webnovel

2. Teman Saat Sepi Datang

"Arina Putri Senjaya adalah seorang gadis berumur 22 tahun. adalah sosok yang pendiam, cerdas dan tenang. Begitulah yang diketahui oleh semua teman kampusnya, namun mereka tidak tahu semua karakter Arina yang sebenarnya". Begitulah ungkapan dari sahabatnya Sarah Lin. Ada juga yang mengatakan kalau Arina itu anaknya pelit tapi baik, maksudnya pelit itu ketika temannya mengajak bicara dia hanya menjawab 2,atau 3 kata saja, dan hal mengagumkan ketika ada seorang teman dalam kesulitan, selalu arina adalah orang pertama mengulurkan tangan untuk membantu,.

itu semua adalah ungkapan ungkapan untuk perpisahan setelah kelulusan pada Arina oleh teman temannya.

Arina tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada para Dosen dan semua temannya.

tapi alangkah terkejutnya mereka semua, disebabkan ini pertama kalinya melihat Arina tersenyum selam 4tahun terakhir ini. Teman temannya berbincang bincang "aku ngga salah lihat kan?" seseorang pada yang lain, "dia baru saja tersenyum, apa benar itu Arina" ada yang berkata begitu, "waah cantiknya, udah pintar, baik cerdas lagi." dan masih banyak lagi, begitulah yang mereka katakan.

Acara perpisahan pun telah usai. Arina pulang ke tempat kost menggunakan sepeda . Baru setengah perjalanan Arina berhenti dan memarkirkan sepeda di sebelah tempat duduk umum dekat sungai . Arina duduk menghirup udara dalam dalam dan melihat lihat ke sekeliling nya, di depannya ada sungai yang panjang nan bersih, tanaman bunga matahari yang luas dan segarnya rerumputan bewarna hijau. Namun hati Arina tidak gembira, dia merindukan ibunya, (ber andai andai bila saja ibunya masih ada, dia pasti akan berbagi cerita suksesnya dalam belajar, namun semua hanya angan angannya belaka) air matanya pun menetes dan kepalanya tertunduk. Arina tidak menyadari sekelilingnya, tempat itu begitu sepi, seperti dirinya saat ini.

Tidak jauh dari lokasi Arina berada, ada seseorang pemuda(terlihat dari pakaiannya ) berlari dengan banyak luka di tubuhnya dan darah menutupi wajahnya, perlahan mendekat kearah Arina dan berkata "toolooong,,,, tolonglah aku". Arina yang sedang tertunduk, sontak kaget dan mendongakkan kepalanya.

"nona, tolong aku, ada yang ingin membunuhku" pemuda itu berdiri dengan lemas. Arina melihat ke sekelilingnya, ternyata benar dari kejauhan terlihat 2 pria sedang berlari menengok ke kanan dan kiri, sebelum 2 pria tersebut menuju kearahnya, Arina segera menolong pemuda tersebut dengan cara, Arina mengambil bunga yang berada di keranjang sepedanya lalu meletakkan di rumput, setelah itu Arina melepas jaketnya dan memakaikan ke punggung pemuda itu lalu mengajaknya duduk bersama tertutup jaket, kepala pemuda itu didekatkan ke jidad Arina. "diamlah sebentar, sampai mereka pergi!!" dengan tenang dan pelan Arina berbicara ke pemuda itu.( mata Arina melihat kebawah terus dan tak sedetik pun melirik ke pemuda itu, bukan karena wajahnya yang tertutup darah, tapi karena arina tidak suka berhadapan dengan lelaki manapun dengan jarak sebegitu dekat. Tapi berbeda dengan Arina, pemuda itu malah terus memandang wajah Arina dengan tenang).

