webnovel

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · Teen
Not enough ratings
321 Chs

Saling Mengagumi

Di dalam ruang yang sama, namun dengan keadaan yang berbeda. Brama saat ini sedang memegang sebuah amplop yang berisi foto-foto kenangannya dengan Sheila dahulu.

Ia tersenyum getir, menyesali dengan apa yang telah terjadi padanya. Dan saat ini, hanya sebuah penyesalan yang harus ia terima.

"Kamu tunggu aku ya, She. Bentar lagi pasti aku bakal nemuin kamu dan memulai kisah kita lagi." Brama bergumam sebari memasukan selembar foto Sheila ke dalam saku celananya.

"Nak, Brama. Ayo ngaji lagi."

Brama mengangguk dan mengikuti langkah kaki seorang kiyai di depannya. Ya. Brama saat ini memang tinggal di sebuah pesantren yang jauh dari pusat kota.

Namun lelaki itu sama sekali tidak pernah mengeluh atau menyesal selama berada di tempat itu. Niatnya untuk sembuh selalu menjadi motivasi tersendiri untuk Brama.

"Kita teruskan pengajian tadi, ya."

Ayat-ayat suci Al-Quran mengalun indah dari bibir-biri para santriwan dan santriwati. Dan salah satunya adalah Brama.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com