webnovel

Sexy man in the hot spring

Warning!! berisikan Adult romance banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
Not enough ratings
23 Chs

part 14

.

.

.

Sudah satu minggu jimin di rawat di rumah sakit. Kini keadaannya sudah membaik meski terkadang lukanya masih terasa nyeri.

Saat ini jimin yang menggunakan kursi roda berada di taman rumah sakit di temani jungkook yang duduk di sampingnya di bangku taman itu. Taehyung tidak bisa menemani jimin karena harus di restoran jimin untuk bekerja dan ke dua orang tua jimin berada di rumah neneknya.

"Bagaimana keadaan mu sekarang?" Ucap jungkook sambil memandang wajah jimin yang sudah kembali segar tak pucat lagi.

"Aku sudah lebih baik kook." Ucap jimin sambil tersenyum manis.

"Jimin, kau masih ingat kata-kataku dulu?"

"Hum?"

"Aku mencintaimu jimin, apa kau mau jadi kekasihku? Ah mungkin terdengar tidak tepat dan tidak romantis tapi, aku bersungguh-sungguh." Jungkook kini sudah dihadapannya dia berlutut dan menggenggam ke dua tangan mungil jimin.

"Jimin, mungkin kita baru saja mengenal tapi, saat pertama kali melihatmu aku langsung jatuh hati padamu dan aku sangat ingin berada di samping mu dan juga ingin selalu menjagamu. perasaan ini tak bisa ku bendung lagi jimin aku benar-benar mencintaimu. Jimin, sekali lagi ku tegaskan bahwa aku sangat mencintaimu jadi, mau kah kau menjadi kekasihku?" Tanpa sadar jimin meneteskan air matanya. Dia terharu atas apa yang ia dengar dari mulut jungkook. Jungkook pun bingung saat melihat jimin menangis.

"Eh kenapa menangis? Maaf kalau aku menyinggung ini lagi. Baiklah aku akan...

" Ne jungkook-ah aku mau." Sela jimin sambil tersenyum manis pada jungkook.

"A-apa? Apa katamu tadi?"

"Aku menerima mu jungkook." Jungkook langsung memeluk jimin.

"Aku janji akan selalu menjagamu dan akan membahagiakanmu." Jungkook pun memberikan kecupan di kening jimin dan kembali memeluk erat jimin yang sekarang berstatus sebagai kekasihnya.

"Ekhem.. Apa kami melewatkan sesuatu?" Jimin dan jungkook pun reflek melepaskan pelukan mereka saat mendengar suara yang familiar berada dekat dari tempat mereka berada.

"Eh? Ayah, ibu? K-kalian datang? " Ucap jimin yang kini tersipu malu.

"Eih... Anak ibu, sudah punya kekasih eoh?!" Goda baekhun pada putra manisnya.

"Ibu.. Ish!" Baekhyun pun memeluk jimin yang kini tersipu malu dengan erat.

"Jungkook, ku harap jangan pernah menyakitinya dan apa kau yakin bisa menjaga putra ku karena bukankah kau akan kembali ke korea beberapa hari lagi?"

"Ne tuan saya akan ke korea hanya dua hari saja dan akan kembali ke sini. Saya akan meminta ayah untuk mengurus cabang perusahaan yang ada di sini."

Setelah perbincangan itu jimin kembali ke kamar rawatnya dengan jungkook yang mendorong kursi rodanya dan di ikuti ke dua orang tua jimin di belakang mereka.

.

.

.

"jinnie-ah aku akan ke rumah sakit untuk mengunjungi jimin. Apa kau akan ikut?" Ucap namjoon yang kini sedang bersiap-siap di depan kaca besar yang ada di dalam kamarnya.

"Ne, joon-ah aku akan ikut." Teriak seokjin dari arah dapur. 'Tentu aku harus ikut namjoon karena harus memastikan sesuatu.' batin seokjin sambil menyeringai.

Setelah bersiap namjoon pun berjalan ke arah seokjin yang ada di dapur dan langsung memeluk perut seokjin.

"Kau masih belum selesai sayang?" Ucap namjoon sambil mencium leher seokjin.

"Sebentar lagi, setelah setelah selesai aku akan bersiap dan kita sarapan dulu ne.."

