Walaupun Sullivan selalu minta dilayani layaknya suami, dari mulai keperluannya sehari-hari. Mantan suaminya itu tidak pernah mengekang keinginannya, setiap kali ia menginginkan sesuatu, Sullivan tidak pernah berpikir lama untuk mengatakan iyadan menuruti keinginannya.
Hatinya kembali sakit mengingat kenangan manis bersama mantan suaminya. Mendadak ia juga merindukan anak-anaknya, Innes mengeluarkan tas lalu memasukkan pakaian, ia tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan Atrdy tentang dirinya. Ia ingin kebebasan seperti yang dijanjikan oleh suaminya.
Pagi hari Innes keluar dengan tas yang ditenteng ditangannya,Ardy yang sedang duduk menikmati sarapannya terkejut dan menyudahi aktifitasnya. Innes berlalu menuju dapur, suara geretan sumur terdengar jelas. Tak lama ia pun kembali dan bersiap pergi.
"Tunggu," panggil Ardyy. Innes menghentikan langkahnya.
"Innes tolong, duduk sini sebentar," titah Ardy menepuk kursi di sebelahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com