webnovel

Secret Of The Earth

Dunia yang dulu indah dan cantik kini berubah mencekam saat wabah itu merebak dan menginfeksi banyak manusia di bumi Sebagian orang bertahan, termasuk kami yang masih hidup *** Dibalik dunia yang indah ternyata ada rahasia besar Kini aku harus melakukan seperti apa yang dilakukan keturunan Oxzaans dulu Disinilah petualanganku dimulai, melewati segala rintangan yang menghadang Mereka yang menjadi kanibal, harus aku selamatkan, aku harus mencari penawarnya Berbekal sebuah buku peninggalan ayah, sedikit demi sedikit aku belajar hal yang baru Sihir, kemampuan khusus keturunan Oxzaans namun pada garis keturunan tertentu dan orang itu adalah aku Bertahan hidup! Dan selamatkan yang tersisa yang masih mempunyai hati nurani! Bertahan hidup, perlawanan, penyerangan, konflik, air mata, emosi berbaur menjadi satu Disinilah perang dunia ketiga dimulai! Tak hanya manusia kanibal, masih banyak lagi

rianrayh23 · Others
Not enough ratings
8 Chs

A Mysterious Bracelet

"Evan, kau bisa membantuku?" Aku menoleh pada Evan yang sedang menggambar di permukaan tanah

"Iya, tentu" Jawabnya sembari berdiri lalu membersihkan debu yang menempel di telapak tangannya

Setelah membersihkan tangannya ia lalu menghadapku

"Apa yang bisa aku bantu?" Tanyanya

"Tolong ambilkan tas-tas yang ada di bagasi, kamu bisa?" Jawabku dan balik bertanya

"Akan kucoba" Jawabnya

Aku berusaha memulihkan tenagaku yang terkuras habis, sementara Evan mengambil tas-tas yang ada di bagasi

"Mau ditaruh dimana ini?" Tanyanya sambil mengangkat sebuah tas dengan kedua tangannya

"Taruh saja disini" Aku menunjuk tempat disamping mobil

"Ya, baiklah" Ucapnya

Sambil menunggu Evan mengambil semua tas yang ada di bagasi, aku menyempatkan diri untuk melihat buku itu

Kubuka tas, lalu aku ambil buku itu. Dari halaman ke halaman aku lihat dengan sekilas, aku hanyalah melihatinya saja tidak kubaca

Setelah aku buka, ternyata ada beberapa halaman yang kosong di bagian akhir buku

Buku ini juga sedikit berdebu, aku menepuk-nepuk bagian buku lalu secara tak sengaja aku membuka sebuah halaman

Halaman itu berisi kalimat kuno sama seperti halaman yang lain, namun yang membedakan adalah di halaman itu ada terjemahan dan tata cara membacanya, kalimatnya juga hanya mempunyai sedikit kalimat

Aku berusaha membaca kalimat yang ada di lembar halaman ini, namun rasanya lidahku bertolak belakang ingin membacanya tetapi aku tetap bersikukuh membacanya

Aku berusaha menterjemahkan lalu membaca kalimat itu, berusaha untuk mencari terjemah huruf kuno dengan huruf normal yang aku perlajari

Setiap satu dari huruf kuno itu mempunyai arti satu huruf yang normal

Kali ini aku akan mencoba membacanya

"Ca-ha-ri-on vlu-wer-zya ex-squ-we-sla" Aku membacanya dengan gagap dan lidahku terasa sedikit tidak nyaman karena tidak terbiasa

"Hah? Apa yang sedang kau baca kakak?" Tanya Evan terheran karena kalimat yang aku ucapkan ini

"Entah, aku hanya membaca ini" Jawabku menunjukkan kalimat yang kubaca pada Evan, ia melihatnya

"Coba sekali lagi baca dengan jelas kak" Ujarnya

"Ya, akan kucoba" Balasku

"Caharion vluwerzya exsquwesla"

Slap slap slap...

