webnovel

PROLOG

Seth Darvid memasuki ruang kontrol dengan tergesa-gesa saat diberitahukan oleh anak buahnya tentang kondisi terbaru. Langkahnya berhenti saat menatap layar besar yang berada di ruangan itu guna memantau gerak-gerik seluruh kota. Disekelilingnya, beberapa orang sibuk memainkan jemari tangannya pada papan keyboard di hadapannya dan beberapa yang lain juga sibuk memberikan atau mendengarkan perintah menggunakan alat penghubung komunikasi ke seluruh area pantau.

Beberapa waktu lalu kantor pengendali sempat dibuat gaduh oleh laporan dari aksi pembobolan massal pada beberapa kantor polisi pusat di Korea yang dilakukan oleh seorang hacker dengan nama kode 0R10N itu.

"Call her!" perintah Seth saat melihat grafik yang terus meningkat, menandakan pergerakan dari sekelompok teroris yang disinyalir salah satunya adalah 0R10N sebagai anggotanya.

Mendengar perintah dari atasannya itu, salah satu bawahannya sudah mengetahui siapa yang harus ia hubungi.

"She's on line, sir." Kata bawahannya itu saat sambungannya sudah terhubung pada orang yang dituju dan memberikan headphone miliknya pada Seth.

"why the earth you call me? Hope this is emergency, Seth." Terdengar suara khas wanita kisaran 40 tahun itu terdengar.

"I need your help." Jawaban singkat Seth.

****

Sedangkan di belahan dunia lainnya, ada seorang anak perempuan dengan mengenakan seragam sekolah yang terlihat lusuh sedang duduk menangis di bangku besi di depan Unit Gawat Darurat. Meratapi nasibnya yang seolah-olah di permainkan oleh kehidupan, saat ia mendengar berita yang membuat dunianya seketika runtuh dari para dokter yang beberapa jam lalu menangani kedua orangtuanya. Gadis itu masih berharap jika semua ini hanyalah mimpi belaka. Berharap ia akan bangun dari mimpi yang mengerikan ini dan terbangun dengan pemandangan kedua orang tuanya di meja makan menyambutnya dengan senyuman di pagi hari.

Ia terus menguatkan dirinya sendiri dengan pemikiran bahwa ia, Aliya Paize Samudra, putri dari Dewantara Samudra tidak boleh menangis.

Ia teringat dengan ucapan ayahnya sebelum beliau menghempuskan nafas terakhirnya,

"Bakal ada orang baru yang akan ngejemput buat ketemu sama orang tua kandung kamu. Ingat ya Pai, apapun yang terjadi, kamu harus pikirin baik-baik, jangan terbawa emosi. Ayah dan mama akan selalu ada buat jagain kamu dari jauh."