webnovel

kondisi

"selamat tinggal." ucapan Asya menghentikan aktifitas Anaya yg sedang membersihkan lemari buku,Anaya menoleh melihat Asya ia tersenyum sambil membungkukan badannya sebagai hormat.

"terimakasih tuan,maafkan saya jika selama bekerja di sini membuat kesalahan yg di sengaja ataupun tidak..sekali lagi terimakasih tuan." ucap Anaya tersenyum,senyum yg terlihat tulus berbeda dengan hatinya yg bersedih karna mendengar Asya mengucapkan 'selamat tinggal' ia membayangkan jika suatu saat nanti ia menutup mata untuk selamanya,apa ia akan mendengar ucapan 'Selamat tinggal' lagi dari Asya?

setelah berpamitan pada Asya dan Karyawan lain Anaya pulang.sementara di ruangan CEO,Asya merasakan sesak di dada ia tertawa hampa.Asya merasakan sakit yg begitu menusuk di hatinya ketika melihat senyum bahagia Anaya.

Aaarrgggghh

Bugh

teriak Asya menggema bahkan nasib cermin di ruangannya sudah hancur tak berbentuk

"gue ga akan biarin loe bahagia sendiri Anaya.!!"

..

sudah seminggu Anaya ber istirahat di rumah,hanya adel yg tau jika Anaya sudah tidak bekerja sementara Andra belum mengetahui kabar Anaya,karna Andra berada di luar kota untuk bekerja dan sangat sibuk hingga tidak bisa menghubungi Anaya sekalipun

Adel terlihat menangis sesegukan ia masih berusaha membangunkan Anaya yg saat ini tak sadarkan diri

"kak Naya bangun kak.hiks..adel mohon bangun kak.." ucap adel di sela-sela tangisnya

"Assalamualaikum.." suara seseorang mebuat Adel segera berlari membuka pintu rumahnya

"kak Andra.."

"hey adel kenapa nangis hmm?"

"tolongin kak Naya...kak Naya ga bangun-bangun...bahkan hidung sama telinganya ngeluarin darah...tolongin Kak Naya kak..hiks.hiks.." ujar adel dengan sura terbata-bata karna tangisnya

Andra melangkah masuk ke kamar Anaya dengan langkah tegesa-gesa,apa yg ia lihat saat ini membuatnya cemas bahkan tubuh dan tangannya bergetar hebat ketika melihat kondisi Anaya saat ini.

Andra memangku tubuh mungil Anaya membawanya masuk ke mobilnya,mata Andra memerah melihat hidung dan telinga Anaya yg mengeluarkan darah segar.ia begitu takut melihat ke adaan Anaya saat ini,Andra melajukan mobilnya ke rumah sakit.Adel duduk di belakang sambil memeluk tubuh Anaya.Andra sampai di rumah sakit ia kembali memangku tubuh ringkih Anaya,Andra berlari dengan rasa cemas luar biasa ia tidak memperdulikan tatapan orang lain padanya saat ini yg ia perdulikan hanya kondisi Anaya.

"Dokter.." panggil Andra,dokter dan para petugas menghampiri Andra.lalu menyuruh Andra menidurkan Anaya di ranjang,Andra menatap kepergian Anaya yg sudah di bawa ke ruangan UGD

"kamu kenapa Anaya?" ucap Asya dengan nada pelan,tangannya masih bergetar bahkan baju yg ia pakai terkena darah tp bahkan ia tak perduli

Andra menghampiri Adel yg sedang menangis sesegukan.Andra menenangkan Adel sebisa mungkin bahkan tangan adel pun bergetar hebat seperti dirinya

"Adel tau kak Naya kenapa?" tanya Andra pelan setelah melihat Adel sedikit tenang meskipun air matanya belum bisa berhenti

"kak Naya..hiks..kak Naya sakit." jawaban Adel membuat Andra terkejut

"Kak Naya sakit apa del? Adel bisa kasih tau kak Andra,"

"Kak Naya menderita penyakit kelainan darah..udah 3tahun terakhir kak Naya menderita tp bahkan Kak Naya ga pernah mengeluh sedikitpun sama siapapun begitupun sama Adel,biasanya darah yg keluar cuman dari hidung aja tp tadi pagi pas Adel mau bangunin kakak..Adel liat hidung sama telinga kak Naya ngeluarin darah banyak..hiks.." jawaban Adel membuat tubuh Andra lemas luar biasa ia menopang tubuhnya pada dinding rumah sakit bagaimana bisa ia tak tahu kondisi Anaya selama ini,Andra melihat Anaya selalu ceria seperti tak menderita sakit apapun..bahkan 3tahun lalu ia menyakiti hati Anaya dengan sengaja mungkin saat itu Anaya sangat menderita kehilangan kekasih yg sangat ia cintai dan mungkin ia juga sedang menderita karna penyakitnya.Sungguh Andra sangat-sangat menyesal.

setengah jam Andra dan Adel menunggu sampai lamunan Andra tersadar ketika dokter keluar dari ruangan tempat Anaya di periksa

"bagaimana keadaan Anaya dokter?" tanya Andra dengan nada bergetar

"kondisi nona Anaya memburuk,kami sudah bisa menghetikan perndarahan di hidung dan telinganya,dan mungkin sewaktu-waktu pendarahannya akan muncul kembali.berdoa lah semoga nona Anaya segera sadar." ujar dokter

badan Andra merosot ke bawah,ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Andra maupun Adel menangis setelah mendengar penjelasan dokter tentang kondisi Anaya