"Hyung!!"
Jimin melihat ke arah pintu yang terbuka, betapa senangnya jimin saat melihat seokjin datang menjenguk nya.
Seokjin pun berjalan ke arah ranjang jimin dan jungkook pun menggeser tubuhnya agar seokjin bisa lebih dekat dengan jimin.
"Hyung, aku sangat senang melihatmu." Ucap jimin saat seokjin sudah berada di samping nya.
"Aku datang ke sini ingin meminta maaf atas perbuatan ku padamu. Karena rasa iri membuat ku hilang akal. A-aku benar-benar menyesal jimin-ah. Hiks.. Tolong.. Hiks.. Hiks.. Maafkan aku.. Hiks.."
Jimin yang melihat seokjin menangis dan tulus akan pernyataan penyesalannya, jimin menariknya dan memeluknya. Mengusap punggung bergetar sepupunya itu.
"Hyung sudah lah, lihat aku tidak apa-apa. Sekarang berhentilah menangis.. Kumohon hyung.."
"Hiks.. Hiks.. M-maaf.. Hiks.. Hiks.."
"Sudah Hyung, aku sudah memaafkan mu." Jimin melepas pelukannya. Dan menghapus air mata seokjin yang membasahi pipinya.
"Oh ya hyung kau sendirian? Kemana namjoon hyung?"
"D-dia sudah m-menceraikan ku. kami sudah resmi bercerai kemarin." Jimin terkejut dengan kabar itu.
"Hyung kenapa..."
"Aku harus menerima keputusannya. Aku sudah membuatnya kecewa jimin." Jimin kembali memeluk seokjin. Jimin tahu bagaimana terpuruknya seokjin saat ini.
"Tenang hyung. Kau pasti bisa mendapat pengganti yang lebih baik lagi darinya."
"Tapi aku sangat mencintainya."
"Hyung mau ku kenalkan seseorang yang bisa membuatmu melupakan mantan suami mu?" Ucap jungkook pada seokjin yang kini menatapnya yang kini jimin juga ikut menatapnya.
"Boleh kook, kenalkan pada hyung ku mungkin mereka cocok." Ucap jimin antusias.
"Hey apa maksudmu?! Aku baru saja bercerai."
"Sudah lah hyung mau saja." Goda jimin sambil menaik turunkan alisnya.
"Aish.. Terserah!" Jimin dan jungkook pun tertawa melihat seokjin yang pasrah.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
"Minie-ah aku membawakan mu.... Untuk apa kau ke sini?!! Belum puas kau menyakiti minie huh..?!" Taehyung yang baru saja masuk di buat emosi karena melihat seokjin berada di dalam ruangan jimin.
"Tae aku..." Belum sempat seokjin menyelesaikan ucapannya dia sudah mendapat pukulan tepat di rahangnya.
𝘽𝙪𝙜𝙝
"BRENGSEK KAU!! Pergi kau! Jangan harap aku menganggap mu sebagai hyung ku lagi!!"
"Tae berhenti! Tenangkan dirimu." Jungkook menahan tubuh taehyung yang ingin memukul seokjin lagi.
"Tenang? Tenang! Kau menyuruhku tenang! Apa kau buta jungkook? Dia sudah membuat minie terluka dan hampir membunuhnya. Kau ingin aku melepaskannya!" Taehyung benar-benar emosi. Amarahnya benar-benar tak terkendali sampai jungkook hampir kewalahan.
"Tae, tenanglah.. Seokjin hyung ke sini untuk minta maaf pada jimin."
"Maaf? Mudah sekali dia mengucapkan maaf. Cih!!" Taehyung pun meninggalkan tempat itu tanpa menghiraukan panggilan jimin.
"Biarkan saja jimin, aku memang tidak pantas mendapatkan maaf dari siapa pun. A-aku sudah keterlaluan pada mu. Sekali lagi maafkan aku." Seokjin pun akhirnya meninggalkan ruangan itu.
"Jungkook, kenapa jadi begini.. ?" Jimin sedih dengan apa yang taehyung lakukan pada kakaknya karena bagaimana pun seokjin berhak mendapatkan maaf apapun kesalahan yang ia perbuat.
"Tenang sayang kita akan selesaikan masalah ini setelah kau keluar dari rumah sakit, ne.."
"Baiklah, kalau begitu cepat bawa aku pulang.. Aku sudah tak betah di sini." Rajuk jimin pada kekasihnya.
"Tunggu sayang, kita harus bertanya pada dokter dulu."
"Kalau begitu cepat tanyakan." Ucap jimin sambil mengerucutkan bibirnya.
"Sayang jangan perlihatkan wajahmu yang seperti itu."
"Maka dari itu cepat bawa aku pulang "
"Oke.. Oke..kita tunggu dokter datang memeriksa mu ne.."
"Hahh.. Baiklah.."
***
Setelah dari rumah sakit, seokjin pergi ke taman. Kini ia tengah asik duduk sendiri sambil menunduk ia masih teringat kata-kata taehyung seolah kata-kata itu terus berputar di dalam otaknya.
