2. Anak kost
Kanaya yang hanya kerja jaga toko hape, jelas tidak memiliki gaji yang sebanding dengan Deby yang menjadi marketing. Yang banyak memiliki kenalan-kenalan orang ber-uang.
***
Di suatu malam yang sangat sunyi, Kanaya yang lebih betah di kamar Deby di banding kamar nya sendiri. Karna tak ada Ac, sekalian numpang nonton film drakor menggunakan dvd dan tv milik Deby.
"Nay, lu nggak ada rencana untuk pulang kerumah?" Tanya Deby, dengan sangat penasaran.
Deby tak mendapat jawaban apa-apa dari Kanaya yang terlihat serru dan fokus menonton film.
"Naya, woi! Serius amat sih!" Kata Deby, menepuk pundak Sanaya yang terlihat sangat fokus pada apa yang ia tonton.
"Sssttt! Lu kebiasaan banget sih. Berisik banget kalau gue lagi nonton! Ada aja yang lu tanyain." Kata Kanaya tanpa menengok sedikit pun ke arah lawan bicara nya.
"Yeyy! Lu nonton ini juga udah di ulang berapa ratus kali coba!" Kata Deby, yang bosan menonton film kesukaan Kanaya.
"Deby! Ishh, gue lagi sedih banget ini. Liat tuh si A yeong, di khianati berkali kali sama si Yeon Jin, kok masih aja sabar sih." Gerutu Kanaya yang seolah kehabisan rasa sabar.
"Mungkin karna si Yeon Jin ganteng nya nggak ada obat lagi." Jelas Deby yang mencoba mencari jawaban dari film drakor yang sudah di tonton nya itu.
"Lah! Si A Yeong juga cakep tau! Kita kan perempuan, masa lu lebih ngebelain laki-laki bajingan begitu sih?" Lagi ucap Sanaya yanh semakin kesal.
"Hadeuuh! KANAYA, lu kan udah nonton film itu ratusan kali dan nanti juga akan di jelasin, kalau sebenarnya si Yeon Jin bukan bajingan.
Itu semua ulah bapaknya si A Yeong yang ngancem Yeon Jin untuk jauhin si A Yeong, karna si Yeon Jin cuma laki-laki miskin." Deby berusaha menjelaskan lagi alur cerita yang ia yakini sahabat nya juga pasti tau tentang ini.
"Iya, maka nya itu gue nonton lagi. Karna sedih nya itu bukan kaleng-kaleng, Deby!" Ucap Kanaya, sambil sesekali mengusap air mata saat berhadapan dengan layar TV.
"Iya lah Nay, suka-suka Lau aja. Udah pusing sama kerjaan, ngeliat lu sama Yeon Jin makin pusing kepala gue." Ucap Deby yang langsung menjatuhkan diri di kasur kesayangan nya.
"Minum obat dulu dong, Deb. Biar nggak pusing. Di kamar gue ada macem-macem obat pusing, ada paramek, panadrop, dan baigon yang paling ampuh." Kata Kanaya, serata menyengir usil saat ia menatap Deby yang berada di samping nya.
Deby yang sudah merasakan lelah karna aktifitas bekerja nya, kini harus terpaksa merasakan kesal karna ucapan Kanaya, dan ia mencoba tak merespon ucapan sahabat nya itu, lalu ia langsung menutup wajah nya dengan bantal.
Deby mencoba memahami sisi manja dari Kanaya yang memang sebenarnya adalah anak mami, tapi apa daya ia pun sering kali tak bisa menahan emosi yang harus di luapkan dengan cara tidur saat Kanaya berkata yang mulai mengesalkan.
"Deb, Deby! Ish, nggak seru banget sih lo. Malah ninggalin gue tidur!" Celotehan Kanaya, sambil menggoyang goyang kan tubuh Deby.
"Nayaa, sumpah ya! Lo rese nya maksimal banget." Kata Deby dengan mata yang sudah meredup, dengan terpaksa harus merespon, karna tubuhnya di goyang-goyang oleh Kanaya sedari tadi.
