webnovel

SANG PENYAMAR

Jihyun dan Eunhyuk adalah sepasang kekasih yang telah bertunangan dan akan segera menikah bulan depan, karena kepentingan perusahaan Jihyun harus pergi ke Hongkong selama dua minggu, takdir membawa Jihyun bertemu dengan Jinhye yang ternyata adik kembarnya. Kemudian tiba tiba Park Jinhye menggantikan posisi kakaknya kembali ke Seoul dan mengurus perusahaan, untuk melindungi harta keluarga nya dari musuh keluarga mereka yang bermuka dua. Tentu saja tak ada yang mengetahui jika yang kembali ke Seoul bukan Park Jihyun melainkan Park Jinhye. termasuk juga Eunhyuk dan banyak pria pacar gelap Jihyun yang tak tahu apapun. Eunhyuk mulai curiga ketika banyak sekali perbedaan antara Jihyun yang dulu dengan Jihyun yang sekarang. Puncaknya rahasia besar itu terkuak ketika dia memaksa meniduri Jihyun palsu dan mendapati kebenaran itu. Bagaimana kisah Jinhye sang penyamar ini menggantikan posisi Jihyun, akankah banyak kesulitan yang akan Jinhye hadapi? Termasuk sulitnya kisah cinta nya.

Verradyta_Hyuk · Urban
Not enough ratings
29 Chs

First Meet (2)

Jihyun masuk ke restoran besar bernama Green restaurant yang Jungkook bilang jika akan ramai ketika malam makin larut, dan memang ternyata benar. Suasana di tempat ini makin semarak saja dengan banyak nya pengunjung yang ingin menikmati malam minggu nya.

"Ah sayang sekali pertunjukan dari penyanyi yang terkenal di sini sudah selesai, mereka menjulukinya bunga piony karena suara nya merdu dan dia cantik sekali"

"Kau bilang fans nya dia banyak?"

"Iya aku dengar kabarnya begitu, maka nya aku jadi penasaran seperti apa wajah nya"

Jungkook bercelotoh, menyesap wine yang baru saja di hidangkan di meja nya dan melirik Jihyun. "Aku rasa tak ada yang menarik di sini, di sini malah berisik. Ahk kepalaku jadi pusing"

"Jangan minum wine banyak jika kau sakit, apa sekarang aku antar pulang ke hotel saja?"

"Hm baiklah, tapi aku ke toilet dulu sebentar ya" Jungkook mengiyakan saja, dia duduk sendirian menikmati musik yang di bawakan seorang pemain piano di restoran itu.

*

*

*

"Jinhye, apa kau akan pulang sekarang?" Jinhye yang sudah mengganti bajunya dengan kemeja dan celana jeans setelah menyanyi tadi mengangguk, dia melirik jam tangan nya sudah jam dua belas malam lebih, ibunya pasti sudah sejak tadi menunggu nya.

"Iya....aku baru dapat gajiku minggu ini tadi, syukurlah besok aku bisa membawa eomma kontrol ke dokter dan sisanya bisa aku pakai mencicil kontrakan rumah kami"

"Baguslah, besok akan aku bawakan Dimsum untuk bibi Hyewo. Sekalian kita bisa ngobrol sambil nonton film"

"Oke.....xie xie Sunhee, aku ke toilet dulu ya sebentar"

Jinhye segera beranjak membawa tas ranselnya, dia mengikat tinggi rambut indah hitam nya yang panjang berombak, lalu masuk ke dalam pintu toilet.

Gadis itu mencuci tangan di wastafel, juga membersihkan make up di wajahnya karena Jinhye tak terlalu suka memakai make up berlebihan, hanya karena alasan pekerjaan menyanyi inilah dia terpaksa memakai lipstik dan eyesadow. Pekerjaan ini terpaksa dia lakoni karena himpitan ekonomi, hanya dia yang ibunya miliki di dunia ini, meskipun Park Hyewo hanya ibu angkat tapi Jinhye sangat mencintai wanita tua itu.

