webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Teen
Not enough ratings
268 Chs

Privilege Satu Rumah

Iqbaal dan Saheera baru saja tiba di LAPAS usai menempuh satu jam lebih perjalanan. Langsung saja mereka mengurus izin kunjungan, dan tak lama kemudian Nalesha sudah muncul di hadapan mereka. Masih segar sekali tampilannya, rambutnya pun masih basah, entah karena air mandi atau air wudhu?

"Gila, nambah ganteng aja Lo kumisan begitu." Iqbaal menyalami Nalesha khas sesama laki-laki, merangkul satu sama lain, "Gimana? Sehat kan Lo?"

"Santai lah. Aman kok disini," ujarnya kemudian melambaikan tangan pada Saheera, "Ra? Tumben repot repot dateng kesini?"

"Iya ini kebetulan ada jadwal kosong. Duduk dong kalian, pegel tau," ujarnya.

Kedua orang itu menurut saja, lanjut membicarakan beberapa hal santai karena memang itu tujuannya.

"Tadinya Mama Gue mau ikut, cuma mendadak ada undangan yang gak bisa ditolak. Salam buat Lo katanya."

"Oh? Iya, Waalaikumsalam. Udah lama banget gak ketemu Mama Kamu. Gimana kabar beliau?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com