"BRENGSEK KAU!! Pergi kau! Jangan harap aku menganggap mu sebagai hyung ku lagi!!"
"Tae berhenti! Tenangkan dirimu."
"Tenang? Tenang! Kau menyuruhku tenang! Apa kau buta jungkook? Dia sudah membuat minie terluka dan hampir membunuhnya. Kau ingin aku melepaskannya!"
"Tae, tenanglah.. Seokjin hyung ke sini untuk minta maaf pada jimin."
"Maaf? Mudah sekali dia mengucapkan maaf. Cih!!"
"Kau benar tae aku tak pantas mendapatkan maaf... Hiks... Hiks" Seokjin akhirnya menangis merutuki segala kesalahan yang pernah ia lakukan.
"Hei..Kenapa kau menangis?" Ucap seorang pria di samping seokjin yang menatap khawatir.
"Ah.. T-tidak. A-aku tidak apa a-apa.." Ucap seokjin meski isakan sesekali masih terdengar.
"Kau yakin?" Seokjin pun mengangguk.
"Syukurlah, em.. Boleh aku duduk di sini?"
"N-ne silahkan."
"Kenapa kau sendirian di sini? Apa ada masalah hum?" Seokjin terdiam enggan untuk menjawab pertanyaan orang itu.
"Baiklah kalau tak ingin bicara. Aku mengerti karena tidak mungkin bercerita pada orang asing. Kalau begitu, bolehkah aku tau namamu?" Ucap orang itu sambil tersenyum manis pada seokjin.
"Kim seokjin."
"Aku Li yifeng, aku dari china."
"Eh, apa kau ada pekerjaan di korea?"
"Ya, aku sedang ada sedikit pekerjaan di sini dan sekaligus untuk berlibur."
"Hmm.. Apa kau sudah berkeliling korea?"
"Belum, baru satu jam tadi aku sampai. Apa kau mau jadi pemandu ku untuk keliling korea?"
"Eh.. Kau yakin ingin aku yang memandu mu? Apa kau tak takut jika saja aku ini orang jahat."
"Orang jahat apanya? Memang orang jahat bisa menangis? Jangan bercanda jin. Ah.. Boleh aku memanggilmu jin?"
"Terserah kau saja." Ucap seokjin sambil tersenyum malu.
"Ahh.. Akhirnya kau tersenyum. Lihatlah kau terlihat sangat manis jika tersenyum." Mereka pun tertawa dan menghabiskan waktu untuk mengobrol tanpa tau waktu yang sudah sore.
"Sudah sore, aku harus pulang." Seokjin pun berdiri dari duduknya namun saat akan melangkah yifeng menahan lengannya.
"Tunggu! Jin, boleh aku minta nomor ponselmu?"
"Untuk?"
"Hey, kau lupa? kau menjadi pemandu tour ku, ingat?"
"Aishh.. Maaf aku lupa. Baik lah kemarikan ponselmu." Yifeng pun memberikan ponselnya pada seokjin dan seokjin segera mengetik nomor teleponnya.
"Ini. Sudah ku save di kontak."
"Oke, aku akan menghubungimu."
"Ne, kalau begitu aku permisi." Seokjin pun pergi dari taman itu meninggalkan yifeng yang menatap kagum padanya.
"Dia sangat manis." Ucap yifeng sambil tersenyum. Dia pun beranjak dari sana untuk kembali ke hotelnya.
***
"Anda sudah boleh pulang hari ini." Ucap dokter setelah memeriksa jimin.
"Benarkah dok? Padahal saya tadi akan menanyakan itu. Soalnya jimin sudah merengek ingin segera pulang."
"Ne, pasien sudah di perbolehkan pulang karena keadaan nya sudah lebih baik."
"Syukurlah kalau begitu."
"Baiklah saya permisi karena masih ada pasien yang harus saya periksa."
" Ne dok terima kasih." Setelah dokter pergi jungkook mendekati jimin yang sedari tadi hanya diam.
"Kau kenapa sayang?"
"Aku masih kepikiran seokjin hyung." Ucap jimin sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hey, aku yakin seokjin hyung tidak apa-apa. Kau tenang saja ne.. Sekarang bersiap lah kita akan pulang sekarang."
Jimin pun turun dari ranjangnya dia akan bersiap-siap mengganti pakaiannya dan jungkook mengemasi barang milik jimin dan dirinya selama menginap di rumah sakit.
Setelah 15 menit jimin telah selesai dan jungkook pun juga selesai. Kini mereka sudah keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju lantai bawah dan ke tempat parkir.
"Ahh.. Akhirnya pulang juga. Aku sudah tak tahan dengan bau obat-obatan itu."
"Ne.. Ne.. Kita pulang sekarang." Mereka pun sudah berada di tempat parkir, jungkook menyuruh jimin untuk masuk terlebih dulu dan jungkook memasukkan barang-barangnya. Setelah selesai jungkook pun masuk ke dalam mobil dan segera menyalakan mobilnya dan beranjak pergi dari area rumah sakit itu.
𝙏𝘽𝘾