webnovel

50. Tabir yang terkuak 1

Akhirnya Tn dan Ny. Bramantyo tahu kalau Ben lupa siapa May. Setelah sepeninggal May dengan kunjungannya dan permohonan pamit ia akan ke kota Willow selama 2 minggu perasaan was - was bergelayut di benak kedua orang tua itu.

Ny. Siska tidak percaya kenapa persolan bertubi - tubi menimpa hubungan putera sulungnya?

Pertanyaan Ben kepada mereka sepeninggal May yang membuat energi mereka benar - benar drop.

"Ben apakah kamu harus bersikap menjengkelkan seperti itu ke May?" tanya mamanya sebelumnya menyampaikan lebih tepatnya memerintahkan Eva Sinna keluar dan meninggalkan mereka.

"Mam maaf mama tahukan Ben gak bisa sok akrab dengan orang baru!"

"Orang baru apa? lebih baru mana antara Eva dengan May?"

"Eva teman Ben semenjak SMP mam!"

"Setelah itu tidak ada komunikasi kan!" bentak Ny. Siska dengan tidak sabar

"Siapa sih mam perempuan tadi itu?" tanya Ben dengan nada tinggi

"Hakh... apa kamu bilang,"

Papa dan mamanya merespon dengan serentak

Lalu keduanya bertukar tatapan mata segera keluar dari kamar Ben masuk ke ruang kerja Tn. Angga.

Sebelumnya Ny. Siska menyuruh asisten rumah tangganya untuk membawa Eva Sinna ke ruang kerja suaminya.

"Apa pap? Ben mengalami amnesia disosiatif akibat kecelakaan menyebabkan gangguan dalam sistem memori Ben yaitu kehilangan ingatan dan kecenderungan traumatik membuat ia memiliki Motivated Forgetting atau termotivasi lupa akan peristiwa yang membuat dia trauma"

kira - kira itu penjelasan dari dr. Ara Sp. KJ yang menangani puteranya. Mereka pikir Ben bertemu dengan dr. Ara hanya sekedar konseling menghilangkan trauma akibat kecelakaan, ternyata ada hal besar yang ditutupi oleh May, Will dan Di' dengan alasan tidak mau orang tuanya menjadi gelisah.

"Eva Sinna, saya tahu kamu teman putera saya. Tetapi apakah menurutmu sebagai seorang perawat profesional seharusnya kamu menceritakan kondisi putera saya dengan sebenar - benarnya?"

"Maaf nyonya saya tidak akan berani kalau tanpa perintah dari nona Maya Belinda sharon" tegasnya dengan berbohong

Pada kenyataannya Eva tahu ia tidak pernah Mendapat perintah demikian, ia hanya tahu demi menjaga perasaan orangtua Ben maka May, Will dan Diana memilih tidak jujur atas kondisi Ben. Ia sengaja menyiram bensin ditengah kobaran api.

"Papa dengar ini kata Eva, ia dapat perintah dari May supaya tidak membuka kebenaran tentang kondisi Ben"

"Mam please jangan berpikir macam - macam. Apa coba untung May menutupi kondisi Ben, dengan segala hal yang sudah ia lakukan selama 1 bulan ini?" tegas Tn. Angga sambil menatap bola mata Eva dengan tajam, sejak awal ia tidak menyukai kehadiran Eva dia memiliki firasat bahwa Eva menggunakan kesempatan ini demi keuntungannya.

Saya harus selidiki hal ini dengan baik - baik pikir Tn. Angga.

"Iya juga yah pap" jawab Ny. Siska

Merasa ia gagal menghidupkan api Eva kemudian undur diri, sebelum ia keluar "Eva, tolong duduk sebentar" ucap Tn. Angga.

