Senyum yang sebelumnya tercetak di bibir perempuan itu mendadak sirna. Raut wajahnya yang semula pucat, kini tampak merona dengan tatapan mata yang tak yakin.
"Maksud Mbak Salma apa?" ucapnya lirih.
"Kamu bukan anak kecil lagi, Dini. Kamu juga pernah punya anak sebelumnya. Kamu pasti tahu dengan apa yang aku maksud."
Dini terdiam, dan mulai kebingungan. Sepasang matanya melirik pada kalender duduk yang berada tepat di depannya, dekat alat pencetak struk pembelian.
"Coba deh, kamu ingat-ingat lagi. Kapan terakhir kamu dapat bulanan?" tanya Salma, dengan suara yang berbisik.
Dini masih tidak menyahut dan hanya terdiam. Ia mencoba mengingat-ingat dan ternyata memang tidak mendapat haid dari bulan lalu.
"Aku tuh, sebenarnya sudah curiga dari kemarin-kemarin, Din. Lagi pula kamu tahu, nggak? Sepulangnya kita dari rumah Teh Lilis kemarin itu, sebenarnya dia meneleponku dan memberitahu sesuatu. Tahu, dia bilang apa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com