Setelah makan dan cairan infus habis,dengan sigap Asya melepas jarum yg menempel di lengan Anaya.Asya masih setia memperhatikan wajah Anaya yg saat ini masih terbaring di ranjang.
"maafin aku ya,aku bodoh berkali-kali bikin kamu kaya gini."
"jangan nyalahin diri sendiri terus Asya,naya ga suka,"
Asya menciumi lengan Anaya berkali-kali,ia menyesal bercanda pada gadisnya yg terlalu polos.
"naya kangen sama Asya," Asya tersenyum sembari mengangkat tubuh Anaya agar bisa ia peluk
"tadi aku ada meeting penting..tadi pagi aku ga tega mau bangunin kamu," Anaya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Asya dengan nyaman,aroma Asya selalu membuatnya rindu.
"tadi pagi berasa beda banget," adu Anaya pada Asya
"beda kenapa hmm?"
"biasanya kalau naya belum bangun,Asya selalu bangunin naya.setiap naya buka mata,Asya selalu nyambut pagi naya dengan senyum yg bikin naya ketagihan terus." Asya bahagia mendengar ucapan Anaya,ternyata gadisnya sudah sangat bergantung padanya dan itu sangat membuat Asya teramat senang.
"maaf ya tadi aku cepet-cepet jadi ga bangunin sayang nya aku ini," Asya masih setia mengelus dan menciumi bahu Anaya
"iya ga papa,tp nanti-nanti kalau mau berangkat kerja harus bangunin naya ya?"
"iya sayang,manja banget sih sayang aku ini."
"kan gara-gara di manjain Asya terus jadinya kebiasaan,kenapa Asya ga suka?" Asya yakin bibir Anaya mengerucut lucu saat berbicara.
"siapa bilang ga suka..suka banget malahan,aku seneng akhirnya kamu bisa bergantung sama aku.sering-sering kaya gini ya? aku bakalan turutin apapun yg kamu mau."
"naya cuman mau Asya selalu ada di sisi naya,jangan ninggalin naya lagi.itu udah sangat cukup." Asya melepas pelukannya,tangannya beralih menangkup kedua pipi Anaya dengan lembut.
"aku janji selamanya akan selalu di sisi kamu,maaf karna pernah meninggalkan kamu." Anaya tersenyum bahagia karna melihat ketulusan di mata Asya
Asya mencium bibir kecil gadisnya dengan penuh cinta,Anaya hanya bisa menutup matanya.menikmati setiap ciuman yg Asya nya berikan.setelah di rasa cukup Asya melepas tautan bibirnya pada Anaya,bibir gadisnya yg tadi sedikit pucat sekarang berubah menjadi sedikit segar dan emm basah,bahkan sedikit bengkak karna tadi ia melumatnya cukup lama.
"manis." ujar Asya kembali mengecup bibir Anaya cepat.Anaya menundukan wajahnya karna malu.
"oh iya,emm naya mau minta ijin," cicit anaya pelan
"minta ijin apa,hmm? liat mata aku sayang kalau ngomong," Anaya kembali menatap mata Asya dengan sedikit takut
"emm..besok sore rencananya Naya,Andra sama Adel ada janji ketemuan," eeuh tatapan tajam Asya membuat Anaya takut
"ga boleh!!" ucap Asya tegas membuat tebakan Anaya dengan tepat
"ijinin dong..cuman sebentar aja kok,naya juga kangen sama mereka.udah lama ga jalan-jalan sama Andra,Adel."
"Oh jadi kamu kangen sama Andra?!!" ucapnya dengan nada tak suka,
eeuh harusnya Anaya tak perlu mengatakan itu,ia memang rindu tp lebih rindu pada Adel.karna setelah ia tinggal selama beberapa bulan bersama Asya ia hanya beberapa kali bertemu dengan Adel,dikarenakan kesibukan Adel sebagai mahasiswi.
