webnovel

Tanya Chloe

Kini tinggal Amber dan dua pelayan yang masih berdiri menatap kepergian wanita tersebut.

Di tengah keheningan yang sempat terjadi, salah seorang pelayan bertanya, "Nona baik-baik saja?"

Amber tidak menjawab. Ia hanya mengangkat tangannya sebagai pertanda kalau dirinya tidak ingin menjawab dan meminta kedua pelayan tersebut untuk meninggalkannya. Setelah mendapat isyarat dari Amber, mereka pun segera berlalu pergi. Sedangkan gadis yang masih kebasahan segera duduk kembali dengan kesal.

"Sial!" gumamnya sembari bersandar dan melipat tangan serta kakinya.

"Yo! Siapa ini?"

Amber menoleh ke asal suara.

"Ed?"

Pemilik nama segera duduk di seberang Amber. Ia pun bertanya apa yang terjadi kepada gadis itu sampai bisa basah dan wajahnya tampak diselimuti amarah. Namun, meski Ed penasaran, ia tidak memaksa Amber untuk menjawab. Laki-laki tersebut justru dengan segera mengusap wajah Amber dengan tisu yang ada di meja.

"Kamu harus segera ganti pakaian sebelum flu," ucap Ed dengan lembut.

Amber hanya mendengus seolah tidak peduli mau flu atau sakit lain menyerangnya. Sebab, suasana hatinya kini memang sedang buruk.

Menyadari hal tersebut, Ed tanpa basa-basi segera bangkit dan menarik tangan Amber. Ia mengajak gadis tersebut untuk pergi ke butik yang tidak jauh dari tempat itu.

"Tidak usah, Ed! Aku tidak ingin pakaian!" seru Amber.

"Emily, tersenyumlah dan segera berganti pakaian. Siapa tahu mood-mu menjadi lebih bagus setelah berpakaian rapi dan bersih," sahut Ed dengan ramah. Hal itu lah yang akhirnya membuat Amber menuruti perkataannya karena gadis tersebut merasa tidak enak hati menolak kebaikan hati Ed.

Setelah berganti pakaian dan membasuh rambut serta wajahnya di toilet, Amber pun kembali melangkah bersama Ed. Kedua insan tersebut pergi menuju mobil Ed karena laki-laki tersebut berkata akan mengantar Amber.

Begitu keduanya duduk di mobil, Ed bertanya, "Aku langsung mengantarmu pulang?"

Amber menggeleng. "Tidak! Kita temui temanmu. Aku harus dapat bayaran lebih atas perlakuan istrinya!"

Mendengar perkataan Amber, Ed hanya tersenyum sembari mengangguk. Ia pun segera melajukan kendaraannya menuju tempat temannya berada.

***

"Terima kasih, terima kasih, Nona! Saya tidak tahu apa yang Nona lakukan, tapi istri saya berkata tidak akan memedulikan kekasih saya lagi." Seru client Amber begitu mereka bertemu di perusahaan pria tersebut.

Amber menggeleng dengan pemikiran client-nya. Dia juga tidak menanggapi ucapan terima kasih laki-laki tersebut. Gadis itu justru menyampaikan tanpa malu apa yang dia inginkan.

"Syukurlah kalau semua berjalan lancar. Tapi, Tuan, saya ingin bayaran lebih!" seru Amber tanpa basa-basi.

"Apa? Kenapa seperti itu?" Wajah client Amber tampak terkejut.

Amber tertawa. Ia kemudian mengingatkan mengenai perjanjian mereka yang menjelaskan kalau Amber akan dibayar lebih jika ada kejadian dari pekerjaannya yang merugikan dirinya. Dia pun mengatakan pada client-nya kalau istrinya sudah menyiram dirinya dengan jus jeruk.

Mendengar hal itu client Amber terkejut dengan tindakan yang istrinya ambil. Ia tidak menyangka wanita yang selalu menjaga harga dirinya bisa bertindak gegabah seperti itu.

"Benarkah? Istriku melakukannya?" tanya client Amber terkejut.

Amber tidak menjawab dengan kata-kata, ia hanya memberi jawaban melalui gestur tubuh.

"Benar, lebih baik kamu segera bayar saja. Tadi aku melihat Emily sudah basah kuyup karena jus jeruk," sahut Ed.

