webnovel

school girl

Ren laki-laki yang memilki kemampuan diluar nalar manusia biasa, terpaksa bersekolah, di sekolah perempuan karena tidak memliki biaya untuk masuk sekolah namun, apa yang akan terjadi dengan kehidupannya di sekolah tersebut apakah berjalan dengan baik atau sebaliknya.

Riko3603 · General
Not enough ratings
12 Chs

Pertarungan

Aku menujuk tangan membuat wasit berhenti, "di sini apa ada peraturan?"kataku dengan wajah bingung.

Kesunyian, tidak ada suara yang terdengar aku melihat wajah semua orang yang kelihatan aneh, "anu kalian semua bego ya"aku dengan suara seperti emilia.

"Siapa yang kau panggil bego huh? "Terikan semua orang, "bukanya kau yang bego"semua orang dengan wajah marahnya.

"Berisik sekali kalian ini"aku membersihkan telingaku, "membuat, telingaku sakit tahu"aku, menatap bosan mereka.

"Peraturannya sederhana dilarang membunuh lawanmu saja ren!"teriakan ran dari bawah panggung.

"Tunggu dulu, kenapa dia disini bagaiamana?"Terdengar suara komentator,"salah satu anggota dewan, ada disini dan dia sedang bicara dengan white boy"komentator berteriak semangat.

"Siapa yang kau panggil bocah huh?"aku memarahi komentator.

"Pfttt"ran menahan tawa, "(ren memang bocah) "ran menahan perutnya.

"Kenapa kau tertawa ran"aku kesal melihat ran yang menahan tawanya.

Aku meneriaki ran terus-menerus namun dia hanya menahan tawanya, membuat orang yang menonton ricuh dan saling adu mulut denganku karena aku memarahi ran, "(aku di cuekin )"roger dengan wajah bodoh.

"Woi white boy, lawan aku sekarang! "Roger meneriakiku.

"Siapa yang kau panggil bocah huh"aku memarahi roger.

"Baik pertandingan dimulai"kata wasit mendadak mulai.

"Woi, kenapa mulia wasit bego"aku memerahi wasit.

"Suggg"roger begerak sangat cepat dan menahan tenaganya di tangan kanannya untuk memukulku, "bukkk"bunyi pukulan mengenai sesuatu, "(kena kau) "roger tersenyum sombong.

Karena tempat di penuhi kabut pasir, karena pukulan roger, roger tidak bisa melihat apa yang sebenarnya telah di pukul.

"Pukulan telak mengenai white boy"komentator berteriak semangat.

Mendadak suara penonton mengejek nama white boy, "haha rasakan itu"suara penonton yang membisikkan ren.

Ran menahan tangannya, "(beraninya kalian menghina ren) "ran menahan emosinya, "(dan juga tidak mungkin ren dikalahkan semudah itu)"ran tersenyum.

Mendadak semua orang terkejut karena, pukulan roger tidak mengenai ren, "dimana dia?"roger dengan wajah gelisah.

"Tukkkkk"orang bersandar di punggung roger, "kau tadi memukul siapa? "Aku menatap dia bingung.

Mendadak roger terkejut dan, "kenapa kau ada di situ? "Roger melihat punggungnya yang di sandar dengan tubuhku.

"Aku dari tadi ada disitu kok, kau aja yang lambat"aku dengan wajah bosan.

"(Sial cepat sekali) "roger menahan emosi.

"Baik bagaimana kalau kita mulai?"aku menggunakan kuda-kudaku biasa dalam bertarung.

"Tidak bisa di percaya white boy, ada di belakang roger"kata komentator dengan semangat.

"Sudah aku duga, hihihi"ran menahan tawanya.

Roger menggunakan kuda-kudanya, "boxing ya"aku menatap dia biasa.

"Aku mulai tahan pukulanku white boy! "Roger mengarahkan pukulannya tepat di wajahku namun.

"Grep"aku memegang tangan kanannya roger, "aku sudahi ya"aku begerak sangat cepat membuat tinjuan roger tidak megenaiku, "bukkkk"aku meninju wajah roger.

Roger terbaring karena pukulanku barusan, mendadak kesunyian orang hanya terdiam dengan bingung, "(sudah aku bilang ren, tidak bisa di kalahkan semuda itu) "ran tersenyum.

"1,2,3,out"wasit menghitung,"Pemenangnya white boy"wasit mengangkat tanganku.

Terdengar suara sorakan memangil nama white boy, dan komentator yang berteriak dengan semangat.

"Ren hebat"ran dan erina, dengan wajah terkagum.

"E....."erina dan ran saling pandang.

"Ran"erina berteriak.

"Erina"ran berteriak.

Mereka saling memandang dengan wajah memerah.

"(Sial apakah erina tadi mendengar, apa yang baru saja aku katakan?! "Ran menundukan kepalanya.

"(Kenapa ran disini juga berpapasan segala lagi, aduh gawat) "erina dengan wajah malunya.

"Anu erina kenapa kau ada disini? "Ran tersenyum.

"Aku tadi lagi nonton ren aja kok"erina memalingkan wajahnya.

"Oh gitu ya"ran mengelus kepalanya.

Mendadak suasana canggung antara mereka berdua, "(bingung mau bilang apa?! )"Kata Ran dan erina dalam hati.