"Permisi, apa aku bisa minta sedikit tisu nya?" Jinhye menoleh dan menyodorkan tisu yang dia miliki, kedua wanita muda itu saling bertatapan dan terpaku, terlebih lagi Park Jihyun yang langsung menoleh pada cermin besar di depan nya menelisik wajah mereka.

"Ba....bagaimana mungkin wajahmu bisa~" Jinhye yang belum menyadari hanya terdiam tak mengerti dan gadis anggun itu berjalan mendekat pada nya.

"Kau....dan aku? Kenapa kita bisa mirip sekali?"

"Xemma?" Jinhye yang memang cukup mengetahui bahasa Korea terkejut, dia ikut memperhatikan kedua wajah mereka dan menyadari juga jika wajahnya mirip wanita asing di dekatnya ini tidak mungkin?! Kenapa ada orang yang wajahnya bisa semirip ini dengan nya.

"Siapa namamu?"

"Nama saya Jinhye, ngh saya bekerja di restoran ini nyonya"

"Jinhye, ah panggil aku Jihyun. yasudah ayo ikut aku sekarang!"

"Kya nyonya Jihyun, saya akan di bawa kemana?!" Dengan bahasa mandarin Jinhye berteriak menolak, dia meronta tapi Jihyun tetap memaksa nya dan menunjuk wajahnya. Gadis kaya itu memberi sejumlah uang pada pelayan untuk membelikan sesuatu dan mereka masih menunggu di koridor belakang restoran.

"Nyonya saya mau pulang! Tolong lepaskan saya!"

"Diam! Aku akan memberimu uang yang banyak! Kau mau uang banyak kan?"

Jinhye mengangguk reflek dia membiarkan wanita itu menarik nya lagi. "Bantu aku sebentar untuk membuktikan sesuatu!"

"Ahkk.....kenapa harus saya!?"

Jinhye terpaksa mengikuti wanita muda asing itu, dia protes saat Jihyun menerima sebuah wig dari pelayan tadi, dan dia pakaikan pada kepala Jinhye

"Nah sudah sempurna, astaga aku seperti sedang bercermin saja?"

Jinhye menggeleng bingung, dia meraba wig rambut hitam pendek sebahu nya, dan mengikuti Jihyun yang langsung menarik lengan nya.

"Lelaki itu, kau dekati dia, duduk di depan nya dan bicaralah akrab dengan nya, ayo cepat!"

"Akh saya tak kenal dengan nya, kenapa harus mendekatinya dan duduk di sana?"

"Haissh aku bilang lakukan cepat, dasar Bawel! Nanti aku beri kau uang yang banyak. Mau tidak?" Jinhye terpaksa mengangguk lagi, dia butuh uang sebenarnya, tapi kenapa harus menuruti kemauan aneh wanita asing itu.

Jinhye mendekati meja yang di tempati Jeon Jungkook lalu duduk di depan pria itu yang menoleh padanya.

"Sudah selesai ke toiletnya? Kau lama sekali sih? Lho kok kau pakai ganti baju segala?" Jinhye meremas ujung kemeja nya hanya menggeleng bingung, dia tak kenal pria asing itu tapi kenapa bisa mengajak nya bicara akrab.

"Tidak apa apa kok"

"Jihyun-ah kau kenapa? Kepalamu tambah sakit ya? Yasudah kita pulang saja ke hotel ya?" Jinhye menggeleng pelan dan masih menundukkan wajah karena bingung.

"Aku baik baik saja"

"Ish tapi sikapmu aneh, aku belikan tea hijau kesukaan mu ayo minumlah dulu agar pusing mu berkurang"

"Iya xie xie"

Jinhye memegang ujung cangkir itu, dia tak menyukai sama sekali tea hijau, mencium bau nya saja dia mual. Minuman kesukaan nya itu vanilla latte bukan tea hijau.

"Hm bagus sekali! Aktingmu kaku tapi temanku ini juga terkecoh, dan bisa salah mengenali orang!"

