webnovel

15. Berpisah

"Cepat kalian masuk," ucap Samantha pada Altea dan sang putri yang sedang asyik bermain di luar rumah.

Altea pun langsung masuk ke dalam rumah begitu pula dengan gadis kecil itu, dia pun melihat Alex yang sudah menyiapkan sebuah tas dan sepertinya sudah siap untuk pergi. Dia melihat juga Samantha yang mengeluarkan sebuah tas dan memberikannya pada Altea.

"Kau pergi dan kita harus berpisah. Aku harap kau bisa menemukan siapa yang sudah membuat kedua orang tuamu tewas," ucap Samantha pada Altea sembari menyerahkan tas yang sudah dia siapkan.

Altea menatap gadis kecil yang ada di depannya itu serta Alex dan Samantha, dia merasa tidak tega jika harus meninggalkan mereka. Dia pun mengatakan pada Samantha akan ikut dengan mereka dan akan pergi setelah mereka bertiga selamat dari kejaran musuh.

Namun, Samantha dan Alex tidak mengizinkannya sebab mereka berdua tidak ingin membuat Altea masuk ke dalam masalah yang sedang dihadapi. Sebab masih banyak masalah yang harus diselesaikan oleh Altea seorang diri.

"Kau harus ingat satu hal apa yang kau lihat baik belum tentu dia baik dan apa yang kau lihat benar belum tentu juga benar," Samantha berkata pada Altea dan dia pun langsung berjalan ke luar bersama dengan Alex serta putrinya.

Mendengar itu Altea terdiam sejenak karena dia sedang mencernanya, meski dirinya belum paham benar dengan apa yang dikatakan oleh Samantha. Namun, dia pun langsung bergegas pergi dari rumah yang sudah dia tempati selama beberapa hari ini.

Dia berlari secepat mungkin menjauh dari rumah itu, sebenarnya dia tidak ingin pergi dan melihat sejauh mana kemampuan penyusup itu. Akan tetapi, dia kembali teringat dengan misinya yaitu menemukan siapa di balik kematian kedua orang tuanya.

Terdengar suara ledakan yang begitu keras dan kepulan asap yang menjulang ke atas, Altea terhenti sejenak dan dia berbalik ke belakang. Dia yakin jika ledakan itu berasalah dari rumah Samantha dan sudah pasti itu adalah ulah dari penyusup.

"Siapa sebenarnya mereka?" gumam Altea lalu dia berbalik dan kembali berlari untuk ke luar dari hutan.

Altea terus berlari dan berlari untuk ke luar dari hutan dan dia mengingat dengan pasti apa yang sudah ditunjukkan oleh Alex dua hari yang lalu. Alex menunjukkan dia arah dan jalan yang tepat untuk ke luar dari hutan dengan aman.

Alex mengatakan jika dia memiliki dua jalur dan Altea harus menggunakan jalur yang ditunjukkan olehnya. Sedangkan dia sendiri menggunakan jalur yang sudah dia temukan satunya lagi, Aleta sempat bertanya mengapa harus menggunakan jalur yang itu. Alex hanya mengatakan jika semuanya sudah diperhitungkan dengan baik.

Akhirnya Altea sudah berhasil ke luar dari hutan tanpa ada yang mengejarnya, dia pun langsung menuju sebuah mobil yang memang sudah disiapkan oleh Alex dan disembunyikan dengan sedemikian rupa. Sehingga tidak ada yang menyadari jika sudah ada sebuah mobil berada di sana.

Altea pun langsung membuka tasnya dan mencari sesuatu, dia tersenyum karena apa yang dicarinya ditemukan. Sebuah kunci mobil dan dia pun langsung membuka pintu mobil lalu masuk ke dalamnya.

Saat dirinya hendak menyalakan mesin mobil terdengar suara dering ponsel, dia mencari di mana ponsel itu berada. Altea membuka dashboard dan melihat ada sebuah ponsel dan dia pun mengambilnya lalu melihat ke arah layar ponsel untuk melihat siapa yang menghubungi.