Dan benar 2 pria itu mulai berjalan mendekat. yang mereka lihat kira kira adalah sepasang kekasih sedang bercumbu mesra di balik jaket itu.

ketika mereka mau mendekat untuk bertanya. tiba tiba Arina merubah posisi, dia memeluk pemuda itu dan berkata (nada suara agak dikeraskan), "sudah jangan nangis terus, ngga papa kok, lagian aku cuma mau ketemu sama kakek. cepat atau lambat kita pasti akan bertemu lagi, sudahlah jangan menangis lagi oke" sambil menepuk nepuk pundak pemuda itu.

Arina berpura pura tidak melihat 2 pria yang sedang memandanginya. Alhasil trik itu berhasil membuat mereka pergi . mereka berlari mencari ketempat lain.

"sekarang sudah aman", arina berdiri dan mengambil HP yang ada di dalam tasnya, lalu mencari kontak. pemuda itu masih duduk dan hanya memandangi seorang gadis(Arina) di depannya yang sedang sibuk mencari sesuatu di HP tersebut.

"halo mas Aziz, can you help me? disini ada seseorang terluka, tolong kirim ambulans ke alamat yang akan ku kirim lewat pesan ya!!!" dengan nada tanpa ekspresi, sangat tenang Arina meminta tolong.

"Yoo, gadis yang baik hati, bukankah kamu sudah lulus, kenapa masih sibuk melakukan pertolongan pada orang lain?" suara dari balik telepon dengan nada meledek.

"sudah buruan kirim sekarang, disini ada nyawa yang perlu di tolong, atau kau mau bertanggung jawab,!!!" emosi Arina naik sebentar..

"oke oke aku segera meluncur kesana, dalam 15 menit akan sampai" dengan nada buru buru mas Aziz menjawab.

"aku tunggu dalam 10 menit oke, terima kasih" Arina mematikan panggilan itu.

suasana yang hening, hanya ada mereka berdua saja, saling diam dan jaga jarak, tak ada yang mau memulai bicara. Arina berdiri melangkah mengambil tasnya dan duduk kembali, membuka dan mengeluarkan sebuah roti dan air mineral, lalu memberikannya. "makan dan minumlah, untuk memberimu sedikit tenaga tuan." pemuda itu menerima dan memakannya secara perlahan.

"terima kasih, nona bolehkah aku minta tolong sekali lagi" pemuda itu memohon.

"apa yang bisa ku bantu?" jawab Arina biasa.

"aku sudah menghilang selama 4 hari, dan belum mengabari ibuku, aku takut ibuku khawatir, bisakah nona menelpon ibuku?" pemuda itu meminta dengan sedihnya.

"baiklah, berapa nomor ibumu?".

08xxxxxxxxxx. "oke aku akan menelpon ibumu. dan ibumu memanggilmu dengan nama apa?" Arina bertanya.

"Al Farizi".

Arina menelfon..... lalu diangkat, suara wanita terdengar.

"halo ini siapa ya?"

"apa benar saya sedang berbicara dengan ibunya Al Farizi?" dengan lembut Arina bertanya.

"iya betul!".

"boleh ngga saya memanggil anda dengan Tante?"

"iya boleh, silahkan".

"tante, ini aku adalah sukarelawan di sebuah panti Jompo. dan kebetulan saya bertemu dengan putra anda dalam kondisi tidak baik. Dan saya hanya ingin memberi tahukan bahwa 4 hari yang lalu kan Al Farizi mengikuti acara amal buat Panti Jompo, namun karena ada kecelakaan kecil, dia harus di rawat di rumah sakit, dan sekarang dia sudah baikan, kira kira nanti sore dia sudah bisa bisa pulang."

"ooh baiklah kalau begitu, nona bolehkah saya berbicara dengan putra saya sebentar?."

"tentu saja boleh Tante"!. Arina dengan senyum lembut menjawab. lalu memberikan HP nya ke Al Farizi.

"halo mah, aku baik baik saja, nanti sore aku pulang kok.!!!"

"oke mamah tunggu cerita baiknya".

"sudah dulu ya mah"

"iya putraku sayang, bye bye" lalu panggilan berakhir.

Al Farizi mengembalikan Hp ke Arina. "terima kasih".

"sama sama".

20 menit Arina menunggu Ambulans...