"Nona Eva, saya tahu kamu teman dari Ben. sejak SMP"

"Apakah ada hasrat lain antara kamu dengan putera saya?" tanyanya dengan nada suara dingin

"Maksud tuan apa? Eva gak paham tuan!, saya hanya perawat yang mendampingi pasien dalam hal ini karena Ben teman remaja saya maka saya memberi perhatian lebih" jawab Eva dengan terbata - bata.

"Nona Eva saya dapat membedakan antara perawat profesional dengan perhatian ke lawan jenis dan yang saya simpulkan perhatian kamu kategori kesimpulan saya yang terakhir"

"Eva meski Ben sekarang mengalami amnesia jangan pikir kamu dapat menggantikan May" seru Ny. Siska yang tanpa sadar di dengar oleh Ben

Menyebabka Ben menerobos masuk ke ruang kerja papanya, ia salah paham maksud dari mamanya. Ben pikir persoalan antara Eva dan May masih seputar kejadian di kamarnya tadi, ia kemudian tersinggung kalau temannya harus mendapat amarah dari mama dan papanya oleh karena May.

Lama - lama ia sebal mengapa setiap nama itu terlibat dalam hidunya ia merasakan ada sentakan emosi dalam hatinya, ia yang tidak mengetahui siapa May memilih untuk membela temannya Eva Sinna.

"Pap, mam please gak usah marah - marah dengan Eva. Tadi semuanya salah Ben, sedikitpun Eva tidak salah" tegas Ben

Merasa Ben membelanya ada senyum simpul terlihat sejenak dari wajah Eva dan hal itu tidak diabaikan oleh Tn. Angga, ia berpikir ular yang satu sudah di usir sekarang is harus berjuang lagi mengusir ular yang juga ingin mencoba menancapkan ekor di punggung puteraku, batinnya.

Keesokan harinya, Tn. Angga dan Ny. Siska bersiap mengantar Ben untuk terapi. Keputusan itu di dukung oleh Will dan Diana saat mereka berdialog lewat chat "The Warrior's" sedangkan sejak kemarin setelah May pamit di mansion Bramantyo whatsapp May tidak aktif lagi,

"mungkin sibuk tante karena pagi ini pukul 05.00 pagi dia harus check in di bandara" jawab Di' saat Ny. Siska menanyakan keberadaan May.

"Jadi benar May berangkat dengan Roaman? Bagaimana kalau May jatuh cinta dengan Roaman karena kondisi Ben?" tanya Ny. Siska

Seketika chatting itu berhenti, tidak ada yang berani berasumsi atau menyampaikan argumentasi karena kondisi Ben tidak ada yang tahu berapa lama ingatannya pulih secara total.

"Pap, hari ini saya gak diantar Eva?"

"Gak nak, Eva lebih baik kamu di rumah saja! tegas Tn. Angga"

Sialan jawab Eva dalam hatinya, kalau seperti ini bisa - bisa rencanaku berantakan batinnya, tapi apa boleh buat ini perintah langsung dari Tn. Angga.

"Baik tuan!" jawab Eva

-----------

Saat Ny. Siska duduk di ruang tunggu dr. Ara Sp. KJ sesekali ia menghela nafas dan tidak fokus, ia tidak sadar seseorang mengamat - amati keberadaan dirinya.

"Siska ... kamu Siska Widya Rao, bukan?"

Demi mendengar suara khas pria yang memanggil nama gadisnya membuat hati Ny. Siska tersentak dan memandang dengan tajam ke arah pemilik suara tersebut.

"Ray Kaba? apa kabar kamu sudah puluhan tahun kita tidak bertemu?" jawab Ny. Siska dengan terbata - bata.

Ia kemudian mengingat patah hati dari pria itu saat Siska memutuskan hubungan romantisme mereka karena ia dijodohkan dengan paksa oleh papanya Jonan Rao demi perluasan bisnis

Yang lebih menyakitkan sebenarnya adalah perkataan Ray kepada Siska, kalau hanya karena harta baru saya bisa memenangkan hari papamu sebaiknya saya mundur Siska!

