supir pun sudah masuk.
“Kita ke Villa pak.” Suruh Shean menutup kembali pintunya.
“Baik Tuan.” Jawab si supir yang dengan cepat menyalakkan mobil dan berjalan.
Ketiga asistennya Shean juga ingin pergi.
“Tunggu…. Kalian siapa dan mau membawa Zaheera kemana?” Tanya Izzati menarik tangan Alfa yang hendak melangkah.
Alfa melihat Izzati yang sebenarnya sudah ketakutan tapi masih berusaha melindungi sahabatnya itu.
“Kau tenang saja, teman mu itu akan aman.” Jawab Alfa menarik tangannya dan menyusul ke dua rekannya.
“Zaheera, aku harap kau baik-baik saja.” Ucap Izzati melihat kepergian mereka.
******
Di dalam mobil yang di tumpangi Zaheera dan Shean, beberapa kali wanita itu berontak untuk menjaga jarak dari Shean, tapi pria itu malah menarik tangan wanita itu dan menahannya dalam pelukannya.
“Kau…. Kau siapa sebenar nya? Apa… apa kau….
“Sayang…. Apa kau lupa dengan ku? Hhmm….?” Tanya Shean mengangkat wajah Zaheera untuk melihat lebih dekat.
“Aku…. Aku tidak kenal dengan mu… mungkin…. Mungkin kau salah orang…” Jawabnya berusaha berbohong. Dia mengalihkan wajahnya.
Shean tidak marah, walaupun dia tahu kalau dia di bohongi.
“Kau benar-benar tidak ingat dengan ku?...... apa aku perlu membuat mu ingat?” Bisik ditelinga Zeera.
“Lepas…lepaskan aku….
Mmmuuaaaaccchhh…..
“Hhheemmpp…..mmmm…..” Zaheera yang di cium mendadak, memberontak untuk melepaskan ciuman itu.
Shean mengunci bibir wanita itu dengan bibir nya. Ciuman yang membuatnya semakin bergairah dan merangsang.
Zaheera berusaha mendorong dada pria itu, tapi tenaganya tidak cukup.
Kedua tangan wanita itu di tahan hanya dengan satu kepalan tangan Shean.
“Bagaimana Sayang ku? Apa kau sudah ingat?” Shean melepaskan ciumannya, memberi jeda.
Zaheera mengatur pernapasan dan mengusap bibirnya yang masih basah.
“Bren***k….. apa yang kau lakukan…. Pria mesum…..” Teriaknya dengan marah namun takut.
Mmmmuuaaaccchhh…….
Lagi…. Shean mencium lagi bibir Zaheera. Walaupun wanita itu memukul bahu Shean, dia tidak perduli, dan tidak melepaskan ciumannya.
Setelah puas, ciuman pun di lepas.
Wanita itu menangis pelan.
Rasa takut, marah dan malu semua menjadi satu.
Shean malah tersenyum senang.
“Kau masih ingat dengan apa yang aku katakan waktu itu kan?” Bisik Shean menarik tangan Zaheera sehingga tubuhnya terdorong ke tubuh Shean.
“Layani aku…. Sampai… aku….puassss……” Bisiknya lagi dengan menggigit pelan daun telinga wanita itu.
*******
Di café C3, karyawan itu masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Zaheera.
Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
“Bagaimana ini Zati? Apa yang harus kita lakukan?” Tanya Mona.
‘Siapa pria itu? kenapa dia membawa Zaheera? Dan ….. dan pria itu….yang waktu itu…. mengikuti kami kan saat belanja?’ Gumam Izzati. Tiba-tiba dia teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu, dan melihat pria yang membawa Zeera saat mereka membeli sepatu.
*******
Akhirnya mereka tiba di depan sebuah Villa yang sangat mewah, dengan corak warna biru langit, dua lantai.
Si supir turun lebih dulu dan berputar untuk membuka pintu mobil.
Shean menggendong kembali Zaheera, hanya saja cara gendong nya bukan seperti awal tadi, di gendongnya seperti pengantin baru.
“Kita sudah sampai Sayang…” Ucap Shean berjalan sambil menggendong Zaheera.
Wanita itu tidak bisa melawan, tapi berusaha berpikir untuk mencari cara agar bisa lepas dari pria mesum yang menangkapnya.
'Dimana ini? apa ini rumahnya?'
“Selamat sore Tuan Shean.” Sapa pelayan yang sudah berdiri sedari tadi menunggu kedatangan Shean.
Shean tidak menjawab, di abaikan berjalan begitu saja. Para pelayan mengikutimya dari belakang.