webnovel

Kelas Pertama

( Akira POV )

Saat ini aku sedang duduk dibalik layar dari panggung pembukaan tahun pelajaran baru totsuki.

Akupun kaget jika ditanya mengapa aku disini, penguji berambut pirang jelas jelas menilaiku gagal.

Oh itu dia orangnya, sepertinya dia sedang diberi lencana atau apapun itu aku tidak peduli, yang menarik perhatianku adalah orang tua itu, dia berbicara panjang lebar dipanggung, walaupun begitu aku sama sekali tidak mendengarkannya.

Aku melihat Souma yang tertidur disebelahku.

" Oi Souma ? Bangunlah sebentar lagi kau akan dipanggil " Aku menggerak gerakan badannya.

" Ah oke. " Ucapnya namun dia masih kelihatan mengantuk saat menguap.

Lalu kami mendengar suara dari panggung.

" Terakhir, kita akan memperkenalkan dua murid pindahan di kelas satu SMA. "

aku melihat pembawa acara itu berbicara.

Mendengar itu aku berdiri, namun aku menyuruh Souma untuk maju terlebih dahulu.

" Kau duluan Souma, aku yang kedua. " Ucapku sambil menepuk bahunya.

" Oke " Jawabnya ringan, Souma lalu berjalan ke panggung dengan santai, aku melihat ia menaruh kedua tangannya dibelakang.

" Ya maaf karena berdiri diatas sini ya, hehe "

" Cepatlah ! "

" Langsung ke intinya, hanya sepatah duapatah kata. "

Aku masih mendengarkan pidato Souma, sambil menyilangkan tanganku.

" Eto, namaku adalah Yukihira Souma, Jujur sekolah ini, hanyalah batu loncatan untukku, aku tidak menyangka akan pindah kesini tapi, aku tidak akan kalah kepada kalian yang tidak pernah melayani pelanggan, Ya... yang kumaksud adalah, Intinya karena aku ada disini, aku akan mengincar posisi pertama ! "

Setelah mengucapkan itu, aku melihat Souma menunduk 90 derajat dan mengucapkan mohon kerja samanya, namun reaksi dari para penonton ribut dan melemparkan barang barang yang bisa lemparkan.

Sang pembawa acara pun terkesiap dengan ucapan Souma, begitu pun aku.

" Hahahaha, sungguh pidato yang menarik sekali Souma !!! " Aku tertawa sambil memegang perutku, itu sangat lucu dan berani.

" Giliranku ya " Aku mengucapkan itu, lalu naik keatas panggung yang masih ribut dan riuh akibat pidato Souma.

Aku pun berdiri didepan podium yang ada satu mik diatasnya, dan hanya diam menatapi sekelilingku.

" Eto, tolong perkenalkan dirimu. " Ucap sang pembawa acara.

Namun aku hanya diam, mereka tidak cukup baik, sorot mata tanpa ambisi, hanya keegoisan anak muda saja, sungguh lemah.

aku tersenyum dan mulai berbicara.

" Yah, namaku adalah Hyoujou Akira, sepertjnya temanku disana telah membuat kalian marah ya. " Ucapku sambil menunjuk arah tempat Souma keluar.

Aku melihat amarah para siswa sudah reda, mungkin karena mereka pikir aku ingin meminta maaf, namun, yah, sayang sekali.

" Tapi yah, dia memang benar, seorang koki yang hanya pintar berbicara dan tidak pernah melayani pelanggan, bukanlah koki yang baik"

Saat aku mengatakan itu, wajah semua siswa berubah jelek kembali dan marah.

" Aku katakan satu hal kepada kalian, Memasak adalah sebuah Gurun tak terbatas, dan apakah kalian akan kuat untuk menghadapi itu, tergantung dari tekad kalian, itu saja, aku harap kalian dapat bertahan di gurun itu, oke~. untuk 3 tahun kedepan mohon bimbingannya. " Ucapanku memang terdengar sopan, namun bagi para Siswa itu mungkin terdengar sangat menghina mereka.

" Jangan sombong kau sialan !!! "

" KESINI KAU, AKAN KUHAJAR KAU !!! "

Aku hanya dengan santai, pergi sambil memasukan kedua tangan kesakuku.

Saat aku turun dari panggung, aku melihat dua orang yang akrab, yang satu adalah Souma dan yang lainnya adalah penguji berambut pirang, mereka terlihat sedang mengobrol, saat aku turun dari tangga, aku menyela obrolan mereka.

" Yo, penguji yang tidak bisa berkata jujur. " Ucapku dengan senyum.

" Apa kau bilang !!! jangan panggil aku seperti itu, dan juga, Hyoujou-kun, bagaimana kau bisa ada disini, aku jelas telah menolakmu, masakanmu terutama dirimu. " Ucap wanita pirang dengan dingin lalu mengibaskan rambutnya. Aku tidak tahu apa maksudnya dengan melakukan itu.

" Hah ? jadi bukan kau yang mengirim suratnya ? Sudahlah, akui saja, jika masakanku Enak, tidak itu sudah pasti kan hahaha "

" Hehe, Nakiri, tidak bisa jujur hehe. " Ucap Souma dengan senyumnya.

" Diamlah kalian berdua !!! " Wanita itu berteriak kepadaku dan Souma.

Setelah itu kami berpisah dan pergi ke kelas kami masing masing.

