webnovel

Setitik Cahaya

" dis! gue harap Lo gak pernah deket sama cowok lain selain gue! ", aku mematung mendengarnya. Kalimat itu tidak pernah dipikirkan oleh seorang Adisha. Dia hanya mengikuti alur membawanya kemana. Dia pikir itu hanya sekedar kalimat biasa dari seorang Dave. Namun siapa sangka tanpa sadar dia menuruti perkataan itu. Hingga saatnya tiba, apakah seorang Dave akan bertanggung jawab dengan kalimt yang diucapkannya? Entahlah! hanya takdir yang tahu! Seorang gadis remaja yang menghabiskan masa SMA nya dengan sahabat terbaiknya. Adisha yang belum pernah merasakan cinta sebelumnya kemudian ada seseorang yang mulai menunjukkan perhatian lebih terhadapnya. Tapi apakah adisha menyadari hal itu? Adisha yang selalu cuek dengan kehidupan percintaannya lalu ada seseorang yang mulai menunjukkan keseriusannya. Disamping itu Adisha banyak mengalami tekanan dalam keluarganya. Dengan hal itu bagaimana Adisha menjalani kehidupannya? ⚠️ CERITA INI BENAR-BENAR FIKSI!!

Viaaf09 · Teen
Not enough ratings
44 Chs

31 Banana Boat dan Jet Sky

Kami semua sudah siap dengan baju pelampung. Rio berada di paling depan, dibelakangnya ada Fara kemudian aku. Lalu yang terakhir tentunya Dave yang duduk dibelakangku. Banana boat kami segara ditarik melaju diatas laut. Kami dibawa berkeliling diatas air laut yang terasa hangat ini. Fara berteriak kegirangan, satu tangannya direntangkan menikmati keseruan yang ada. Satunya lagi masih kuat mencengkram pegangan dibanana boat nya agar tidak sampai terjatuh. Rio juga sama dia begitu menikmati duduk diatas banana boat ini. Namun sesekali aku melihat Rio mengusap telinganya. Mungkin karena suara cetar Fara yang mengganggu pendengarannya.

Kalau Dave aku tidak begitu tahu bagaimana ekspresinya. Karena dia ada dibelakangku dan aku tidak berani menoleh kearahnya. Melihat Fara yang begitu asik merentangkan sebelah tangannya, aku jadi pengen ikut mencoba. Tapi aku takut terjatuh dari atas banana boat.

" dis! rentangin aja tangan Lo kayak Fara! kalo Lo mau! ", ucap Dave setengah berteriak setengah berbisik di telingaku berusaha mengalahkan suara terpaan angin dan juga air secara bersamaan. Kutolehkan kepalaku sedikit kebelakang dengan pandangan bertanya.

" tenang aja dis! gue bakal jagain Lo biar gak jatuh ", sambung Dave sekali lagi. Kenapa Dave bisa tahu apa yang aku pikirkan sih? Atau kentara banget ya dengan gestur tubuhku? Tapi perasaan aku biasa-biasa aja deh. Tapi kemudian aku memilih mengangguki perkataan Dave. Tangan kiriku dengan kuat mencengkram pegangan dibanana boat, dan satunya lagi kucoba lepaskan dari pegangan lalu perlahan aku rentangkan. Sangat menyenangkan sekali, dengan begini terpaan anginnya semakin terasa. Dari depanku terdengar ribut-ribut antara Fara dan Rio.

" Ra! Lo bisa gak sih teriak jangan kenceng-kenceng! sakit nih kuping gue! lo mau tanggung jawab kalo gue pulang-pulang jadi budeg, kagak bisa denger! ", sergah Rio yang marah-marah ke Fara.

" bodo amat! ", Fara mengucapkan itu tepat ditelinga Rio dengan suara lebih dikeraskan lagi. Rio semakin mengaduh penging akibat ulah Fara.

" eh buset! Lo mau buat gue sakit kuping beneran? ", aduh Rio yang mengusap-usap telinganya.

" kalo iya emang kenapa? masalah buat Lo! ", teriak Fara santai yang justru semakin menyulut kekesalan Rio.

" Dave! harusnya Lo aja yang duduk didepan mak lampir ini! kagak kuat gue! ", teriak Rio pada Dave yang cukup bisa terdengar ketelinga kami semua.

" nikmatin aja Yo! gue udah sering denger omelan mak lampir, kali ini buat Lo aja! ", teriak Dave juga yang membuat Fara menoleh kebelakang.

" dis! badan kami agak minggirin dikit dis! ", ucap Fara. Tanpa berpikir lagi aku langsung saja memiringkan badanku sedikit kesamping. Dengan sigap tangan Fara sudah melayang ke tubuh Dave yang membuat banana boatnya sedikit oleng.

