webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urban
Not enough ratings
430 Chs

111. Di Culik 2

Di sebuah ruangan gelap dan berdebu, kedua tangan dan kaki Ara terikat pada sebuah kursi, matanya tertutup. Lampu neon kuning di atas kepalanya bergoyang-goyang seakan tertiup angin. Sesekali terdengar lontaran potongan kayu kedalam tumpukan api unggu. Ara yang tahu dirinya di culik tidak melakukan perlawanan dia sangat tenang. Karena mereka tidak akan berani melakukan apa pun padanya, nyawanya sama berharganya dengan upah yang akan mereka terima dari bos yang memberi perintah pada mereka.

"Hei.. kau yang di sana.." ujar Ara dengan suara lantang. Dia tahu ada seseorang yang duduk bersamanya, meskipun dia tidak bisa melihat apa pun karena matanya tertutup oleh kain.

"Apa yang kau inginkan?" tanya suara itu.

Ara terdiam mencoba mengingat-ingat dimana dia pernah mendengar suara itu.

"Kenapa kau diam?!"

"Itu kau! Kau masih tidak jera juga setelah di hajar habis-habisan oleh kakak ku! Apa kau masih ingin di hajar olehnya?" tanya Ara dengan nada mengejek.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com