Seolah - olah membuat Siska menjadi cewek materialistis, hingga amarah itu dibawanya ke dalam rumah tangganya dan dilampiaskan kepada suami pilihan orangtuanya Angga Wijaya Bramantyo.

Saat itu karena amarah di awal tahun pernikahan mereka Siska bahkan memilih untuk tidak mau disentuh oleh suaminya, hingga peristiwa kematian papanya dan dalam keadaan terpuruk ia yang sudah yatim piatu hanya memiliki seorang kakak laki - laki yang jauh di luar negeri akhirnya tunduk pada perhatian dan pesona suaminya. sehingga ia bertekad mengabdi dan melupakan pria masa lalunya.

Mereka berdua sesaat larut dalam peristiwa masa lalu, kemudian terdengar bunyi "ehmm... ehm.. ehm" dari Tn. Angga

"Eh pap sudah selesai, makannya?" tanya Siska

Ray melihat seorang pria yang seumuran dengannya yang dipanggil pap oleh Siska, ia memuji tampilan, raut wajah dari suami perempuan di masa lalunya.

"Iya mam, ada apa kok mama dan pak dokter terlihat melamun"

Tn. Angga sekilas melihat nama di badge seragam jas putih dari pria yang terlihat macho meskipun sudah termakan usia, saat ia membaca nama Ray Kaba ia segera ingat bahwa pria ini adalah pria yang dipisahkan oleh mertuanya dengan isterinya karena mertuanya berpikir pria ini tidak punya masa depan, kejadian itu masih membekas di ingatannya.

Saat ia dan papa mertuanya Jonan Rao makan malam di sebuah restoran bintang lima, acara makan mereka diusik oleh kehadiran pria gagah yang akhirnya ia tahu kalau pria itu mantan kekasih isterinya ditinggalkan karena perjodohan mereka

"Tuan Rao seandainya saya tahu tuan mencari kandidat calon menantu dengan kriteria memiliki saham di berbagai perusahaan, rumah sakit dan hotel, maka saya tidak akan datang dengan tampilan sederhana pada saat perkenalan dengan Anda.

Saya akan pamerkan siapa sebenarnya keluarga Kaba dan harta yang dimilikinya sehingga perpisahan antara saya dan Siska tidak terjadi" ucap pria itu disertai tetesan air mata.

Menurut hemat Angga pada saat itu hal yang cengeng dilakukan seorang pria. Pernyataan pria itu membuat wajah papa mertuanya memerah, lalu berkata "kamu terlambat anak muda, putri saya sudah menikah dan ia bahagia".

Oleh karena dasar perjodohan bisnis yang dia ketahui dikemudian hari itulah sebenarnya membuat Angga tidak marah dan kecewa pada isterinya karena di tahun pertama pernikahan mereka Siska menolaknya, tanpa isterinya tahu jauh sebelum perjodohan itu ia sudah jatuh cinta dengan isterinya.

Sehingga saat ada peluang perjodohan ia segera menyetujui.

"Pap kenalkan kakak kelas mama saat kuliah!" seru Siska

"dr. Ray Kaba, Sp. JP" sambil mengulurkan tangan

"Angga Wijaya Bramantyo"

---------------

🤣🤣🤣🤣

dr. Ray Kaba kakak kandung Monica Agatha Kaba, bunda May ternyata cinta pertama Siska Widya Rao mama dari Ben Hanayah Bramantyo, dulu pisah atau tidak berjodoh. Jangan - jangan May juga tidak berjodoh dengan Ben, akibat masa lampau dari pendahulu mereka.

*ayo vote sebanyak - banyaknya yah, author dah up kisah seru para tokoh dalam beberapa bab secara berlimpah.

*atau mungkin author pensiun sejenak untuk judul ini, author juga bisaloh mengalami "sayap yang terpatah" tidak ada gairah menulis karena respon pembaca yang cold se cold es di kutub utara... heheh

#menunggu_komentar_pembaca_setia

Next chapter