Aku berjalan menuju tempat mereka berdua, "woi erina, ran"aku melambaikan tanganku kerahanya, aku melihat mereka yang diam saja ,"ada apa dengan kalian? "Aku bingung melihat mereka.

"Bukan apa-apa kok, ren"erina, dan ran dengan pipi memerah.

"Kau tadi hebat juga ya menghalalkan juara bertahan ranking D selama 3 tahun"ran tersenyum senang.

"Lumyanlah sebagai pemula"erina membersihkan kacamatanya.

Aku mendekati erina sangat dekat, sampai jarak aku dan matanya hanya tinggal 5 cm, "(kau kenapa ren, aku belum siap) "erina dengan wajah memerahnya.

"Apakah kau baik-baik saja"aku tersenyum lebar.

Erina bingung denagn perkataanku barusan, "kau habis bertanding dengan ran kan"kataku.

"Hem"erina mengangguk, "tentu aku baik-baik saja kok"erina menundukan kepalanya, "(terima kasih ren) "erina tersenyum kecil.

"(Asataga aku pikir akan terjadi apa'an,kupikir dia akan mencium erina) "ran menarik nafas.

"Jadi berapa ronde pertarungan? "Aku melihat ring.

"Oh kalau itu mu mungkin hanya 2 ronde lagi"ran sambil melihat jamnya.

"2 ronde cepat ya"kataku.

"Ya begitulah soalanya event kali ini hanya sedikit yang mengikutinya"ran tersenyum malu.

"Mungkin karena tahun kemarin kau berbuat masalah kan ran"erina tersenyum mengejek.

"Erina jangan di ceritakan dong"ran malu.

"Aku masih ada videonya saat kau mnghabisi semua lawan,lucu sekali sih mereka semua kalah padahal jumlahnya ada 50 orang"erina menahan tawanya.

Erina menujukan videonya kepadaku, "erina jangan dong"ran marah malu.

Aku melihat video ran yang di kerumuni laki-laki dan perempuan dari sekolah lain, mereka menggunakan kuda-kuda yang berbeda-beda namun ran hanya diam saja dan ran tersenyum agak berbeda, tak beberapa lama semua lawan dikalahkan ran, "gila kau kuat sekali ran(atau bisa aku bilang monster) "aku menelan ludah.

"Memalukan sekali"ran menundukan kepalanya.

"Kenapa ran bertarung dengan orang sebanyak itu? "Aku bingung.

"Oh itu mereka menantang ran, bertarung dengan taruhan nama anggota dewan"erina dengan suara biasa saja.

"Maksudnya apa? "Aku bingung.

"Huh, kau ini ternya bodoh juga ya ren, bisa dibilang dia bertarung untuk gelar dewan dia, karena jika dia kalah maka nama anggota dewan dia dihapus, dan yang mengalahakn dia akan menjadi anggota dewan selanjutnya, namun samapi sekarang belum pernah ada orang yang membuat anggota dewan kalah"kata erina.

"Begitu ya(aku enggak mengerti sama sekali,apa yang dimaksud ini cewek?)"aku dengan wajah poker face.

Ran menyentuh pundak erina, "ada satu orang kok yang pernah mengalahkan anggota dewan

,itu orangnya"ran menunjuk kearahku.

Aku melihat kebelakang namun tidak ada orang, "(siapa yang dimaksud ran?) "aku bingung.

"Oh ya aku lupa"erina dengan wajah agak kesal kerahaku.

"(Heh, kenapa dia menujukan wajah kesal begitu?! )"aku agak ketakutan.

Aku bingung karena erina melihatku dengan wajah kesalnya,"jangan sok bodoh kau orang pertama yang mengalahkan anggota dewan"erina dengan alis berkedut.

"Huh aku ya"aku menunjuk diriku sendiri.

"Hemm"erina, dan ran mengangguk.

"(Sial aku lupa) memang itu penting ya"aku bingung.

"Bukkkkk"pukulan erina dan ran mengenai wajahku, "penting bodoh"mereka berdua dengan wajah marahnya.

Aku masih tidak mengetahui tentang sekolah the elit, dan macam-macam peraturan di sekolah ini karena kalau boleh jujur aku tidak membaca buku peraturan sekolah dan tentang sekolah juga memalukan sekali wahai diriku.

Bersambung

"Anu dari tadi aku sabar ya, apa maksudnya erina masih pakai lensa kontak! "Erina berteriak, "ren jawab"erina menarik kerah bajuku.

"(Kalau aku jawab salah, pasti aku sekarang ada di kuburan) enggak tahu"aku memalingkan wajahku.

"Aku tahu"ricka menujuk tanganya, "itu berarti author hobi jailin kamu erina"ricka dengan tatapan kosong.

"Huh, akan aku bunuh kau author"erina dengan wajah iblisnya.

"Jangan kalau kau bunuh ceritanya akan tamat"ren menyentuh kaki erina.

"Grep"erina mencekram wajah ren,dan melemparnya, "aku tunggu kau author, hihihi"erina mencoba keluar dari cerita ini namun.

"Tubssss"author mematikan tvnya.

Author membuat cerita lain, "sorry aja gue keluarin sadako dari cerita ini"author dengan wajah bosannya.

"Oh ya dan juga maaf jokenya kalu garing tehehehe"author memukul pelan kepalanya sama seperti ran.