webnovel

1. kakek datang...

drrrrrtt...drrrrrtt..drrrrrtt....

suara getaran di atas meja, ternyata ada yang menelpon tertera nama KAKEK, segera seorang gadis muda mendekati meja lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo kakek, apa kabar?" gadis itu bertanya, dengan nada biasa tanpa ekspresi.

" baik cucuku, gimana kabarmu disana" kata kakek dengan nada senang.

"biasa aja. ada gerangan apa kakek menelfon?" semakin dingin gadis itu bertanya.

"besok Riri ketempat Budhe Arita ya!! kakek akan datang menjemputmu". dibalik telfon kakek itu berkata dengan lembut.

" baiklah kakek, sudah dulu ya, besok kakek datang jam berapa" tanya Riri sebelum mengakhiri telfonnya.

"kakek besok datang sekitar jam 2 siang." sebelum kakeknya melanjutkan telfon, tiba tiba, Tut Tut Tut. telfonnya terputus.

kakek itu merasa sedih dan berjalan menuju kearah lemari dan membukanya melihat kesebuah surat dan mengambilnya dan berjalan keruang tamu. lalu membacanya.

"maaf cucuku, karena kakek tidak mengetahui dengan cepat, sehingga kau membenciku". kakek itu berbicara sendiri sambil memandangi sebuah foto duduk di ruang tamu, tak terasa air matanya pun menetes, mengingat kejadian 4 tahun lalu dimana putrinya mengunjungi dia untuk terakhir kalinya, namun dia tak ingin bertemu dengan putrinya, disebabkan akan kemarahan yang belum reda terhadap putrinya itu, karena putrinya lebih memilih laki laki itu ketimbang ayahnya sendiri.

... ..... .... isi surat ... .... ...

"ayah maafkanlah putrimu ini, maaf karena tidak berbakti, maaf karena aku mencintainya, maaf karena aku memilih hidup bersamanya, maaf karena aku baru mengatakannya". Ayah apakah kau tau bahwa sebenarnya aku sudah mempunyai seorang anak yang sangat cantik dan cerdas, anakku sekarang sudah berumur 18 tahun, ayah maaf karena aku akan merepotkan mu, tolong jagalah putriku karena mungkin aku tak bisa menemaninya lagi, ayah aku sangat menyayangimu tapi aku juga mencintainya. ayah dia sudah pergi duluan dan mungkin sekarang saatnya aku bersamanya kembali. ayah aku mempunyai tumor di kepalaku, Akhir akhir ini rasa sakit di kepalaku makin parah.

salam dari dari putrimu Talita Senjaya buat ayah Danu Senjaya. Ayah, ini adalah foto keluarga kami.

....,... ....... ....... ...... ...

Danu Senjaya memandangi foto putri dan cucunya, "andai saja bisa melihat senyum dari cucuku, seperti di foto ini, aku pasti sangat bahagia. Di balik foto cucunya tertulis nama

ARINA PUTRI SENJAYA

..,..... .... ...... ..... .....,...,..... ....,....... .......

Sudah 4 tahun Danu Senjaya tidak melihat cucunya sejak pertama bertemu di pemakaman putrinya. Dia hanya mengamati dari jauh, merasa bersalah terhadapnya.

Besok adalah hari dimana cucunya wisuda. Berfikir mungkin sudah saatnya mereka bersama, maka dari itu dia berniat untuk menjemput cucunya.