1 Loving You (1)

Benhill apartemen, Gangnam Seoul.

Sinar pagi mentari yang melingkupi kota Seoul terlihat menyapa di ufuk timur dan jam di meja nakas sebuah kamar mewah yang cukup berantakan pagi ini berbunyi keras, menarik atensi seorang penghuninya yang tadi terlelap dengan nyenyak.

"Oppa....bangun ini sudah jam enam pagi" Wanita cantik dengan rambut hitam sebahu nya yang nampak kusut itu menggoyang punggung kokoh seorang pria yang tidur tengkurap dengan nyaman, seakan telinga nya tuli hanya demi mendengar dering jam di meja.

"Lima menit ....lagi hoam chakaman..."

Si pria menyahut asal setengah mengigau karena rasanya masih malas sekali membuka mata, dan Jihyun nama wanita itu terkekeh, menarik selimut yang menutup tubuh polosnya lalu duduk mengikat rambut hitam sebahu nya dan memakai dalaman nya, dia menyambar ponselnya di meja melihat beberapa notif yang mungkin masuk sejak semalam.

"Oppa pesawatku nanti take off jam sepuluh pagi ayolah jebal bangunlah....aku akan buat sarapan untuk kita" Si pria terpaksa membuka matanya ketika punggung kokohnya di usik lagi, dia menggaruk rambut hitam nya dengan mata masih tertutup, lalu beringsut duduk dengan wajah di tekuk, karena masih tak rela wanita-nya akan pergi ke Hongkong beberapa jam lagi demi sebuah urusan yang di sebut pekerjaan.

"Kenapa sih sepagi ini sudah memaksaku bangun?"

"Jika kau tidur lagi, aku jamin takkan ada ciuman pagi"

"Aish jinjja~"

Eunhyuk nama pria itu berdecak protes, menarik pinggang ramping si wanita agar terduduk di pahanya dan memeluk nya erat.

"Mana jatah sarapan ku nyonya Lee?"

Jihyun terkekeh geli dengan sifat manja pria satu ini, kedua lengan nya mengalung di leher Eunhyuk dan kedua bibir mereka bertemu, sebuah pagutan bibir di pagi yang manis seakan menjadi penyemangat untuk mereka melalui aktivitas hari ini.

"Sudah cukup aku bisa terlambat nanti"

"Aigoo ini masih jam enam babe, masih sempat making~"

"Hissh diamlah, sana cepat mandi tuan Lee"

Eunhyuk berdecak lagi, masih tak rela bangun dari ranjang karena udara pagi di Seoul ini memang dingin, sudah memasuki bulan November, sebentar lagi musim gugur akan menyapa.

Dengan sedikit nekat dia membelenggu pinggang wanita di pangkuan nya, memagut bibir merah itu, menekan tengkuk wanita-nya dan beralih menjilat juga meniup telinga itu.

"Oppa....ssshh"

"Aku tahu jika kau takkan sanggup bertahan hm?"

Eunhyuk menyeringai licik, bagian telinga adalah kelemahan Jihyun dan dia sangat tahu itu, tangan nya yang lain meremasi payudara Si wanita yang hanya terbalut bra, hingga Desahan wanita itu makin keras, akhirnya Eunhyuk tersenyum menang.

Dia menarik lepas lagi BRA berwarna coklat itu lalu membaringkan Jihyun di ranjang empuk dan mencecap bibir merah memabukkan itu sekali lagi, dengan tangan mereka saling menggenggam.

"Oppa.....sssh~ uhh hentikan"

"Diamlah aku belum puas yang semalam, setelah puas pasti aku lepas"

Sifat pemaksa Lee Hyukjae yang tengah kambuh seperti inilah, membuat Jihyun akhirnya pasrah di bawah tubuh pria itu lalu melayani bibir buas itu yang terus mencecapi nya tanpa jeda, dan menciumi juga payudara nya, merah merah sisa kissmark semalam di dada dan lehernya sepertinya akan makin bertambah banyak karena ulah tunangan mesum nya, namun selalu membuat Jihyun melayang dan mendesah keras di atas ranjang.

"Kita sudah melakukannya beberapa kali, oppa sssh berhenti jebal"

"Aku belum puas babe, sebentar saja hm..."

Bola mata lentik wanita itu berputar kesal, melayani hormon seks pagi tunangan nya memang sedikit merepotkan, namun dia bisa apa, karena mencintai pria ini dia takkan bisa menolak Lee Hyukjae sedikitpun.

"I love you babe"

"Nado oppa.... I Love you"

Jihyun meremas ujung rambut hitam pria itu yang sedikit memanjang, mendesah tertahan ketika Eunhyuk menggesekan kejantanan miliknya memaksanya untuk masuk lagi. Kedua lawan jenis itu mendesah setelah penyatuan mereka, miliknya terasa penuh lagi dengan penis besar itu, dan mulai mengimbangi gerakan Eunhyuk yang mulai mendorong di atasnya.