"Mwo??"

Jungkook terhenyak dan langsung berdiri dari kursinya, dia menatap wanita yang bertepuk tangan itu, dan menatap juga wanita yang masih duduk di dekatnya. Bagaimana mungkin wajah kedua nya bisa semirip ini.

"Kau?"

Jungkook baru sadar jika baju yang di pakai wanita yang bertepuk tangan itu di pakai oleh Jihyun sejak tadi.

"Kalian?! Bagaimana mungkin?"

"Kau juga tak bisa membedakan wajah kami kan?" Pria itu menunjuk Jinhye yang menunduk dan meremas kemeja nya.

"Namanya Jinhye, aku juga terkejut saat melihat wajahnya tadi. Bagaimana menurutmu?" Jihyun menarik wig yang di pakai Jinhye hingga lepas dan tertawa geli. Gadis itu rambutnya panjang hitam dan bergelombang indah, dia cantik sekali walaupun tak memakai make up.

"Ya tuhan kalian mirip sekali, wajahnya tak beda sama sekali dengan mu jika pakai wig tadi, aku yakin jika Eunhyuk hyung  berdiri di depan nya, pasti akan mengira dia itu kau"

"Hm mungkin saja? Aku bawa dia dulu, besok kita bertemu di hotel ya"

"Kau mau kemana Jihyun-ah?"

Jungkook memanggil teman nya, namun sia sia saja karena Jihyun sudah melesat pergi menyeret Jinhye tadi.

"Nyonya saya mau di bawa kemana lagi!?"

"Hissh kau itu bawel sekali sih sejak tadi? Ini uang yang aku janjikan tadi, banyak kan? besok siang jam dua belas, kau datanglah ke hotel. Ini Alamatnya"

Jihyun mengangsurkan setumpuk uang dolar Hongkong yang banyak pada Jinhye, dan menjetikkan jarinya senang.

"Lho untuk apalagi saya harus menemui nyonya?"

Jihyun memberikan alamat hotel Palace King, yang dia tempati selama di Hongkong ini pada Jinhye.

"Ada yang harus kau kerjakan besok! Ingat jangan sampai berani tak datang! Aku bisa menghancurkan pekerjaan mu di restoran ini jika kau berani mangkir!"

"Hah?! Ya tuhan nyonya kenapa anda malah mengancam saya?"

"Sana pergi, mobil jemputan ku sudah datang"

Dengan angkuh wanita muda bermantel putih itu menaiki mobil MERCEDES hitam yang baru datang menjemputnya dan mobil itu langsung pergi.

"Siapa dia? Ya tuhan kenapa wajahnya bisa mirip denganku?"

Jinhye meremas kemeja nya lagi dengan wajah bingung, ponsel di tasnya bergetar keras dan di segera menerima panggilan itu.

"Halo"

"Hye....kau dimana? Apa kerjamu sudah selesai?"

"Iya oppa, tapi aku masih di restoran. Kenapa oppa menelpon?"

"Aku akan menjemput mu dan sudah dekat, tunggu aku di depan restoran ya"

Sambungan langsung terputus begitu Jinhye mengiyakan. Telepon tadi dari kekasihnya bernama Kim Suho, yang sudah lama Jinhye kenal sejak dia masih kecil. Mereka berpacaran sejak Jinhye masih duduk di bangku SMU, dan gadis itu berharap Suho bisa segera melamarnya dalam waktu dekat.

"Oppa"

Motor yang di kendarai pria tampan berhenti di depan Jinhye dan dia langsung mengasurkan helm nya pada kekasihnya.

"Tumben oppa bisa menjemputku? Apa pekerjaan mu hari ini tak lembur?"

"Hari ini tidak. aku rindu sekali padamu, ayo naik aku antar kau sampai rumah" Suho menaiki motor itu, membawa kendaraan itu melewati jalanan kota Hongkong yang sudah sepi malam ini.

