webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
Not enough ratings
268 Chs

Sidang Semiterbuka

Jerry setengah berlari dari anak tangga terakhir begitu melihat Iqbaal dan Nalesha bersitegang di meja makan. Tanpa basa-basi dihempaskannya tangan Iqbaal dari kerah belakang Nalesha, meminta Wibi menjauhkan Iqbaal sedikit. "Manusia kalau lagi emosi emang suka bego ya kayak Lo pada. Ada apa sih, hah?!" sentaknya, menggema di seluruh penjuru ruangan, sukses membuat beberapa orang di lantai dua membuka pintu kamar mencari sumber keributan.

"Lo juga bertiga!" tunjuk Jerry pada Wibi, Lim, dan Saheera, "Kenapa diem aja orang mau berantem?"

Ketiganya terutama Saheera hanya bisa bingung tanpa menanggapi kemarahan Jerry yang memperkeruh tetapi membatu meredam situasi.

"Ada apa lagi sih? Gak kelar-kelar masalah gak jelas Lo bertiga." Leon datang, bersama Abidin seperti biasa.

"Gue gak terlibat, Yon. Dua manusia gak jelas ini biang keroknya, main jotos aja kalau gak dipisahin," kesal Jerry.

Leon dan Abidin hanya geleng-geleng kepala, "Dhaiva mana?" tanya Leon.

"Panggil lah sama Lo sana!"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com