"bukan gitu sayang..Naya kangen sama Adel emang sih kangen juga sama Andra karna Andra sahabat Naya tp Naya kan cuman nganggep sahabat aja,dulu Andra selalu ada buat Naya pas naya senang maupun susah jdi naya ga bisa lupain Andra gitu aja," ucap Anaya mencoba menjelaskan
"tapi aku cemburu.." ujar Asya merajuk sembari memeluk erat tubuh mungil anaya,menyusupkan wajahnya di leher Anaya.menghirup aroma yg selalu membuatnya candu.
Anaya tersenyum mendengar nada merajuk Asya nya,sungguh menggemaskan kekasihnya ini.
"kan ga macem-macem,cuman ketemu aja..udah lama juga naya ga ketemu mereka apalagi Andra,terakhir kali ketemu waktu Naya pulang dari rumah sakit." ucapnya seraya mengelus rambut Asya dengan lembut
"tapi kamu harus ikutin syarat yg aku kasih," ujar Asya setelah memikirkan sebuah ide dan kembali menatap mata teduh Anaya
"syarat apa sayang?"
"uuuh gemesin banget sih calon istri aku ini,"
"Iih siapa yg calon istri?"
"kamu dong,"
"emang Asya pernah ngelamar naya gitu"
"meskipun aku belum ngelamar secara resmi,tapi kamu tetep bakalan jadi istri aku..ibu dari anak-anak aku," ucap Asya mantap,ucapan Asya membuat hati anaya menghangat.ia mengaminkan ucapan kekasihnya.
"apa syarat nya?" tanya Anaya mengalihkan pembicaraan yg membuat nya salah tingkah
"cie,,ngalihin pembicaraan.kenapa? lagi bayangin ya?" ujar Asya menggoda
"iih udah!" pipi Anaya memerah karna godaan Asya padanya
"pipi nya itu kenapa?"
"Asya Iiihhh," Anaya mencubit gemas pinggang Anaya
"hahahaa lucu banget sih? calon istri Asya ya?" godanya lagi membuat Anaya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Asya.Asya terkekeh geli melihat tingkah lucu Anaya.
"bahagianya aku milikin kamu Anaya," Asya pengecut puncak kepala Anaya bertubi-tubi
"syarat dari aku,kalau kamu mau quality time sama Andra dan Adel..." Anaya kembali menatap Asya,menunggu kelanjutan ucapan kekasihnya
"kamu harus mau aku bawa ke rumah aku,ketemu sama keluarga besar aku.aku tau kamu udah kenal sama orang tua aku,tp kamu belum memperkenalkan diri sebagai kekasih aku dan calon istri aku."
euh dada Anaya berdebar membayangkan pertemuan dengan keluarga Asya,Anaya takut jika ia memperkenalkan diri sebagai kekasih Asya akan mendapat penolakan mengingat derajat nya tidak seperti Asya.karna selama ini orang tua Asya hanya tau jika ia hanya bersahabat dengan Asya dari kecil.
"mikir apa hmm?" tanya Asya melihat Anaya seperti memikirkan sesuatu
"eumm...naya ga tau,eumm..maksud naya..."
"kenapa sayang? ngomong aja ga usah takut," ujar Asya sembari mengelus kening Anaya lembut,menghantarkan kenyamanan pada gadisnya agar tidak pernah ragu untuk mengungkapkan apapun yg gadisnya pikirkan
"eumm naya takut,kalau om sama tante ga terima naya.Asya kan tau sendiri kalau status kita..." ucapan anaya terpotong
"aku ga suka kalau kamu udah bandingin status aku sama kamu,! buat aku kamu itu istimewa ga bisa di bandingin sama apapun.!! cuman kamu yg berharga ga bisa di ganti apapun." ujarnya tegas namun lembut di akhir kalimat
Mata Anaya berkaca-kaca mendengar setiap ucapan Asya,ia begitu bahagia di cintai pria seperti Asya yg mau menerimanya apa adanya.
"ya udah naya mau ketemu keluarga Asya," putus Anaya pada akhirnya,membuat Asya memeluk Anaya erat.
"terima kasih sayang,aku janji akan selalu ada buat kamu.aku ga akan biarin siapapun nyakitin kamu."