" Lo mau buat kita semua terjun bebas ke air? ", ujar Dave.

Perdebatan kecil itu membuat suanana lebih hidup. Banana boat kami dibawa muter-muter sekali lagi diatas air kemudian kembali lagi ke pantai. Fara kelihatannya kembali lesu karena permainan berakhir. Tadi itu Fara memang sangat menikmatinya, jadi dia agak sedikit kecawa saat kita sudah harus selesai.

" Napa lo! muka Lo kusut gitu! ", ucap Rio.

" lo masih kurang teriak-teriak nya? ", Lanjutnya lagi.

" Lo masih mau denger teriakan gue? dengan senang hati! ", sahut Fara yang sudah bersiap-siap mendekatkan mulutnya ketelinga Rio. Rio tampak ngeri sendiri menatap Fara.

" iiihhh ogah! ", ucap Rio ogah-ogahan. Fara melihat kesekeliling, entah apa yang ada dibenaknya. Kemudian Fara menghampiri Dave lalu menarik-narik tangannya seperti anak kecil yang sedang minta es krim.

" Dave! ayo naik jet sky! ", ajak Fara. Baru aja turun dari banana boat, Fara sudah mengajak kami naik jet sky! aku tak habis pikir dengan tenaganya!

" kita baru aja turun dari banana boat, dan sekarang Lo mau ngajak naik jet sky? gak ada! kalo lo capek gimana? ", ujar Dave yang membuat Fara semakin mendengus kesal. Dave sangat perhatian sekali dengan Fara. Bahkan tingkat kecapeannya Fara pun dia perhatiin. Tentu saja dis! seharusnya memang begitu kan? Fara dan Dave kan sudah bersahabat sejak mereka kecil, jadi wajar aja!

Huh! apa-apaan aku ini? memikirkan hal sepele kayak gitu! sadar dis! sadar! Lihatlah! Fara sama Dave emang udah cocok banget! Aku menghela napas panjang menetralkan hati dan pikiranku.

" yaelah Dave! orang cuma duduk doang! lagian ya..", ucapan Fara terhenti lalu membisikkan sesuatu ke Dave. Yang membuat Dave berpikir sejenak lalu menyetujui ajakan Fara.

" ok deh! tapi habis ini kita kembali ke resort ya, kan lo harus lakuin tanggung jawab lo ", ujar Dave ke Fara. Fara langsung mengangguk setuju. Seketika Fara berteriak kegirangan. Seperti ucapan Fara tadi, dia ingin naik jet sky. Padahal kalo dipikir-pikir sama aja dengan kita naik banana boat, ya nggak? cuma bedanya dengan jet sky kita sendiri yang kemudiin. Jadi terserah kita mau membawanya kemana. Fara menarik kami ketempat penyewaan jet sky. Kami menggunakan baju pelampung lagi agar aman kalo-kalo terjatuh.

" ini dua-dua kan? kalo gitu gue sama disha aja! ", ucap Rio. Yang mendapat tatapan mengintimidasi dari Dave. Atau ini cuma perasaanku saja? Tapi aku sih gak masalah mau sama Rio ataupun sama Dave. Dan gak mungkin kalo sama Fara, karena kita para cewek gak ada yang bisa nyetir jet sky. Lagian tadi Fara gak dibolehin Dave buat nyetir. Entah apa alasannya!

" Lo sama gue tempe lemes! entar Dave sama disha! ", sahut Fara dengan umpatannya sekaligus.

" bisa ancur beneran nih pendengaran gue kalo sama lo nenek lampir! ", Rio mendengus.

" siapa yang Lo sebut nenek lampir, heh? ", ucap fara yang siap dengan tangannya yang akan melayang ke Rio.

" lebay amat lo! kalo rusak ya tinggal benerin aja Yo! gitu kok repot! ", sahut Dave dengan menepuk bahu Rio sedikit keras. Yang membuat siempu nya meringis.

" eh buset! Lo ngomong kayak benerin kulkas yang rusak aja! ", gumam Rio.

" udah deh lo gak usah ribet! tinggal nyetir doang apa susahnya sih? entar kalo Fara bikin lo kesel, bawa aja dia ketengah laut! tinggalin dia disana selesai! ", canda Dave yang mendapat pelototan tajam dari Fara.

" Lo jadi sahabat kok khianat sih Dave? ", sahut Fara yang tak terima.

