webnovel

Melepaskan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Lu Man, aku..."

"Mu Yunhai, cinta bukanlah alasan untuk menghancurkan kepercayaan seseorang. Tidak ada seorang pun yang akan tetap menunggumu dan mencintaimu setelah kau lukai!" Mu Yunhai mengambil kepercayaannya dan mengkhianatinya. Mengapa Lu Man harus mencintainya lagi?

"Lu Man, aku tidak pernah berniat untuk melukaimu. Percayalah padaku. Saat membuat keputusan seperti itu, aku lebih sakit daripada dirimu. Aku terpaksa, aku…" 

"Cukup! Jangan membuat begitu banyak alasan karena keserakahanmu. Ini hanya akan membuatku memandang rendah dirimu!" Terpaksa? Lu Man benar-benar ingin tertawa. 

Sebelumnya, hidup mereka juga susah, tapi ia tidak pergi mencari wanita kaya. Sekarang kehidupannya cukup stabil. Ia memiliki rumah, mobil, dan pekerjaan yang tetap. Alasan apa yang membuatnya terpaksa untuk menjual diri?

"Lu Man, apakah kau benar-benar melupakan masa lalu kita?" Mu Yunhai menatapnya.

"Aku tidak bisa melupakannya."

Mu Yunhai sangat senang saat mendengarkannya.

"Tapi memangnya kenapa? Aku tidak bisa melupakan kau yang dulu, bukan yang sekarang. Semenjak kau mengkhianatiku, aku tidak mencintaimu lagi! Yang aku cintai adalah Mu Yunhai yang dulu, orang yang sangat mencintaiku dan tidak pernah berbohong padaku. Kau bukanlah dia!" Lu Man tidak bisa mengelak bahwa ia mencintai Mu Yunhai yang dulu, tapi dia tidak mencintaiku Mu Yunhai yang berdiri di depannya sekarang ini.

Hati Yun Yun hancur berkeping-keping setelah mendengarkannya.

"Aku tidak percaya! Aku tidak percaya!" Bagaimana mungkin cinta yang bertahan selama sepuluh tahun menghilang seketika? Lu Man pasti masih mencintainya!

Lu Man hanya berbicara dengan pelan, "Mereka sudah kembali."

Mu Yunhai terdiam sebentar, lalu segera menarik tangannya, dan menjaga jarak dengan Lu Man.

Lu Man tertawa sinis setelah melihat kepanikannya. 

Dia merasa bahwa menikahi Pei Xiuyuan adalah keputusan yang tepat. Kata-kata Pei Xiuyuan benar. Dia harus hidup bahagia.

Bagaimana dia tidak merasa puas? Wang Yunxi adalah adik kandung Pei Xiuyuan, dan kelak akan memanggilnya kakak ipar. 

Walaupun melihat mereka mengingatkannya pada hal-hal yang tidak menyenangkan, tapi suatu hari mereka pasti akan bertemu. Mengapa dia tidak boleh bahagia dan tertawa? 

Dia harus tertawa. Dia harus bahagia!

Lu Man tidak tahu bagaimana caranya Pei Xiuyuan untuk menenangkan Wang Yunxi. Meskipun Wang Yunxi memalingkan wajahnya pada Lu Man, tapi setidaknya dia tidak emosi seperti tadi.

"Upacara pernikahan hampir dimulai." Pei Xiuyuan membuka mulut.

"Aku ingin Kakak menggandeng tanganku di karpet merah." Wang Yunxi memegang lengan kakaknya dengan manja.

"Baiklah."

Setelah Pei Xiuyuan menyetujuinya, Wang Yunxi memprovokasi Lu Man lewat sebuah tatapan.

Memangnya kenapa kalau dia menikah dengan kakaknya? Kakaknya masih sangat menyayangi adiknya ini!

Istri bisa berganti, tapi bagaimana dengan adik kandung?

Cepat atau lambat, Wang Yunxi akan membuat kakaknya mencampakkan Lu Man.

Melihat tatapan memprovokasi itu, Lu Man hanya tersenyum dingin.

"Yunhai, ayo pergi." Wang Yunxi berteriak.

Mu Yunhai berjalan ke arahnya.

Wang Yunxi tersenyum bangga lagi. Kedua pria ini mengelilinginya, yang satu adalah kakaknya, dan yang satunya lagi akan menjadi suaminya!