"Samantha …," gumamnya saat dia melihat nama yang tertera di layar ponsel yang sedang dia pegang itu.

Altea pun langsung mengangkat telepon itu dan dia mendengar suara Samantha, dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh wanita yang ada di seberang telepon itu. Dia sama sekali tidak menyelanya tetapi dia merasa lega karena Samantha mengatakan jika mereka selamat dan sudah berjalan menuju rumah yang sudah disiapkan.

"Kalian berhati-hatilah dan tidak perlu mengkhawatirkan diriku," Altea berkata pada Samantha yang ada di seberang telepon.

Setelah mengatakan Altea langsung memutuskan sambungan teleponnya dan dia pun menyalakan mesin mobilnya. Mobil pun melaju meninggalkan hutan dan dia berjalan menuju kota terdekat, meski dirinya tidak tahu akan memulai dari mana semua penyelidikannya itu.

Beberapa saat kemudian dia pun sudah berada di sebuah kota dan dia menghentikan mobilnya sejenak untuk berpikir. Dia pun memikirkan apa yang akan dilakukan olehnya dan dia teringat dengan Mika, dia pun mengambil ponselnya lalu menekan nomor ponsel Mika yang terakhir dia ingat.

Altea kembali menutup sambungan teleponnya karena nomor ponsel Mika tidak aktif dan dia berpikir mungkin temannya itu sudah mengganti nomornya. Dia kembali melihat ke arah depan dan melihat ada dua orang anak yang sedang berjalan bersama dengan ibunya.

Jika melihat semua itu, dia teringat akan sang kakak yang menurutnya sudah bahagia dengan pernikahannya bersama dengan Don. Dia pun teringat sesuatu lalu mengambil tasnya dan membuka tas yang diberikan oleh Samantha.

"Aku tahu kau pasti akan memberikan aku ini," Altea berkata sembari tersenyum dan mengeluarkan sebuah netbook.

Dia pun menyalakan netbook-nya dan mulai mencari data yang dia inginkan, dia pun menggunakan sebuah sandi yang tidak diketahui oleh orang lain. Dia mencari semua informasi yang diperlukan olehnya yang ada di dalam organisasi yang menaunginya selama beberapa tahun ini.

Altea terus membaca apa yang ada di layar netbook-nya dan dia merasa terkejut dengan apa yang sudah dibacanya itu. Dia membaca jika dirinya dinyatakan sudah tewas dalam sebuah serangan dan mayatnya tidak ditemukan.

Dia juga membaca sebuah laporan yang menyatakan jika sudah terjadi hal buruk yang menimpa Mika, Don dan sang kakak. Altea tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi pada mereka bertiga dan dia terus mencari informasi akan peristiwa itu.

"Aku akan menemukanmu," Altea berkata lalu dia menutup netbook-nya dan memasukkannya kembali ke dalam tas.

Dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, tidak begitu lama sambungan ponselnya tersambung. Altea langsung mengatakan apa yang harus dikatakan pada orang yang ada di seberang telepon.

"Kau tunggu aku di sana," ucap Altea lalu dia memutuskan sambungan teleponnya.

Dinyalakannya kembali mobil yang dia gunakan tadi dan dia memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk menuju sebuah tempat. Dia akan menemui seseorang yang dihubunginya tadi karena dia harus menemukan di mana keberadaan Clarinda.

Di dalam benaknya berpikir dan berharap jika dirinya masih bisa melihat sang kakak dalam keadaan baik-baik saja. Karena hanya Clarinda seorang yang dimiliki olehnya dan dia tidak mengira jika akan terjadi hal buruk yang menimpa sang kakak.

Tidak begitu lama dia pun menghentikan mobilnya tepat di sebuah rumah, Altea melihat ke depan dan dia melihat sudah ada beberapa orang yang menghampirinya. Mereka memegang senjata dan terlihat begitu waspada.