Di sebuah ruangan gelap dan berdebu, kedua tangan dan kaki Ara terikat pada sebuah kursi, matanya tertutup. Lampu neon kuning di atas kepalanya bergoyang-goyang seakan tertiup angin. Sesekali terdengar lontaran potongan kayu kedalam tumpukan api unggu. Ara yang tahu dirinya di culik tidak melakukan perlawanan dia sangat tenang. Karena mereka tidak akan berani melakukan apa pun padanya, nyawanya sama berharganya dengan upah yang akan mereka terima dari bos yang memberi perintah pada mereka.
"Hei.. kau yang di sana.." ujar Ara dengan suara lantang. Dia tahu ada seseorang yang duduk bersamanya, meskipun dia tidak bisa melihat apa pun karena matanya tertutup oleh kain.
"Apa yang kau inginkan?" tanya suara itu.
Ara terdiam mencoba mengingat-ingat dimana dia pernah mendengar suara itu.
"Kenapa kau diam?!"
"Itu kau! Kau masih tidak jera juga setelah di hajar habis-habisan oleh kakak ku! Apa kau masih ingin di hajar olehnya?" tanya Ara dengan nada mengejek.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com