webnovel

Bertemu Pengacara

Maria segera menyentuh jemari Dini yang gemetar di atas meja, lalu menggenggamnya dengan erat. Mata perempuan itu terlihat berkaca-kaca saat mendongakkan kepala, membalas tatapannya. Ada kesedihan yang dalam terpancar dari sorot pandangannya yang tampak ketakutan.

"Kau baik-baik saja? Kalau kau merasa tak kuat untuk mengingatnya, jangan dilanjutkan," ucap Maria.

"Aku ... sudah terbiasa dengan pemaksaan seperti itu, Mbak. Selama ini aku tidak berani melawan, tapi malam itu--"

"Sudah. Aku tahu, Dini. Kau tak perlu mengingatnya lagi."

Dini terdiam, lalu melolos dua lembar tissue dari kotak yang disodorkan oleh sahabatnya itu. Jemari perempuan itu jelas masih gemetar saat mengeringkan air mata yang membasahi kedua pipinya.

"Apakah luka itu karena perbuatannya?" tanya Maria, seraya memandang bibir Dini.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com