*

*

"Hai bro! Akhirnya Kakak datang....."

"Maaf aku telat. tadi aku mengantar pacarku pulang dulu"

Kyungsoo yang sudah datang duluan di kedai itu langsung melakukan high five dengan Suho, dia melirik beberapa yeoja yang duduk tak jauh dari mereka dan tengah mengedipkan matanya dengan genit pada Suho

"Hei....jangan ganjen, ingat masih ada pacarmu"

Suho tertawa dan menyesap minuman birnya, dia meletakkan sebuah kartu nama di meja mereka.

"Apa ini kak?"

"Aku akan berangkat ke Seoul besok pagi, dan menikah dengan pemilik perusahaan ini. Itu nama perusahaan dan alamatnya"

"Apa? Perusahaan HEWON CORP, astaga Yak apa kau akan meninggalkan Jinhye?"

"Mau bagaimana lagi, aku butuh uang Kyungsoo-a dan wanita itu bisa memenuhi kebutuhan ku, jadi aku terpaksa pergi"

"Kau akan meninggalkan pacarmu begitu saja? Kenapa kau tega kak?"

"Hm, semoga saja dia bisa mengerti alasan ku, jika nanti aku sudah punya banyak uang aku akan mencari Jinhye"

"Apa kau tak mencintainya?" Suho tertegun dan langsung terdiam, bicara soal cinta dia tak ingin menampik jika dia mencintai Jinhye, tapi dia tak bisa hidup miskin terus di Hongkong dan tak merubah nasibnya, meskipun dia dan Jinhye berteman sejak kecil saat di panti asuhan dulu, dan mereka berpacaran sudah hampir empat tahun namun Suho tak mau nasibnya terus miskin seperti ini.

"Aku titip Jinhye, selama aku tak di sini tolong kau jaga dia"

"Jinhye pasti kecewa jika tahu kau pergi begitu saja kak"

"Hm~ mungkin, aku harap takdir membawaku lagi pada nya. Aku mencintainya tapi aku juga harus merubah nasibku"

*

*

*

*

Esok nya.

"Argh nyonya saya mau di bawa kemana?!"

Jihyun mendesis kesal ketika menarik lengan Jinhye dari restaurant GREEN siang ini.

"Kau berani tak datang ke hotel ya? Kau juga berani menyepelekan aku!!??"

"Nyonya, tolong jangan paksa saya. Di sini saya sedang bekerja"

"Ikut aku! Persetan dengan pekerjaan mu di sini!"

Jinhye terpaksa mengikuti wanita muda kaya itu, masuk ke mobil mewah di depan restoran dan entah akan di bawa kemana.

Sampai di sebuah tempat yang asing Jihyun membawa paksa Jinhye masuk ke ruangan berisi kaca dan banyak peralatan make up. Seperti sebuah salon.

"Kau cepat dandani dia yang cantik, jangan lupa pakaikan wig nya" Seorang stylis yang di sewa Jihyun mengangguk patuh, langsung membawa Jinhye ke depan meja rias dan meremake wajah gadis itu.

"Pakailah baju ini, dan jangan pakai lama" Jihyun mengangsurkan setelan pakaian kantoran pada Jinhye, dengan terpaksa gadis itu mengangguk dan masuk ke dalam ruang ganti.

"Waah aku tak menyangka, hm kau persis seperti aku jika memakai baju ini" Itu adalah setelan pakaian kerja yang biasa Jihyun pakai, bahkan ukuran tubuhnya dan Jinhye sama persis.

"Nyonya saya harus melakukan apa? Ahk saya mau kembali bekerja ke restoran"

"Ikut aku dan jangan bawel lagi, setelah urusan ini beres baru aku akan melepaskan mu" Jinhye terpaksa mengangguk, dia mengikuti gadis muda itu masuk ke dalam mobil mewah tadi.

"Ni hao ma nona Park Jihyun?"

"Ni hao...."

