***
Hikaru seharusnya tidur, namun Hikaru terjebak dalam mimpinya.
Hikaru berjalan-jalan di ruangan hampa tanpa dasar, hingga Hikaru merasakan dirinya kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari sana, pada kegelapan tanpa dasar. bayangan hitam yang berupa seorang wanita tanpa wajah yang mendorongnya, dia menatapnya tanpa adanya senyuman dan rasa kebencian yang dapat di lihatnya jelas.
Hal yang menjadi bagian traumanya.
"Aku membencimu.."
Di ujung sana Hikaru bisa melihat ibunya yang menertawakannya. semakin banyak ibunya, semakin banyak suara yang menertawakannya, mereka semua mengasihani dirinya.
"Kasihan sekali anakku.."
"Kasihan sekali.."
"Kasihan sekali.."
Hikaru menutup kedua telinganya, aku tidak kasihan. jangan kasihani aku. aku baik-baik saja, aku baik baik saja.., aku tidak sakit. aku tidak pernah gila. Aku baik baik saja, lihatlah aku sebenarnya baik baik saja.. Hikaru perlahan Tersenyum, dan membuat semuanya kini menatapnya dengan tatapan sinis.
Apa aku sebenarnya baik baik saja-?
Menangis tanpa suara, dan tersenyum di sela-sela tangisan itu.
"Aku menyayangimu, Hikaru.."
Jangan sayangi aku, Jangan sentuh aku. Jangan mendekatiku, aku tidak membutuhkan rasa kasih sayang mu.
Semuanya hanyalah bayangan hitam, Hikaru mungkin hanya ketakutan akan wujudnya, akan kebenaran yang akan di ketahui nya. makanya Hikaru memilih berbohong, dan menyembunyikan semuanya dalam sebuah kebohongan.
dalam sebuah bayangan hitamnya.
Lebih baik Hikaru tidak mengetahui apapun. lebih baik Hikaru melupakan segalanya, melupakan semua rasa sakit yang dirasakannya. lebih baik Hikaru mengalami lupa ingatan, atau mati saja agar Hikaru tidak perlu mengalami hal seperti ini. dan semuanya akan baik baik saja, lebih baik semuanya hanyalah berupa sebuah kebohongan belaka.
Cinta-?
Hikaru bahkan tidak mengerti apapun tentang Cinta. bagi Hikaru, cinta hanyalah sebuah kebohongan, sebuah kebohongan yang menyakitinya.
Kalau dia tidak melihat wujud dari semua orang, maka Hikaru tidak akan pernah terluka.. Hikaru tidak akan mengalaminya, penderitaan tiada henti. Hikaru akan baik baik saja, selama Hikaru tidak mengetahui apapun, Hikaru tersenyum hambar disana.
Selama Hikaru tidak tau apapun.
Semuanya akan baik baik saja.
***
"Hikaru?" panggil seseorang, Hikaru yang duduk di atas kasur hanya tersenyum hambar ke arah sosok yang menatapnya dengan tatapan diam.
"Kazuya.., aku baik baik saja kan?" seru Hikaru mempertanyakan dirinya sendiri, Hikaru benar-benar ingin berbohong.
Bahwa dirinya baik baik saja.
Kebohongan yang jauh lebih baik daripada kebenaran yang sebenarnya, Kebenaran yang menyakitinya.
dan lagi-lagi Kazuya berbohong, Karena sebuah kebohongan terkadang jauh lebih baik daripada kebenaran yang sebenarnya, kebenaran menyakitkan yang perlahan akan menghancurkannya.
"Iya, Hikaru. kau baik baik saja."
***
Hikaru akhirnya bisa kembali bangkit karena kebohongan itu, Hikaru tersenyum seolah sebelumnya tidak pernah mengalami apapun.
Seolah-olah semuanya baik baik saja.
Padahal didalamnya, Hikaru terus menderita dalam kebohongannya, dan kepribadian ganda nya yang melakukan semuanya agar Hikaru bisa berbahagia.
Sebenarnya kebahagiaan itu apa-?
Terkadang Hikaru memikirkannya, apa jika seseorang berbohong, maka dia bisa berbahagia-? Hikaru tidak mengerti dan juga tidak ingin mengerti, karena sekarang Hikaru berbohong tentang dirinya sendiri. bersembunyi dalam kegelapan yang paling dalam seorang diri, menyembunyikan Dirinya sendiri.
Dan anehnya Hikaru merasa lega.
Merasa bahwa semuanya baik baik saja. Kebahagiaan itu Apa-?
Hikaru mencoba mengabaikannya lagi, dan memilih untuk tidak mendekatinya.
Semua kebenaran yang menyakitkan.
Lebih baik Hikaru terus terjebak dalam kebohongannya, Terjebak dan terjebak, hingga Hikaru perlahan tidak mengenali dirinya sendiri lagi sebagai sebuah kebohongan. Apakah dirinya sekarang adalah Sebuah Kebohongan Belaka-?
***
Hingga sebuah kejadian membuat kehidupan Hikaru kembali berubah, dan nyaris membuat Hikaru menjadi gila.
Orangtuanya datang, didepan rumahnya. saat Kazuya sedang pergi, Hikaru mundur. mencoba untuk tetap melupakan semuanya, namun ayahnya menangkap kedua tangannya.
Dan Hikaru bisa melihatnya, bayangan hitam yang begitu menakutkan.
"Anakku, kau baik baik saja?"
Dan mereka tersenyum, semua kebohongan yang kini hanyalah sebuah kebohongan belaka. nyatanya, kebenaran akan selalu menghampiri Hikaru dan kembali menjeratnya.
Kapan Hikaru bisa lepas dari semuanya-?
Kenapa Hikaru tidak bisa berbahagia-?
Meksipun hanya kebohongan belaka-?
***
Hikaru lagi-lagi berada disini, tempat dimana semuanya bermula.
Tempat dimana Hikaru memulai kebohongan nya, Hikaru merasakan kepalanya seakan meledak.
Antara Kebohongan dan Kebenaran.
Hikaru ingin melupakan semuanya, seolah semuanya tidak pernah ada, setidaknya Hikaru bisa berbahagia.
Meksipun hanya berupa kebohongan.
Setidaknya Hikaru bisa melupakan rasa sakit yang melukainya setiap saat.
Walaupun Sesaat.
Hikaru meringkuk dengan genangan darah yang selalu ada, rumah yang seakan labirin kegelapan tanpa henti, dan Hikaru tidak bisa lepas dari nya.
Kapan Hikaru bisa lepas dari semua kebenaran menyakitkan ini-?
Hikaru menutup matanya, Hikaru ingin sekali saja merasakan kebahagiaan.
Meksipun Hikaru harus terus berada dalam kebohongan yang dibuatnya untuk selama-lamanya.
Bisakah Hikaru berbahagia-?
Tidak ada jawaban sedikitpun dan Hikaru hanya bisa menutup matanya, berharap melupakan semuanya.
***