webnovel

Aku Sangat Beruntung

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Tidak apa-apa." Meskipun Lu Man meneleponnya berulang kali, ia tak akan merasa terganggu.

"Kalau begitu, aku tutup teleponnya ya."

"Baik, tunggu aku kembali."

Ketika Pei Xiuyuan menjawab telepon, semua kepala staf menebak-nebak siapa yang meneleponnya sampai presiden mereka berbicara dengan lembut.

Yang menelepon pasti adalah seorang wanita. 

Pei Xiuyuan menutup telepon dan memberitahu Lu Man beberapa makanan kesukaannya lewat pesan singkat.

Para kepala staf mulai bergosip sampai tidak menyadari bahwa Pei Xiuyuan telah mengakhiri panggilannya.

"Sedang apa kalian?"

Suara Pei Xiuyuan menyadarkan orang-orang yang sedang bergosip itu. Mereka mulai memasang wajah serius dan berdiskusi, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Rencananya, rapat ini akan berlangsung dalam waktu satu jam, tapi Pei Xiuyuan mengakhiri rapat tersebut dalam setengah jam.

Meskipun dia terlihat tenang, tapi semua orang bisa merasa bahwa dia sudah tidak sabar lagi untuk pulang.

Pei Xiuyuan menelepon Lu Man ketika dia kembali ke kantor.

Terdengar suara bising datang dari ujung telepon, "Kau ada di mana sekarang?"

"Di pasar sayur, aku sekarang bersiap-siap untuk pulang." Lu Man membeli banyak sayuran.

"Pasar sayur yang mana? Aku menyuruh supir datang menjemputmu."

"Tidak perlu, aku naik taksi saja."

"Baiklah, kalau begitu hati-hati di jalan. Telepon aku kalau kau sudah sampai di rumah."

"Iya," jawab Lu Man. 

Lu Man tiba di rumah pada pukul setengah lima. Dia mengirim pesan teks ke Pei Xiuyuan dan mulai sibuk memasak makan malam.

Masakan Lu Man sangat enak. Dulu, ia berlatih memasak karena Mu Yunhai dan ibunya sangat memilih-milih makanan. 

Dulu, keluarga Mu adalah keluarga kaya. Kemudian, ayah Mu Yunhai bunuh diri karena gagal dalam berbisnis. Ibu Mu Yunhai adalah putri dari orang kaya, jadi ia tidak pernah melakukan pekerjaan rumah tangga. Kadang-kadang, Lu Man membantu ibunya yang sedang bekerja di sana. Setelah ibunya meninggal, Lu Man tinggal di rumah Mu, jadi ia sering membantu mengurus pekerjaan rumah.

Saat menyadari bahwa dia memikirkan masa lalunya lagi, Lu Man tersenyum pahit. 

Begitu Pei Xiuyuan masuk ke rumah, dia mencium aroma harum.

Pei Xiuyuan melihat Lu Man yang sedang sibuk di dapur.

Lu Man mengenakan celemek kartun berwarna merah muda, dan rambutnya dijepit ke belakang. Ketika Lu Man mendengar suara langkah kaki Pei Xiuyuan, dia berbalik dan tersenyum padanya, "Sudah pulang? Cuci tanganmu. Aku sudah hampir selesai memasak."

Lu Man tidak pernah tahu bahwa senyuman dan sepatah kata itu membuat hati Pei Xiuyuan terasa nyaman.

Setelah mencari selama bertahun-tahun, akhirnya Pei Xiuyuan menemukan perasaan ini. Ia telah menemukan apa yang dia inginkan.

Lu Man melanjutkan kegiatannya setelah mengatakan itu.

Pei Xiuyuan melangkah maju dan memeluknya dari belakang. Dia mengusap dagunya dengan lembut di bahu Lu Man. "Lu Man, aku sangat senang ada kau."

Dia bertingkah seperti anak-anak, membuat hati Lu Man meleleh tanpa ia sadari.

"Pergi dan cuci tanganmu!" Tindakan Pei Xiuyuan itu membuatnya tidak nyaman.

"Biarkan aku memelukmu sebentar." Pei Xiuyuan membenamkan kepalanya di leher Lu Man.