"Jangan di keluarkan di dalam, oppa"

Eunhyuk tak menjawab apapun, dia lebih sibuk mencapai kenikmatan yang sebentar lagi akan mendatangi nya, milik Jihyun yang selalu sempit membuatnya ketagihan lagi dan lagi meniduri wanita itu, padahal mereka baru bisa terlelap jam tiga pagi, dan sekarang mereka sibuk lagi dengan aktivitas pagi yang menyenangkan ini.

"Babe aku mau sampai"

Jihyun meremas rambut lepek pria itu, mendesah panjang saat merasakan pelepasan nya, dia mengingatkan Eunhyuk lagi untuk menarik penisnya. Sangat sembrono jika dia hamil sebelum mereka menikah, selama berhubungan intim dengan Eunhyuk memang Jihyun tak pernah lupa meminum obat nya, ataupun memakai pengaman, masih terlalu takut membuat kedua keluarga mereka shok jika mendapati Jihyun hamil sebelum pernikahan mereka di resmikan.

"Obatku sudah habis....oppa palli cabut punyamu ahkk....."

"Nde arraseo....." Dengan sigap pria itu melepas kejantanan nya, mendesah panjang saat orgasme dan sperma itu mengucur deras mengenai perut si wanita.

*

*

Eunhyuk POV.

Park Jihyun dia adalah kekasihku, tepatnya wanita yang sangat aku cintai. kami bertunangan sejak enam bulan lalu setelah berpacaran hampir dua tahun, berawal dari di jodohkan kedua orang tuaku dan aku langsung menyukai wanita itu di pertemuan pertama kami yang tergolong unik.

Jihyun adalah putri dari mendiang Park Yonghun dan Park Hyerin, appa mengatakan jika dia bersahabat dekat dengan orang tua Jihyun dan sangat berharap anak anak mereka bisa menikah, karena aku anak yang patuh dan malas menentang keinginan orang tua maka perjodohan itu aku iyakan saja.

Ajaibnya sejak mencoba dekat dengan Jihyun aku meninggalkan segala hal buruk di masa laluku, jika dulu ketika kuliah di Harvard aku sering tidur dengan berganti ganti yeoja, ataupun berganti teman kencan semudah mengganti baju sejak mengenal Jihyun aku menjauhi semua itu, bagiku dia seperti candu yang susah aku tinggalkan.

Dia adalah wanita tegas, pekerja keras dan lembut, terkadang juga sedikit bawel jika menyangkut hubungan kami, dan selama dua tahun berpacaran dengan nya aku sangat mengenal bagaimana karakter kekasihku itu.

Seperti pagi ini, masih jam enam pagi tunangan ku yang cantik itu sudah memaksaku bangun dari tidur lelapku, lalu mengatakan jika keberangkatan nya ke Hongkong itu sangat penting. Padahal aku masih tak rela dia pergi, entah kenapa aku merasa takut kehilangan dia akhir akhir ini, padahal hubungan kami berjalan baik baik saja tak ada masalah apapun.

"Jam berapa pesawatmu take off babe?" Wanita itu sudah rapi dengan setelan dres berwarna putih tanpa lengan dan menyisir rambut sebahunya di depan meja rias, cantik. wanita-ku memang selalu tampil sempurna dan elegan karena dia juga putri dari keluarga kaya.

"Jam sepuluh dan aku sudah bilang berkali kali tadi, oppa saja yang tak konsen"

Aku tersenyum simpul, menikmati harum parfum mawar nya mencium bibirnya ketika kedua lengan mulus nya mengalung di leherku.

"Kajja aku antar ke bandara, ingat jangan terlalu lama di Hongkong aku bisa merindukan mu hm"

"Astaga hanya dua minggu tuan Lee.....aku janji akan pulang setelah urusan pekerjaan ku selesai"

"Ahk aku tak rela kau jauh dariku babe"

Wajah Jihyun merona karena sikap manjaku yang sedikit kelewatan, entahlah kenapa aku cennderung posesif akhir akhir ini, aku seperti ketakutan dia jauh.

"Tapi oppa siang ini kau ada meeting kan? Apa kau yakin mau mengantarku ke bandara Incheon?"

"Hm~ kau itu yang utama, soal meeting gampang bisa di gantikan Donghae "

"Cih direktur macam apa kau ini hm? Selalu saja mengandalkan asistenmu untuk meeting"

"Karena kau lebih berharga dari sekedar meetingku, babe"

Jihyun tersenyum dan memainkan dasi ku, ledekan nya malah membuat tawaku meledak, karena hubungan pertunangan ku dengan Jihyun, appa ku menjanjikan akan memberikan kursi presdir untukku setelah kami menikah, jadi aku tak terlalu peduli dengan meeting meeting perusahaan yang membosankan itu.

"Ayo aku bawakan kopermu babe" Wanita- ku mengangguk berjalan menggandeng lengan ku dan satu tangan ku menyeret koper putihnya, kami keluar dari apartemen yang selama ini Jihyun tempati dan bisa juga aku tempati, karena aku sering menginap di sini dan banyak juga bajuku sengaja aku simpan di apartemen tunangan ku.