Mu Yunhai menatap Lu Man. Matanya seolah mengisyaratkan untuk menunggunya.

Lu Man merasa bahwa tingkah Mu Yunhai sangat lucu. Mu Yunhai berlari ke wanita lain, tapi meminta Lu Man untuk menunggunya.

Sebenarnya apa yang dia pikirkan? Apa yang salah dengan otaknya?

Pesta pernikahannya bergaya barat.

Ketika melihat Mu Yunhai dan Wang Yunxi bersumpah di atas altar, hati Lu Man terasa tidak nyaman.

Dia merasa sesak, kemudian meninggalkan kerumunan.

Villa Dream benar-benar tempat yang sangat indah. Lu Man melewati jalan yang kedua sisinya penuh dengan bunga. Setelah mencium aroma wangi bunga, dia tidak merasa begitu sesak.

Bunga berwarna ungu itu terlihat begitu indah dan mempesona.

Bunga ini tidak asing baginya. Bunga ini hanya ada di Kota Hai.

Seketika, dia melihat sepasang lelaki dan gadis di ladang bunga. Gadis itu tersipu karena si lelaki menyelipkan bunga di rambutnya. 

"Lu Man, kau terlihat cantik. Apakah nanti kau bersedia menjadi istriku?"

Lu Man ingat adegan itu. Mu Yunhai berlutut ke arahnya dan mengeluarkan cincin. "Sekarang aku masih belum mampu membeli cincin berlian, tapi suatu hari nanti aku akan membelinya. Jika kau menjadi istriku, aku hanya akan mencintaimu seumur hidupku. Aku akan menjadikanmu istri yang paling bahagia di dunia ini!"

Saat itu, Lu Man tersipu.

….. 

Tanpa ia sadari, Lu Man menyentuh jari manis tangan kanannya. Meskipun cincin itu sudah tidak ada, tapi jejaknya masih terlihat.

Jika seseorang bertanya kepada Lu Man, 'Menurutmu, apa yang paling menakutkan di dunia ini?' Dia akan menjawab 'waktu'.

Waktu berlalu terlalu cepat dan mengubah banyak hal.

Tidak peduli seberapa dalam cinta tersebut, kau tidak bisa menghentikan waktu.

Siapa pun yang kau kenal akan berubah.

Memori yang indah itu akan berubah..

Beberapa orang berkata bahwa hal yang harus dipelajari orang-orang bukanlah bagaimana cara mendapatkannya, tapi bagaimana cara melepaskannya.

Sebelumnya Lu Man tidak mengerti maksud kalimat ini, tapi sekarang dia mengerti.

Jika kau tidak bisa melepaskannya, kau akan memikul beban yang amat berat hingga membuatmu sesak napas.

Jadi Lu Man harus belajar untuk melepaskan, dia ingin melepaskan semua beban yang membuatnya sesak napas.

Lu Man menyentuh bekas cincin di jari manisnya untuk terakhir kali. Dia berhenti menyentuhnya dan berkata pada dirinya sendiri bahwa tidak peduli seberapa dalam bekas tersebut, suatu hari nanti, bekas tersebut akan menghilang.

Ketika dia berbalik dan ingin kembali ke acara pernikahan, mulutnya tiba-tiba ditutup oleh seseorang. Matanya terbelalak ketakutan, dan setelah berjuang keras untuk melepaskan diri, akhirnya dia pingsan...

Setelah berbicara dengan beberapa orang penting, Pei Xiuyuan pergi mencari Lu Man. Tapi, dia mendapati bahwa istrinya telah menghilang dari kerumunan.

Kemudian dia menelepon Lu Man. Dia mengerutkan keningnya karena Lu Man tidak menjawab teleponnya.

Beberapa orang mengatakan bahwa mereka baru saja melihat Lu Man berjalan menuju ke jalan di sana.

Pei Xiuyuan segera pergi mencarinya.

Dia tidak menemukan siapa-siapa di sana. Ketika dia hendak berbalik dan mencari di tempat lain, dia menemukan sepatu hak tinggi di sisi jalan.

Sepatu ini milik Lu Man!

Pei Xiuyuan mengambil sepatu itu, kemudian raut wajahnya tiba-tiba menjadi suram.