Tiba-tiba angin berhembus kencang, halaman di buku ini berganti-ganti sendiri dari lembar halaman ke halaman lainnya

"Kakak! Apa yang terjadi?" Tanya Evan yang panik, udara menjadi kotor karena debu-debu yang ada di tanah berterbangan

"Kakak juga tidak tahu Evan" Jawabku bersamaan mataku yang mulai menyipit karena tak bisa memandang dengan jelas apa yang ada di sekitarku

Nggg...

Buku ini kembali ke lembar halaman yang sama yang tadi kubaca, keluar cahaya di sekitar buku namun kini aku bisa memandang denga jelas isi lembaran ini

"Ada apa ini!?" Teriak Evan dengan memegangi erat tas yang ia bawa

Tiba-tiba, muncul kalimat baru di lembaran ini. Kalimat itu muncul secara perlahan

"Apa kalimat itu kakak? Cobalah membacanya lagi" Ujar Evan

"Tidak tahu, tapi aku akan mencobanya" Ucapku lalu memandangi kalimat itu, dari huruf ke huruf hingga tergabung menjadi kalimat

"Ex-swe-ur-tu-ad-os fye-ir-lyn im-ha-shu ca-ha-ri-on ex-squ-we-sla"

"Exsweurtuados fyeirlyn imhashu caharion exsquwesla"

Wushh!

Sebuah angin besar berhembus secara vertikal dari buku itu, cahaya yang keluar juga menjadi semakin terang

Angin yang berhembus di bawah kami juga sangat kencang, seperti saat dimana sebuah helikopter akan mendarat. Tubuh kami berdua sedikit melayang beberapa senti dari tanah

Lalu, tak lama setelah aku baca kalimat itu, di lembaran itu kini tidak muncul kalimat baru melainkan gambar sebuah gelang?

Gambar gelang itu melayang, sangat mirip dengan hologram tetapi bukan hologram

"Apa itu?" Tanya Evan melihat gambar yang keluar melayang dari lembaran kertas halaman itu

"Entah, tetapi itu mirip gelang" Jawabku tak yakin

Aku tidak tahu pasti apa itu, namun sepertinya itu adalah sebuah gelang. Aku mencoba untuk menyentuhnya, perlahan

Wushh----syash!

Angin yang tadi berhembus kencang dan vertikal kini mendadak berhenti saat aku menyentuh gambar itu

Angin yang semula kencang berhenti dengan mengeluarkan hembusan angin yang paling kencang disaat terakhirnya, cahaya itu juga disaat yang terakhir mengeluarkan cahaya yang paling terang sebelum menghilang

Cahaya yang sangat terang itu sukses membuat aku dan adikku menutup kelopak mata serentak

Bruk

Kaki kami sudah menyentuh tanah seperti sebelumnya, angin dan cahaya tadi itu juga menghilang

Kami kompak mengucek mata, akibat cahaya tadi pandanganku kini berbayang

Tak lama setelah itu, pandanganku mulai kembali normal dan bayang-bayang yang tadi terasa kini mulai pudar lalu menghilang.

"Hah!?" Betapa kagetnya aku ketika melihat gambar gelang yang ada di lembaran kertas di buku itu secara nyata terdapat di pergelangan tanganku

"Wow! Ini keajaiban-" Kata Evan memandangi gelang yang ada di tanganku

"Jadi memang benar jika gambar itu adalah gelang" Sambungnya

"Iya, sepertinya begitu" Balasku

"Gelang itu cocok denganmu kak," Ujar Evan

Aku mengamati gelang ini dari semua sisi, gelang ini nampak seperti gelang yang sangat mahal

'Tunggu, apa ini? Emas'

Aku baru saja tersadar jika sebagian besar gelang ini terbuat dari emas, dilihat dari warna dan teksturnya sudah pasti ini emas

Untuk memastikannya, aku menggosok gelang ini ke sisi mobil, dan ternyata ini memang emas, saat kugosok warnanya tidak berubah