Jihyun adalah anak tunggal, katakanlah dia adalah pewaris Park company yang selama ini menjadi rekanan tetap perusahaan milik keluargaku, appa sering mengingatkan aku jika pernikahan kami harus segera di laksanakan, sebelum kekuasaan di perusahaan sahabatnya itu di rebut oleh anggota keluarga Park lain nya.

Karena itulah kami berencana akan menikah bulan depan, setelah Jihyun menyelesaikan masalah di anak cabang perusahaan nya di Hongkong, semua persiapan pernikahan telah di atur ibuku, dan dia sering mengingatkan pada kami agar saling menjaga, jangan sampai tunangan ku itu hamil duluan sebelum kami resmi menikah.

"Hati hati di jalan dan jangan suka telat makan, ingat sakit lambungmu"

"Nde tuan Lee, berhenti juga bersikap bawel. Tumben sekali sih oppa bawel?"

Kami sampai di bandara setelah menempuh perjalanan selama satu jam lebih, kedua tangan Jihyun masih sengaja aku pegang erat, ketika panggilan boarding terus terdengar dia melepas tanganku, melambai setelah kami saling berciuman dengan mesra.

"Telepon aku setelah kau sampai!" Jihyun mengangguk di kejauhan, siluet tubuhnya menghilang di tengah hiruk pikuk ramai nya bandara incheon.

*

*

*

*

Green Restaurant, Kowloon Hongkong.

Kota maju distrik Kowloon Hongkong yang selalu sibuk itu tetap gemerlap meskipun malam makin merangkak larut. Street Night market nya makin malam makin ramai saja.

Bahkan Sudah di jam sepuluh malam, sebuah restoran mewah yang buka selama dua puluh empat jam di distrik ini suasana keramaian masih saja terjadi, pengunjung yang malam ini mampir untuk makan atau entah untuk duduk saja meminum alkohol sembari menikmati sajian musik di tempat ini, yang biasanya akan di bawakan oleh seorang penyanyi wanita yang cantik menjelang larut malam.

"Baiklah xie xie taicha, sepertinya sudah semakin larut saja apa masih semangat? Oke sekarang marilah kita sambut penyanyi nona cantik kita.....silahkan naik ke panggung nona Jinhye!"

MC acara bernama Park Chanyeol itu bertepuk tangan setelah memanggil salah satu penyanyi cantik yang berambut hitam panjang sepinggang. kemudian suitan dan tepukan tangan dari pengunjung restoran ini membahana, memberikan aplaus bagi sang penyanyi.

Jinhye tersenyum setelah membungkuk sebentar, dengan bahasa mandarin yang fasih dia mencoba berinteraksi dengan pengunjung restoran malam ini, gadis berdarah Korea itu memang sangat cantik, dengan dress terusan berwarna merah terang yang dia kenakan saat ini, sudah cukup membuat banyak mata pengunjung restoran berjenis pria terpesona pada nya.

"Selamat malam nyonya dan tuan tuan, hm baiklah kali ini saya akan menyanyikan lagu lama yang sangat romantis, tolong musik nya.....Wopukai nitiyensen" Jinhye mulai bernyanyi, iringan musik dari piano yang di bawakan Chanyeol membuat siapapun yang berada di sana berdecak kagum, suara gadis itu begitu merdu bahkan sesekali para pria yang duduk di dekat panggung saling berbisik mengagumi si penyanyi cantik itu.

"Jihyun!! Aigoo kau lama sekali sih?! Aku sampai bosan menunggumu di sini"

"Maaf jalanan tadi macet, kajja kita jalan jalan"

Jihyun yang baru turun dari taksi itu terkekeh kecil dan melenggang duluan berjalan di depan Jeon Jungkook yang mendesis kesal, setelah dia tinggal.

"Jika tunangan mu tahu kau janjian makan malam dengan ku berdua dia bisa mencekikku"

Jungkook bergidik ngeri, dia tak bisa membayangkan jika Lee Hyukjae itu bisa melihat mereka saat ini dari Seoul. Dia memang sahabat Jihyun sejak kecil, namun untuk terlalu dekat dengan Jihyun sekarang Jungkook sedikit takut, tunangan wanita itu terlalu posesif dan bisa saja menuduhnya macam macam.

"Aish diamlah, sudah lama aku tak menikmati malam indah di Kowloon, coba lihat restoran Green itu, makin larut pasti makin ramai pengunjung nya"

"Pertunjukan musik nya mungkin sudah di mulai?"

"Pertunjukan musik?"

"Aigoo kau tak tahu ya?"

"Anni, sudah tiga tahun aku tak kesini, apa ada pertunjukan musik yang menarik di restoran itu?"

"Iya, dan banyak yang bilang jika penyanyi nya sangat cantik....dia baru tiga bulan menyanyi di sana namun fans nya banyak sekali"

"Wah kajja kita nonton musiknya Kookie!"

Dengan penasaran Jihyun berjalan masuk ke restoran mewah itu, kedua penjaga di depan pintu masuk langsung meminta kartu indentitasnya begitu Jihyun akan masuk.

"Dia temanku, jangan kuatir paman"

Jungkook bicara dengan bahasa mandarin pada dua penjaga itu, dia menarik Jihyun masuk begitu di perbolehkan mereka.

avataravatar
Next chapter