Jinhye ikut menjawab salam tiga orang pria dengan setelan jas resmi di depan nya, dia duduk dengan gugup dan meremas ujung baju dres nya, karena saat ini dia menyamar menjadi Jihyun dan melakukan meeting dengan orang orang asing.

"Ini perjanjian yang anda minta kemarin, tinggal tanda tangan saja dan di beri cap"

"Baiklah" Jinhye mengangguk, lalu menggoreskan tanda tangan nya dan cap namanya, dia menoleh ke meja di sudut restoran itu pada Jihyun yang duduk di sana, dan sedang tersenyum puas.

"Baguslah, kerjasama kita terlaksana mulai sekarang. Semoga bisa berjalan lancar"

"Xie xie tai cha"

Kedua orang itu saling membungkuk, dan Jinhye juga menjabat tangan tiga pria tadi dan bicara dialek mandarin, mereka pasti adalah pengusaha dari perusahaan besar di Hongkong ini.

"Bagus! Wah kau cukup bisa di andalkan memerankan aku rupanya?"

"Nyonya apa mau mu sih? Kenapa menyuruhku meeting dengan mereka?" Jihyun duduk di depan gadis itu lalu menyeringai senang. Setelah meeting dengan relasi Jihyun kini dua gadis itu duduk di ruang VIP.

"Tak ada yang mengenali siapa kau, dari Jungkook teman ku sampai relasi bisnis perusahaan ku. Wah aku tak menyangka hahaha"

Jinhye hanya diam, dia masih bingung kenapa wanita muda yang mirip dengan nya ini bisa menyuruhnya begini, dan harus patuh.

"Apa pendidikan terakhir mu? Apa kau pernah kuliah?"

"Tidak. Saya tidak pernah kuliah sama sekali" Jinhye menggeleng singkat, dia orang miskin mana mungkin bisa berkuliah. Bisa lulus SMU saja sudah bagus, hidupnya saat ini hanya untuk bekerja, memenuhi kebutuhan nya dan berobat ibu nya yang sakit sakitan.

"Hm jadi kau hanya lulusan SMU? ahk aku harap kau tidak merepotkan, hm begini....aku ada pekerjaan besar untukmu"

"Pekerjaan besar apa?"

Gadis muda itu mengggeleng heran dan meremas ujung rok nya.

"Iya pekerjaan yang bayaran nya sangat besar, hm kau bisa merubah nasib dan jadi kaya jika mau melakukan nya untukku"

"A...APA?"

"Pekerjaan nya sangat mudah, hanya menggantikan posisi aku di Seoul selama tiga bulan saja, dan setelah aku ingin kembali ke sana, kau bisa pergi dan mendapatkan bayaran mu lima puluh juta won. Mudah kan? Kau hanya tinggal menyamar menjadi aku tanpa ketahuan, dan setelah tiga bulan aku akan kembali tugasmu selesai"

"Apa katamu? Lima puluh juta??"

Jihyun mengibaskan tangan nya kesal, ketika Jinhye langsung berdiri menolak dengan tegas.

"Nyonya apa anda sudah tak waras? Bagaimana mungkin saya harus menggantikan posisi anda?!"

"Diamlah! Ini pekerjaan yang mudah! Kau hanya tinggal menyamar menjadi aku saja, coba lihat tadi relasi bisnisku juga mengira kau itu aku kan?"

"Ahk tidak.....saya tak mau melakukan itu berapapun bayaran nya....biarkan saya pergi!"

"Enak saja, jika kau berani menolak jangan harap kau bisa bekerja lagi di restoran itu!"

"Nyonya!"

"Coba saja, aku akan memaksamu jika kau berani menolak permintaanku!"

Ancaman itu membuat nyali Jinhye menciut, dia tak menyangka kenapa bisa sesial ini bertemu wanita itu.

"Saya permisi!"

Grep....

"Jika kau berani pergi dari sini  kembalikan dulu uang yang ku berikan kemarin dan semua biaya di salon hari ini"

"A....APA?"