51 08 TDG

" Siap?" tanya penghulu pada Zab.

" Ins Yaa Allah!" jawab Zab.

" Bismillah!" ucap Kabir.

Tangan Zab terulur dan digenggam oleh Kabir.

" Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Yasmin Zhafirah Kabir alal mahri althab 200 jarram haalan" kata Kabir.

Kabir menarik tangan Zab, dengan pelan dan dalam satu tarikan nafas Zab membalas ucapan Kabir.

" Qabiltu nikaahahaa wa tazwiijahaa 'alal mahril madzkuur wa radhiitu bihii wallaahu waliyyu taufiiq!" ucap Zab.

" Gimana? Sah?" tanya penghulu.

" Sahhhhhh!" teriak semuanya.

" Alhamdulillah!"

Kemudian penghulu membacakan do'a dan diaminkan oleh seluruh yang hadir pada acara tersebut. Wajah Harun dan Fatma tersenyum bahagia melihat semua berjalan dengan lancar. Yasmin yang melihat jalannya akad nikah dari dalam kamarnya, tersenyum lega dan sangat bahagia akhirnya dia sudah sah menjadi seorang istri dari Zabran.

Yasmin dijemput oleh Umminya untuk dibawa duduk di samping Zab. Dengan langkah pelan dan pasti, Yasmin keluar dan berjalan menuruni anak tangga. Semua mata tertuju pada anak semata wayang Kabir dan Bilqis. Berbagai ucapan memuji mengiringi langkah Yasmin, dia terlihat anggun dan mempesona.

" Zab! Istrimu datang!" ucap Harun.

Zab hanya berdiri di tempatnya, tanpa ada niat untuk melihat wajah Yasmin, sementara mempelai wanita begitu berharap agar suaminya menyambut kedatangannya dengan wajah suka cita. Tapi semua hanya angan Yasmin saja, hingga dia sampai disisi Zab, pria itu hanya terdiam.

" Mempelai wanita silahkan mencium tangan suami!" ucap penghulu.

Yasmin meraih tangan kanan Zab dan mencium punggungnya.

" Mempelai pria silahkan mencium kening istrinya!" kata penghulu lagi.

Dengan ragu, Zab mendekatkan bibirnya ke kening Yasmin, lalu dia menempelkan bibirnya ke kening wanita itu dengan cepat. Yasmin memejamkan kedua matanya, merasa kekakuan dan ketidak ikhlasan suaminya dalam melakukan semua ini. Aku tidak boleh memperlihatkan kekecewaanku di depan semua orang! batin Yasmin.

Semua orang bertepuk tangan melihat adegan demi adegan, foto demi foto yang dilakukan oleh kedua mempelai sesuai arahan sang fotografer. Semua tamu dipersilahkan untuk menikmati hidangan yang telah di sediakan.

" Alhamdulillah! Selamat, ya, nak!" ucap Fatma saat Zab mencium pipi dan memeluknya.

" Semoga ini yang terbaik, Ummi!" bisik Zab di telinga Fatma.

" Ins Yaa Allah! Bukankah selama ini kamu memang menginginkan dia?" tanya Fatma.

" Itu sebelum semua terjadi!" kata Zab lagi.

" Ummi tahu ini berat bagimu, tapi Ummi harap kamu kamu bisa menjadi pemimpin keluarga seperti Abamu!" kata Fatma mengusap punggung putranya.

" Ins Yaa Allah!" balas Zab.

" Selamat, ya, sayang!" ucap Bilqis pada putrinya.

" Alhamdulillah! Trima kasih, Ummi!" jawab Yasmin memeluk umminya.

" Semoga sakinah, mawwadah, warohmah!" ucap Bilqis lagi.

" Aamiin!" sahut Yasmin.

Semua memberikan selamat pada kedua mempelai, baik dari pihak keluarga besar dari masing-masing mempelai maupun para tamu undangan. Resepsi pernikahan akan dilakukan minggu depan karena gedung yang akan dipakai baru kosong di minggu depan.

Yasmin sesekali mencuri pandang suaminya, tapi sedikitpun Zab tidak pernah melihatnya. Hati Yasmin terasa sakit karena sikap dingin suaminya. Yasmin sedang duduk bersama saudara-saudaranya sambil menikmati live music yang ada.

" Assalamu'alaikum!" sapa seorang pria.

" Wa'alaikumsalam! Bennn! My God! Kamu bisa datang!" ucap Yasmin senang, semua saudara Yasmin melihat ke arah Ben dengan tatapan takjub.

" Ya! Saya berusaha untuk hadir, karena ini hari besar kamu!" jawab Ben dengan perasaan sedih.

Ben jatuh cinta pada Yasmin sejak mereka sekolah menengah saat mereka tinggal di Dubai, tapi dia tidak berani mengatakan karena dia takut jika Yasmin akan menjauhinya kalo sampe wanita itu tahu tentang perasaannya. Pria itu tersenyum lebar lalu menangkup kedua tangannya di depan wajahnya memberikan tanda jika dia memberikan salam pada Yasmin. Yasmin membalas salam tersebut dan tersenyum lebar juga.

" Thank you! Meet may family!" ucap Yasmin memperkenalkan satu-persatu saudaranya.