"Jangan tidur dulu dong, please temenin dulu gue nonton ini sampai habis." Pinta Kanaya memelas dengan wajah yang penuh drama, agar permintaan nya di kabulkan oleh Deby.
"Gue.., ngantuk.., banget.., BYE!" Sahut Deby kata per kata, yang tak mempan dengan jurus nya Kanaya, kemudian ia kembali menutup wajah nya dengan bantal lagi.
"Ugh! Dasar rese banget lo, Deb!" Gerutu Kanaya kesal.
Tapi, meskipun akhir nya Deby tidur, ia tetap nonton sendirian dengan serius.
Dan derai air mata yang sangat deras.
***
Seperti biasa, Kanaya dan Deby melakukan aktifitas tanpa ada yang beda, hari demi hari di lalui sama setiap hari nya.
Deby selalu bangun lebih awal di bandingkan dengan Kanaya.
Alasan nya adalah, karna Kayana bekerja di toko, jam buka atau operasional toko pun tidak sepagi kantor Deby.
Jadi saat Kanaya bangun dari tidur lelap nya, kamar Deby pasti sudah terkunci rapat, dan pada saat Kanaya melintas di depan pintu Deby, pasti akan membekas wangi parfum Deby yang sangat khas, belum menghilang.
***
Sekitar jam 10.30, Kanaya sampai di toko hape, tempat ia bekerja.
"Selamat pagi semua nya..." Sapa Kanaya pada semua pekerja lain nya, saat ia baru saja menginjakan kaki di depan toko.
"Woi! Kesurupan lu? Pagi apaan?! Udah jam setengah 11 siang ini. Kemana aja lu, baru datang jam segini?" Sahut salah seorang perempuan yang usia nya terlihat berbeda jauh dengan Kanaya, dengan logat cina yang khas.
"Hah?! Udah setengah 11 ya ternyata, ya ampun, ternyata jam di kosan mati dong, tadi aku bangun liat jam masih jam 7 pagi tau, Ci." Sahut Kanaya gelagapan, sambil pura-pura menengok ke arah jam dinding yang menempel di toko nya.
Kemudian ia pun langsung meletakan tas di bawah meja yang sudah dinsediakan untuk tas.
"Ah bisa aja lu, ada aja alasan lu setiap hari. Kemarin lu telat juga, bilang nya tetangga lu ada yang kesurupan, sekarang jam lu yang mati.
Tetangga lu yang kesurupan, kok bisa jam lu yang mati ya??!" Sahut Ci ason, menggaruk kepala yang tak gatal, ia masih memikirkan alasan Kanaya yang selalu baru setiap hari.
"Sebenar nya nggak ada urusan ke alasab aku yang kemarin tau, Ci. Cici salah faham. Yang paling penting aku minta maaf ya Ci Ason ku yang bail hati dan suka menolong." Kata Kanaya, berusaha merayu Bos nya yang terlihat sudah bete.
Kanaya memegang tangan Ci Ason sambil menatap jauh ke dalam mata Ci Ason.
"Paling jago emang kalau masalah rayu merayu ya, udah sana kerja dulu lu. Tuh layanin orang mau beli hape kaya nya..!" Kata Ci ason sambil menunjuk pada customer yang baru saja datang dan duduk di depan toko nya.
Tidak menunggu disuruh lagi, Kanaya dengan sangat ramah menyapa calon pembeli yang sedang melihat-lihat ke dalam lemari kaca dan penuh dengan berbagai macam Hape.
"Selamat siang Ka, mau nyari hape apa ya ka?" Tanya Kanaya, ia langsung memasang wajah ramah dan senyum termanis nya, untuk memikat customer pada pandangan pertama nya.
"Emm, saya mau lihat hape ini dong, Mba." Ucap customer laki-laki itu, sambil menunjuk ke salah 1 box yang sebelum nya sengaja terpajang.