"Apa yang kau lakukan kak?" Tanya Evan

"Memastikan bahwa gelang ini memang terbuat dari emas asli atau palsu" Jawabku

"Bagaimana kau tahu cara itu bisa membedakan antara emas alsi atau palsu?" Tanyanya lagi

"Dulu, ibu pernah bercerita jika ibu pernah salah membeli emas, dan setelah ibu mencoba cara ini dari internet ibu tidak lagi salah dalam memilih emas" Jawabku mengingat bagaimana ibu yang saat itu salah membeli emas

"Ohh" Balasnya mengerti

Entah bagaimana gelang ini tiba-tiba terikat, namun sepertinya ini sangat susah dilepas. Bagian gelang yang melilit tanganku ini terbuat dari emas dengan beberapa benda mirip kristal yang terletak di bagian tengahnya

Selain itu, bagian tengah gelang ini berbentuk lingkaran dengan tepi yang terdapat benda seperti berlian mengerucut serta satu batu bening di tengahnya

"Sepertinya buku itu ajaib ya kak" Ujar Evan

"Ya, sepertinya begitu" Balasku

"Kau tahu Evan?" Tanyaku

"Apa?" Ia balik bertanya

"Buku ini milik ayah" Jawabku

"Benarkah?" Tanyanya lagi

"Ya" Jawabku dan ia mengangguk paham

Mungkin inilah yang dimaksud ayah dalam mimpi itu, pasti masih banyak rahasia lagi di buku ini

Namun bagaimana dengan kekuatan aneh ini? Apa mungkin ada penjelasannya di buku ini juga?

Aku amati, dengan sangat intensif dan teliti. Ternyata, di bagian bawah gelang ada tulisan yang hampir tidak nampak, tulisan itu adalah nama ayah. Dan di bagian atas ada sebuah kalimat kuno lagi, tetapi aku sekarang sudah malas untuk mengartikan dan membacanya

"Hey kak, aku sudah membawa semua tas yang ada di bagasi. Apa yang aku lakukan sekarang?" Tanyanya sambil memperlihatkan semua tas yang telah ia bawa dari bagasi mobil

"Bagus! Sekarang ayo kita pindahkan barang-barang yang ada di dalam tas ini, kita hanya akan membawa barang-barang yang berguna dan yang tidak berguna kita buang saja" Jelasku

"Ohh, baiklah" Balasnya

Sepertinya energiku sudah pulih, aku bangun lalu membantu Evan untuk memilah barang yang akan dibawa

"Evan, kau keluarkan semua isi yang ada di tas ini, aku akan memilih barang yang akan kita bawa" Suruhku, Evan lalu mulai mengeluarkan barang yang ada di dalam semua tas ini

Aku mengambil tas yang berisi peluru dan pistol, tak lupa aku juga mereload pistolku-

Setelah itu, aku memasukkan makanan dan obat-obatan serta kotak P3K di dalam satu tas, dan tak lupa aku juga membawa gitarku

"Evan, kau ambil satu untuk berjaga-jaga" Aku memberikan Evan sebuah pistol dari tas yang aku bawa, pistolnya juga lumayan banyak, sekarang tersisa 4 dan sisanya adalah pelurunya

"Ya" Jawabnya sembari mengambil pistol yang aku berikan

Aku kini membawa satu tas berisi pistol dan peluru, buku milik ayah aku tidak memasukkannya di dalam tas melainkan menggendongnya menyelempang karena kebetulan ada tali yang mengikat buku itu dan gulungan itu aku gendong sama seperti buku itu, serta gitarku

"Evan, kau bawa tas yang berisi makanan dan obat-obatan serta kotak P3K itu" Suruhku dan Evan mengangguk seraya menggendongnya

"Evan, kau juga bawa panci itu ya" Ucapku

"Iya-" Balasnya

"Sekarang kemana kita akan pergi?" Tanyanya

"Tidak tahu, yang penting kita harus pergi dari sini dan mencari tempat untuk bernaung sementara" Jawabku