Kalian pasti bertanya-tanya kenapa dari tadi aku jarang banget ngomong? tanpa aku jawab pasti kalian sudah tahu alasannya kan? Jadi jangan bully aku ya?☹️

Keputusan sudah final, Rio sama Fara dan aku sama Dave. Rio dengan Fara tampak masih ribut saat sudah naik ke atas jet sky. Aku dan Dave juga sama segera naik keatas jet sky kami. Dengan hati-hati aku duduk dibelakang Dave. Aku bingung mau pegangan apa? pundak Dave? atau pinggang Dave? Ini kok rasanya seperti nostalgia ya? Jadi keinget waktu itu aku pernah dibonceng Dave dengan sepeda motornya.

" pegangan dis! entar kalo lo jatuh bayaha ", Dave mengingatkanku. Tanganku memang masih ku biarkan bebas, masih memikirkan mau pegang apa! Lalu aku lebih memilih memegang pundak Dave saja. Sedikit kesulitan memang, karena baju pelampung yang dikenakan Dave begitu tebal jadi aku agak kesusaha memegangnya dengan telapak tanganku yang kecil ini.

" Lo yakin mau pegangan pundak dis? ", tanya Dave.

" emm ", gumamku.

" entar kalo Lo jatuh jangan salahin gue ya? "

" eh! ", aku bingung haru berkata apa.

" Lo pegang pinggang gue aja biar lebih aman! udah santai aja dis! lagian ini demi keselamatan, Lo gak mau kan jatuh pas gue bawa nih jet sky ngebut? ", ujar Dave. Lalu dengan terpaksa dan sedikit gugup aku mulai berpegangan dengan pinggan Dave. Peganganku seperti melayang hanya sekedar menyentuh kedua sisi pinggang Dave.

" Lo yakin mau pegangan kayak gitu? yang ada lo udah nyemplung duluan dis saat gue jalanin nih jet sky ", tukas Dave. Lalu aku sedikit lebih melingkarkan tanganku keperut Dave. Kali ini sedikit lebih kuat dari yang tadi. Namun dengan sigap Dave malah semakin memperat lingkaran tanganku diperutnya, hingga tanganku bisa menyatu sempurna. Alhasil tubuhku menjadi sedikit maju dan menempel ke Dave. Untung saja kita sama-sama pakai baju pelampung. Seenggaknya baju pelampung ini bisa menjadi batas antara aku dan Dave.

" udah gapapa gini aja dis! lebih makin aman "

" emm ", gumamku. Ini kok rasanya aku deg-deg an ya? ini karena aku takut jatuh? atau karena aku sedekat ini dengan Dave? Ahh mungkin dua-duanya kali ya! mungkin aku terlalu gugup bisa sedekat ini dengan Dave. Sekarang Dave mulai melajukan jet sky nya menyusul Fara dan Rio yang sudah didepan. Dari tadi karena masalah pegangan kita gak mulai-mulai!🤦

Lihatlah senyum terus mengembang diwajah Fara. Sama seperti tadi dia merentangkan tangannya menikmati udara bebas diatas laut. Dave juga dengan gesit melajukan jet sky nya kesana kemari diatas air laut. Aku juga mencoba merentangkan satu tanganku seperti tadi. Dengan hati-hati aku melepas satu tanganku dari perut Dave, dan satu tangan lagi dengan kuat melingkar diperut Dave tanpa aku sadari. Dave sedikit memperlambat laju jet sky nya, mungkin dia khawatir kalo bakal terjatuh.

Eh Disha! kamu mulai lagi deh GR nya!!🙄

" Lo seneng dis? ", tanya Dave sedikt berteriak mengalahkan suara angin dan percikan air.

" iya Dave! seru banget ", kataku senang.

" Dave? apa aku boleh berdiri? ", tanyaku. Dave sedikit terkejut dengan permintaanku namun segera diangguki.

" boleh dis! tapi Lo hati-hati ya! pegang pundak gue erat! ", ujar dave yang langsung aku setujui. Dengan hati-hati aku mulai berdiri dengan memegang pundak Dave erat. Dave juga lebih memperlambat laju jet sky agar aku bisa lebih menyeimbangkan kan tubuhku yang berdiri diatasnya. Aku juga mencoba merentangkan sebelah tanganku. Waahhh ini sangat menyenangkan!

Fara yang melihatku juga melakukan hal yang sama. Setelah kurasa puas, aku kembali duduk lagi.

" dis? Lo mau coba nyetir? ", tanya Dave yang membuatku terkejut.

Hai hai kawan!^^ Kalian suka dengan chapter ini? tulis pendapat kalian ya!^•^

Maaf kalo ada typo-typo nya!:v

Terimakasih sudah membaca^^

Viaaf09creators' thoughts