Setelah selesai seokjin pun sudah berada di kamarnya dan bersiap-siap. Tak berapa lama seokjin segera menuju ruang makan untuk sarapan bersama suaminya.

Setelah 15 menit mereka pun segera pergi menuju ke rumah sakit. Dalam perjalanan ke rumah sakit, seokjin terlihat diam dan hanya fokus pada luar jendela mobil di sampingnya.

"Sayang? Kau kenapa hum?" Ucap namjoon sambil tangannya mengusap bahu seokjin dengan lembut.

"Aku tidak apa-apa joon-ah."

"Apa kau yakin? Bagaimana kalau kita sekalian cek up nanti?"

"Tidak perlu, aku benar-benar tidak apa-apa."

"Baiklah.." Setelah perbincangan itu tak lama mobil namjoon sudah sampai di area parkir di rumah sakit itu. Mereka pun turun dan segera berjalan ke ruangan jimin tanpa bertanya pada resepsionis karena namjoon sudah mendapat pesan dari Chanyeol yang memberi tahu dimana jimin di rawat.

Mereka berdua pun sampai di depan ruangan inap VIP milik jimin. Namjoon pun membuka pintu itu. Di dalam sana terlihat Chanyeol dan Baekhyun, jimin yang sedang di suapi bubur oleh jungkook.

"Selamat pagi semua!" Ucap namjoon memasuki kamar inap itu.

"Eoh, namjoon? Seokjin? Terima kasih sudah menyempatkan untuk datang menjenguk jimin." Namjoon dan seokjin pun memeluk orang tua jimin bergantian.

"Ne paman, mumpung hari ini kantor tidak sibuk jadi aku mampir ke sini. Loh tuan jeon jungkook?" Namjoon pun terkejut dengan keberadaan jungkook di sana. Jungkook pun tersenyum dan membungkukkan sedikit tubuhnya pada namjoon.

"Kau mengenalnya namjoon?"

"Ne paman dia klien ku dari Jeon Corp."

"Jeon Corp? Bukan kah perusahaan itu milik Jeon Haewon?" Ucap

"Benar tuan beliau adalah ayah saya."

"Oh astaga! Kau tau ayah mu adalah temanku saat masih kuliah dulu dan juga sekarang dia menjadi rekan kerja ku juga. Ah.. Aku tak sabar segera berbesan dengan nya."

"Ayah! Ish!" Ucap jimin yang kini sedang merona. Chanyeol pun tertawa melihat jimin yang merona malu dan jungkook membawa kekasihnya ke dalam pelukannya.

"Eh, apa aku ketinggalan berita tuan jeon?" Ucap namjoon yang kini memicingkan matanya ke arah jungkook.

"Ne, tuan namjoon jimin sekarang calon istri ku." Jimin segera menepuk dada jungkook dengan keras saking malunya. Bisa-bisa nya mereka menggoda jimin sampai seperti itu.

"Hey kalian liat wajah jimin sudah memerah seperti itu masih saja menggodanya.. Ish!" Baekhyun pun mengambil alih jimin dari pelukan jungkook.

Setelah acara mari menggoda jimin, mereka pun meninggalkan jimin dan jungkook di dalam ruangan itu karena namjoon harus kembali bekerja dan chanyeol akan ke penginapan Park's hot springs untuk memantau keadaan tempat itu dan Baekhyun ke restoran Min's cafe & resto untuk membantu taehyung.

.

.

.

"Akh.. Sialan! Sekarang jimin punya pengawal yang akan selalu menjaganya. Bagaimana ini." Seokjin kini tengah bingung karena adanya jungkook yang akan selalu menemani jimin setiap waktu.

"Aku harus memikirkan cara lain untuk melakukan rencana ku selanjutnya." Seokjin mengambil ponselnya yang berada di atas nakas di samping tempat tidurnya Dan segera ia menghubungi seseorang.

"Hallo tetsuya."

"....."

"Kau pantau terus orang itu, tunggu sampai mereka lengah dan lakukan perintah ku."

"...."

𝙋𝙞𝙥

Seokjin pun mematikan panggilannya dan beralih menuju balkonnya menatap suasana negeri sakura di siang hari.

"Kita tunggu saja, permainan akan kembali di mulai jimin"

𝙏𝘽𝘾