webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urban
Not enough ratings
372 Chs

133. Really Understanding

"Jadi, ayah dan ibu sudah tidur?" tanya Fauzan pada Nadia.

Mereka berbicara dengan tersambung melalui ponsel masing-masing. Saat ini, waktu sudah menunjukkan tengah malam. Fauzan juga baru sampai di rumah, setelah selesai membereskan barang-barang di tempat latihannya, bersama Dicky tadi.

"Iya. Baru saja tidur," jawab Nadia yang masih berbicara melalui ponselnya.

Nadia, sekarang tidur di kamar Mika. Kamarnya digunakan oleh orang tua Nadia. Kemudian, di sampingnya dilihat kalau Mika juga sudah tidur. Sehingga, Nadia berbicara dengan berbisik-bisik.

"Apa kamu tidak lelah?" tanya Nadia pada Fauzan.

"Sedikit," jawab Fauzan.

"Ya, tentu saja kalau kamu lelah. Karena kamu udah melatih judoka juniormu itu. Perjalanan dari tempat latihan ke rumahmu juga lumayan jauh," ungkap Nadia. "Apa kamu tidak istirahat saja?" tanya Nadia.