"Oke" Balasnya

"Ayo kita berangkat, tapi sebelum itu aku akan membawa linggis di bagasi" Ucapku

"Ya" Sahutnya

Tak lama setelah itu, aku kembali dengan membawa sebuah linggis dan kami pun berjalan bergegas pergi untuk keluar dari sini

Kami berjalan ke arah timur, berharap ada tempat yang bisa kami naungi untuk sementara

Sudah cukup jauh kami berjalan, kami sudah menempuh perjalanan sekitar 4 kilometer dan menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam, waktu itu juga termasuk istirahat kami selama perjalan

"Kau lelah, Evan?" Tanyaku melihat Evan yang terengah-engah mengambil nafas

"Ya, sedikit. Aku lapar" Jawabnya

"Ohh, baiklah. Tunggu, lihat itu, kita bisa bernaung di sana sepertinya-" Tunjukku saat melihat sebuah rumah kecil di seberang hutan dekat sungai di belakangnya

"Kita akan pergi ke sana, lalu kita akan makan terlebih dahulu" Sambungku

"Ya, baiklah" Balas Evan

Kami pun beranjak pergi ke rumah itu, semoga saja di tempat itu tidak ada zombie maupun orang jahat seperti tadi

Cklek... cklek

"Ahh, terkunci" Kataku saat gagang pintu yang akan kubuka terkunci

"Mungkin kau harus mencoba membukanya menggunakan linggis yang kau bawa kak" Ucap Evan memberi saran

"Ya, akan kucoba" Balasku

Krek

"Hey! Berhenti atau aku tembak!" Aku mendengar suara dari belakang

Ahh, jangan lagi

"Lepas senjatamu dan angkat tanganmu lalu berbaliklah perlahan" Kata orang yang sama dari belakang kami

Krcing! Treng!

Linggis dan panci kami jatuh bersamaan, aku berbalik badan secara perlahan sambil mengangkat kedua tanganku namun bukan untuk berdoa melainkan karena ancaman seseorang

Aku berbalik sempurna, melihat siapa yang tadi mengancam kami dan ternyata dia adalah seseorang kakek

"Tolong ampuni kami kek, kami bukan orang jahat, kami baik" Ucap Evan meminta agar orang itu mengampuni kami

"Ohh, sepertinya kalian memang anak baik" Balasnya lalu menurunkan senapannya yang tadi mengacung lurus padaku

"Terimakasih kek" Ucap Evan lalu diikuti oleh aku

"Ya. Bagaimana kalian bisa kesini? Belum pernah aku melihat kalian disini" Tanya kakek itu

"Kami sebenarnya tak berniat kesini, dan awalnya kami bersama paman kami. Namun ditengah perjalanan, mobil kami tiba-tiba mati dan zombie menyerang kami. Paman kami tergigit dan kami lolos, tetapi saat itu aku mobil yang aku kendarai tertimpa pohon lalu mobil kami oleng dan menabrak pohon di hutan ini. Dan untungnya kami berhasil selamat sampai sekarang ini" Jelasku panjang lebar

"Ohh, baiklah." Jawabannya paham

"Ehm, apa boleh kami tinggal di sini kek? Untuk sementara saja" Tanyaku

"Ya, tentu" Jawabnya

Kakek itu lalu membukakan pintu yang tadi terkunci dan memperbolehkan kami masuk. Tak lupa, kami mengambil barang kami yang tadi terjatuh dan menaruhnya di kamar yang disediakan oleh kakek untuk kami

Kami lalu beristirahat dan makan bersama, kakek juga kami ajak untuk tanda balas budi karena dia memperbolehkan kami untuk tinggal di sini

Akhirnya ada juga orang yang masih baik, aku harap orang yang kami temui baik seperti kakek ini

Masih ada kesempatan untuk hidup, sehari lagi. Tetap bertahan!