"Kamu gak usah berlebihan. Karena aku juga salut sama kesabaran kamu buat dapetin hati aku."
"Kalau soal itu, Neng Sheila gak perlu bilang makasih. Karena Aa Ilham ini cowok, dan cowok itu harus siap dengan segala konsekuensinya."
Sheila takjub dengan apa yang Ilham katakan barusan. Ia baru saja hendak mengulurkan tangan untuk mengusap wajah lelaki itu, namun tiba-tiba ia menarik dan mengurungkan niatnya.
"Kenapa, Neng?," tanya Ilham bingung.
"Enggak. Masih mau maen gak?," tanya Sheila yang sudah berdiri.
"Ayok!."
Sepasang kekasih yang tengah dilanda kebahagiaan itu kembali melanjutkan aksi mereka di atas skateboard.
Sheila dulu sempat berpikir, bahwa ia tidak mungkin lagi mendapat kekasih satu frekuensi dan memiliki hobi yang sama seperti Brama dulu.
Tapi semua perkirannya berubah sejak hadirnya Ilham yang mampu memberi segala untuknya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com