Mendengar perkataan Ed, client Amber dengan segera mengirim uang sisa pembayaran dan juga uang ganti rugi atas apa yang Amber terima. Tidak hanya itu, ia juga menambahkan sedikit nominal sebagai ucapan terima kasih pada Amber.

Setelah urusan pembayaran selesai, client Amber pergi meninggalkan dua insan yang masih duduk dengan tenang. Ed hanya menatap Amber yang menyandarkan tubuh, sedangkan gadis yang tengah ditatap menghela napasnya panjang-panjang.

"Ada apa?" tanya Ed. Suara laki-laki itu membuat Amber melirik ke arahnya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya kesal saja," jawab Amber.

"Kesal kenapa? Kamu bisa menceritakannya padaku kalau mau," sahut Ed. Tatapannya yang lembut membuat Amber berdecak tak berdaya. Ia sebenarnya hanya ingin memendam kekesalan tersebut, tetapi karena Ed tampak tulus, ia pun tidak bisa tetap bungkam.

Amber mulai menceritakan kekesalannya terhadap client serta teman Ed. Ia memberitahu laki-laki itu kalau dirinya tidak suka dan membenci laki-laki yang berselingkuh. Namun, sebelum Amber melanjutkan perkataannya, Ed lebih dulu menyela kalimat gadis itu.

"Jadi kamu juga membenciku?" tanya Ed.

Amber terkejut. "Kenapa harus membencimu?"

"Emmm, aku juga pernah bertindak seperti dirinya. Menduakan calon istriku," jawab Ed sembari melirik ke sudut matanya karena mengingat pertemuan pertamanya dengan Amber.

Mendengar hal tersebut Amber tertawa terbahak-bahak. Ia lantas mengatakan pada Ed kalau itu adalah dua hal yang berbeda. Amber berkata kalau Ed dan calon istrinya belum memiliki hubungan, terlebih lagi mereka juga memiliki hubungan karena dipaksa.

"Ya lagi pula karena kamu aku jadi memiliki pekerjaan," cetus Amber dengan santainya.

Kini giliran Ed yang tertawa mendengar perkataan Amber. "Ada-ada saja kamu ini!"

Setelah itu Ed menawarkan pekerjaan pada Amber. Dia berkata bisa memberi pekerjaan yang lebih jelas kepada gadis itu. Namun, tanpa berpikir panjang Amber langsung menolaknya. Gadis itu berkata kalau dirinya sedang menikmati apa yang dilakukannya sekarang.

"Tapi, apa aku boleh mengambil kesempatan itu lain waktu?" tanya Amber tanpa tahu malu.

"Tentu saja. Kamu bisa datang kapan pun kamu mau," jawab Ed sembari tersenyum.

Setelah menikmati waktu bersama, Ed pun mengantar Amber pulang. Gadis yang sudah memasuki tempat tinggal sahabatnya segera pergi ke kamar dan berbaring tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Amber yang sedang berbaring mulai melihat jumlah angka di dalam rekeningnya. Matanya pun seketika berbinar melihat angka yang menurutnya cukup lumayan. Gadis itu bahkan cukup menyesal kenapa ia tidak melakukannya lebih awal dan harus kebingungan ke sana kemari mencari pekerjaan.

Waktu terus berlalu, di tengah keheningan Amber yang sedang bersantai, tiba-tiba suara pintu terbanting membuat Amber terkejut. Suara yang cukup keras diikuti suara teriakan dari Chloe hingga membuat Amber terbangun dari posisinya yang tengah terbaring.

"Ada apa, Chloe?" teriak Amber.

Begitu Chloe memasuki kamar, gadis itu menatap dalam-dalam ke arah Amber. Ia yang sempat terpaku di pintu dengan segera melangkah mendekati gadis yang kebingungan.

"Hei, ada apa sebenarnya? Ada apa dengan raut wajahmu?" tanya Amber lagi. Ia penasaran akan apa yang terjadi pada gadis yang kini duduk di sampingnya, sebab jarang sekali Chloe datang dengan terburu-buru dan panik seperti itu. Amber takut kalau terjadi sesuatu dengan gadis itu.

"Ini apa? Sebenarnya apa pekerjaanmu?" tanya Chloe sembari menunjukkan video dari layar ponselnya. Sorot matanya tajam seolah harus mendengar jawaban dari Amber saat itu juga.