Arif masih menduga-duga tentang Mira. Apakah benar wanita itu yang telah melakukannya atau tidak. Namun, ia tak mau berprasangka buruk terlebih dahulu sebelum mendapatkan semua bukti.
Ia kini sedang duduk di sofa ruang tamu, hanya sendirian saja tanpa ditemani Rani dan Dika. Pria itu bahkan melamun sekarang.
"Aku gak boleh nuduh Mira yang nggak-nggak. Bisa aja bukan dia yang melakukannya. Atau ada orang iseng yang sengaja naroh di depan pintu. Kayaknya harus diselidiki nih."
Arif akan lebih memperketat rumahnya dengan penjagaan. Ia akan mempekerjakan beberapa orang untuk menjaga rumahnya. Ia tak mau, kejadian seperti ini akan terulang kembali.
***
Mira tertawa terbahak-bahak karena membayangkan ekspresi wajah Rani yang ketakutan setelah membuka bingkisan darinya. Ia telah mengirim sebuah boneka barbie, tapi kepalanya sudah tak utuh lagi, bahkan berlumuran dengan darah. Tak bisa ia bayangkan dan pasti wanita itu berteriak histeris.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com