webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urban
Not enough ratings
430 Chs

225. Apakah ini namanya gembel elit

"Dia suka ke duanya!" kata Rey tegas.

Kevin terdiam dia memilih untuk melihat karakter Rey yang sebenarnya sebelum bertindak. Jika dia adalah bahaya untuk Arista dia harus menyingkirkannya.

Tidak lama kemudian Alden dan Ramazan kembali ke meja panjang dan duduk di kursi mereka masing-masing.

Arista masih menahan suara tawanya, dia melihat mata dan wajah Ramazan yang memerah bahkan Alden pun sama. Dan Alden lebih parah lagi, dia memeluk sebotol besar air putih.

"Kau sangat berlebihan! Itu benar-benar tidak pedas!" ujar Arista membela.

"Kau gila! Ini bukan makanan manusia! Tidak! Aku tidak akan memakannya! Tidak akan pernah!" teriak Alden menolak.

Ramazan pun mengangkat sebelah tangannya dan berkata "Sama! Aku juga!"

"Rasanya aku sedikit trauma dengan bakso besar dan super pedas ini, mungkin aku tidak akan makan bakso lagi di sisa usiaku!" kata Alden.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com