Dari kejauhan Zab tanpa sengaja melihat ke arah Yasmin yang sedang tertawa bersama saudara-saudaranya dan seorang pria. Tangannya terkepal, hatinya cemburu melihat keakraban Yasmin dan pria itu. Meskipun dia tidak ingin menikahi Yasmin, tapi dalam lubuk hati yang paling dalam, Zab sangat mencintai gadis cantik itu. Ya, Yasmin terlihat sangat cantik dengan gamis pengantinnya, Zab bahkan tidak berkedip menatap istrinya.

" Ben?" sapa Bilqis.

" Aunty!" balas Ben.

" Kamu datang? Mana mommy daddymu?" tanya Bilqis.

" Mereka akan datang minggu depan, Aunty!" jawab Ben ramah.

" Apa kamu tertarik dengan salajh satu dari keponakan-keponakan Aunty?' tanya Bilqis.

" Tante! Ummi!" ucap Zaskia dan Yasmin bersamaan.

" What? Tante hanya bercanda! Tapi kalo beneran juga nggak apa-apa, Ben ini seorang mualaf yang sangat tekun dalam beribadah, nggak kalah dengan Zabran!" puji Bilqis.

" Serius?" tanya para gadis terkejut.

" Kok kamu nggak bilang, Yas?" tanya Yamina, sepupunya.

" Kalian nggak nanya!" jawab Yasmin santai.

" Kenapa nggak sama Ben aja nikahnya?" tanya Zaskia.

Yasmin melotot pada sepupunya yang hanya memutar bola matanya begitu saja.

" Karena anak Tante sudah jatuh cinta pada pandangan pertama sama suaminya!" jawab Bilqis tersenyum.

" Serius?" tanya Haliza.

" Bener dong!" jawab Bilqis lagi.

Ben hanya terdiam dan menatap Yasmin yang terlihat malu-malu karena cerita umminya. Hati pria itu kembali sakit mendengar cerita ummi Yasmin.

" Sayang! Apa kamu tidak akan mengajak makan suamimu?" tanya Bilqis.

" Oh, gitu, ya, Ummi!" sahut Yasmin menggaruk kepalanya.

" Iya, dong, sayang! Kan kamu sudah jadi istri! Melayani suami adalah kewajiban istri!" kata Bilqis.

" Ok! Ben, aku ke Kak Zab dulu!" kata Yasmin.

" Biar Ben disini sama ummi dan mereka!" sahut Bilqis.

Yasmin tersenyum dan berjalan mendekati Zab yang begitu melihat Yasmin melihatnya, sontak dia langsung memalingkan wajahnya sebelum terlihat Yasmin.

" Permisi, semua!" sapa Yasmin pada Zab dan saudara-saudaranya.

" Hai, Kak!" jawab semua.

"Kakak pinjem Kak Zab sebentar!" kata Yasmin.

" Lama juga nggak papa! Udah halal ini!" sahut Anil.

" Kita kesana dulu, yuk!" ajak Anil.

Setelah semua pergi, Zab duduk di kursi tamu.

" Kakak nggak makan? Aku ambilkan, ya?" tanya Yasmin.

" Boleh!" jawab Zab ramah.

Yasmin berjalan ke arah meja untuk prasmanan dan mengambilkan makanan kesukaan Zab.

" Ini, Kak!" kata Yasmin memberikan sepiring makanan pada Zab.

Yasmin duduk di sisi Zab dan melihat suaminya itu makan dengan lahap.

" Kamu nggak makan?" tanya Zab.

" Apa mau aku suapi?" tanya Zab menggoda.

" Nanti setelah kakak makan, aku akan makan!" jawab Yasmin.

" Pergilah, ambil makanan untukmu! Setelah ini kita istirahat! Kamu terlihat lelah!" kata Zab sambil makan.

" Iya!" jawab Yasmin.

Wanita itu berjalan kembali ke meja prasmanan dan mengambil makanan untuk dirinya. Mereka berdua makan dengan tenang dan sesekali tersenyum saat ada beberapa orang menyapa dan tersenyum pada mereka.

" Ummi, kami pamit mau istirahat dulu!" kata Zab pada Fatma yang sedang berkumpul dengan orang tua Yasmin.

" Iya! Ummi juga mau pulang!" kata Fatma.

" Ini!" kata Kabir mengeluarkan sebuah cardkey.

" Apa ini, Om!" tanya Zab yang melihat cardkey itu.

" Aba! Bukan Om lagi. Ini hadiah dari Om Yasmin yang tidak bisa hadir! Menginap selama 3 hari di Hotel di Singapore!" kata Kabir.

" Iya, sayang! Om Faisal sudah mengatur keberangkatan kalian untuk sore hari dan sudah menyiapkan transportasinya juga! Lengkap pokoknya!" kata Bilqis.

" Baik, Aba! Trima kasih banyak!" kata Zab.

" Buatkan kami cucu segera!" kata Kabir.

" Aba!" ucap Yasmin dengan wajah malu dan menunduk.

" Hahaha! Dasar pengantin baru!" kata Kabir.

" Pergilah! Semua sudah disiapkan disana, kalian tinggal berangkat saja!" kata Bilqis lagi.

" Ummi!" panggil Zab.

" Fii Amanillah! Baik-baik dengan istrimu!" pesan Fatma sambil menatap tajam mata Zab.

" Ins Yaa Allah, Ummi!" jawab Zab.

avataravatar
Next chapter