Lu Man tak mengucapkan sepatah kata pun. 

Beberapa saat kemudian...

"Jika kau tidak melepaskanku, masakanku akan gosong..."

Pei Xiuyuan melepaskannya dan berkata, "Aku cuci tangan dulu."

Setelah mencuci tangannya, dia membantu Lu Man meletakkan hidangan ke atas meja.

Ketika Lu Man memandangnya, dia masih merasa seperti bermimpi.

Jika tidak, bagaimana mungkin pria yang sempurna ini menikahinya dan memperlakukannya dengan sangat baik?

Setelah selesai meletakkan hidangan di atas meja, Pei Xiuyuan memandang Lu Man, yang masih berdiri di dapur. "Ada apa?"

"Tidak apa-apa." Lu Man berjalan ke arahnya sambil tersenyum.

Pei Xiuyuan tidak ingin Lu Man kelelahan, jadi dia hanya meminta hidangan biasa seperti tumis sawi hijau dengan tahu, terong, dan iga babi kecap.

Di atas meja, masih ada makanan kesukaan Lu Man seperti cah daging sapi paprika, tumis kacang panjang dan jagung, serta ikan kukus.

Makan malam yang sangat lezat.

Semenjak sarapan kemarin, sebenarnya Pei Xiuyuan tahu bahwa masakan Lu Man sangat enak. 

Kali ini, iga babi kecap masakan Lu Man membuatnya merasa bahwa dirinya tidak rugi telah menikah dengannya. 

"Lu Man, aku sangat beruntung." Pei Xiuyuan berkata tanpa berpikir.

"Kenapa?"

"Aku sangat beruntung karena menikah denganmu."

"Apa untungnya menikah denganku?"

"Ini! Ini sangat lezat!" Pei Xiuyuan berbicara sambil memasukkan iga babi ke dalam mulutnya.

Lu Man tertawa, "Kau benar-benar mudah disogok!"

"Kau benar, aku memang mudah disogok."

"Nah, ini sepotong daging ikan lagi. Aku mau menyogokmu. Nanti, jangan sampai ada orang ketiga ataupun orang keempat datang menggangguku." Lu Man mencapit sepotong daging ikan untuknya.

Status Pei Xiuyuan pasti akan membuat para wanita menyukainya. Meskipun ia tak bisa mencegah wanita lain menyukai Pei Xiuyuan, tapi Lu Man berharap dirinya tidak berurusan dengan orang-orang itu lagi di masa depan.

"Itu tidak akan terjadi."

Ini bukan janji, tapi lebih dari janji. 

Meskipun Lu Man baru hidup bersamanya dalam waktu yang singkat, tapi Lu Man percaya padanya. Kepercayaan ini tak dapat dijelaskan olehnya. Apa pun yang dia katakan, Lu Man percaya bahwa dia bisa melakukannya.

Setelah makan malam, keduanya naik ke balkon. Angin alami terasa jauh lebih nyaman daripada AC.

Ketika hembusan angin bertiup, Pei Xiuyuan mencium aroma yang tidak asing baginya. Kemudian, dia menyadari bahwa ada banyak pot bunga letak di balkon.

"Ini bunga poppy?"

"Iya."

"Bunga-bunga ini sangat indah." Pei Xiuyuan memandangi bunga-bunga itu.

"Iya." Ketika melihat bunga-bunga yang sangat cantik ini di pasar sayur, Lu Man membawanya pulang tanpa berpikir panjang.

"Apakah kau menyukainya?"

"Iya."

"Aku juga menyukainya."

Suasana hening selama beberapa saat. Tepat ketika Pei Xiuyuan ingin berbicara...

Lu Man berkata, "Pei Xiuyuan."

"Ya?"

"Aku ingin bicara denganmu."

"Tentang apa?"

"Tentang pernikahan kita."

"Baiklah."

"Apakah kau serius dengan pernikahan kita? Apa kau benar-benar ingin membangun hubungan dengan serius?"

"Iya." Pei Xiuyuan menjawab tanpa ragu-ragu.

"Aku juga." Setelah pindah ke sini, sikapnya yang serius membuat Lu Man memutuskan untuk memulai hubungan yang serius.