___________________

Saat ini aku berada disebuah tempat memasak, mungkin ini yang dinamakan kelas ? Aku melihat sekeliling, saat aku melihat mata para siswa itu menatapku seperti ingin membunuh.

' Heh. '

Aku hanya terkekeh dalam hati, betapa lucunya situasi ini, sayang sekali aku tidak sekelas dengan Souma, akan menarik jika itu terjadi.

Saat aku melihat kesana kemari, aku menemukan pasangan yang menarik, Seorang gadis berambut putih dan Pemuda berambut hitam.

Alasan aku memperhatikan mereka itu karena, aku tahu. Mereka berdua ini berbeda dengan para siswa lainnya, entah itu dari segi bakat, gairah, maupun kejeniusan.

Menurut pandanganku, kejeniusan dan bakat dominan di Gadis berambut putih, sedangkan gairah Pria berambut hitam yang matanya seperti ikan mati itu, aku tahu, dalam dirinya terdaoat gairah memasak yang luar biasa.

Aku masih tidak mengerti, kenapa aku tidak bisa melihat Bakat, kejeniusan, maupun gairah dari Souma, itu seperti ketinggian yang tidak bisa kulihat lewat pengalamanku selama ini, bahkan.

Hmm.. saat ini aku sudah mendapat seorang pasanganku, yah karena ini adalah sesi kelas berpasangan lagipula, saat itu aku melihat kembali gadis disampingku.

Ia memiliki rambut ungu dengan potongan pendek, tubuh yang cukup tinggi dan atletis menurutku.

Orang bilang, tidak kenal maka tidak sayang, kalau begitu, lebih baik aku memperkenalkan diri terlebih dahulu.

" Halo, namaku adalah Hyoujou Akira, salam kenal. " Ucapku sambil mengulurkan tangan, namun tidak ada tangan yang membalas perkenalanku.

Lalu aku melihat wanita itu angkat bicara.

" Kau tidak perlu mengenalkan dirimu, berkat pidatomu yang luar biasa itu, kau menjadi terkenal, hemat tenaga bukan ? " Ucapnya dengan senyum mengejek.

" Ah " Hanya itu yang bisa aku bicarakan, lalu aku kembali menarik tanganku, sepertinya dia tidak ingin berkenalan denganku ya, yah terserah.

Setelah itu aku melihat seorang guru masuk, dia memakai pakaian Chef putih, dia sudah kelihatan uzur dengan banyaknya keriput dan jenggot maupun kumis diwajahnya, dia juga menakai kacamata.

" Halo semuanya, namaku adalah Miyazoto Takao, aku yang akan mengajar kelas kalian hari ini, bukan mengajar atau lebih tepatnya melihat kalian memasak. " Ucapnya dengan senyum lembut.

" Hari ini kita akan memasak makanan khas Indonesia, Rendang. "

Mendengar hal itu, banyak dari para siswa yang kebingungan, mereka saling lirik karena banyak yang belum pernah mendengar nama itu.

Tentu saja, walaupun aku orang jepang, aku tahu dan sangat mengerti rendang, masakan daging sapi khas Indonesia, yang terkenal akan citarasanya yang kuat dan syarat akan rempah.

Saat aku memegang daguku untuk memikirkan bahan masakan apa saja yang aku butuhkan, aku mendengar gumaman dari Gadis berambut putih yang kuperhatikan tadi.

" Rendang, apa itu Ryo-kun ? " Tanya gadis berambut putih dimeja sampingku.

Sepertinya dia bertanya kepada temannya yang berambut hitam.

" Itu adalah hidangan daging sapi, Ojou. " Saat mendengar bahwa Gadis itu dipanggil Ojou, aku jelas dengan hubungan mereka.

Setelah selesai itu, aku juga mendengar Miyazoto-sensei kembali berbicara sambil menaruh tangannya dimeja.

" Rendang, mungkin banyak dari kalian tidak tahu masakan ini, namun masakan ini adalah salah satu yang disebut sebut sebagai makanan terenak di dunia. "

Mendengar itu, semua orang seperti campuran kaget sekaligus kagum, aku juga tidak terlalu mengerti.

Tapi yang pasti harus kuakui, Rendang memang sangat enak, bahkan jika hanya dimasak oleh koki pinggir jalan.

Ah, mungkin dikelas ini aku tidak akan melukis dulu, aku tidak tahu apa yang harus kulukis menggunakan Rendang.

Saat itu, Miyazoto-sensei kembali berbicara.

" Silahkan kalian liat Resepnya. " Setelah dia mengucapkan itu, semua orang langsung mulai mengerubungi papan tulis didepannya, termasuk partner berambut unguku.

Namun, tentu saja aku tidak melakukan itu, aku lalu mengambil pisau ditasku, tentu saja aku tidak mengambil kuas, untuk saat ini masakan yang bisa kulukis cukup terbatas, jadi kepalaku cukup kosong memikirkan bagaimana dan apa yang akan kulukis dengan rendang.

Namun, pisauku juga unik, itu hanya pisau tipis mengkilap dengan gagang yang diperban. Lalu aku memakai bandoku dikepalaku sehingga poni tidak menghalamgi pandanganku. Walaupun sifatku akan berubah 180˚ hehe.

" Yosh, saatnya menunjukan pada jepang, Apa itu Rendang yang sebenarnya. "

Yah, Bosen pake POV ORANG KETIGA mulu, POV orang pertama sekale kale.

GrandCastercreators' thoughts
Next chapter