webnovel

Dengan Istri Sah

Tak! Tak! Tak!

Suara heels beradu dengan lantai berkeramik marmer. Satu demi satu mata mulai menatap kehadiran seseorang yang dengan mudah menarik perhatian orang lain. Kaki jenjang, tubuh ramping, rambut panjang, dan wajah yang memesona. Jangankan laki-laki, para wanita pun menatap kehadirannya tanpa berkedip.

"Permisi!" seru gadis yang sejak tadi menjadi pusat perhatian. Ya, dia adalah Amber yang tengah melakukan pekerjaannya. Gadis yang tengah menjadi pengganti dari selingkuhan suami yang memintanya menemui istri sah.

"Selamat siang, Nyonya!" seru Amber lagi. Suaranya terdengar menggoda dengan ekspresi acuh tak acuh.

Karena sudah diberitahu nomor meja sang istri, Amber pun tidak kesulitan mencari targetnya. Tanpa dipersilakan, gadis itu dengan segera duduk setelah menemukan meja yang ia cari. Tindakannya yang tiba-tiba, membuat wanita yang lebih tua darinya terkejut. Namun, bukannya langsung menegur Amber, wanita itu justru terkesima dengan gadis cantik yang tengah duduk di hadapannya dengan kaki yang terlipat.

Amber menyadari tatapan tersebut, tetapi gadis itu tidak berkomentar apa pun. Ia hanya melirik wanita yang menurutnya cukup cantik sembari memanggil pelayan. Suaranya yang tak kalah seksi dengan penampilannya membuat wanita yang ada di hadapannya mematung. Namun, bukan karena terkagum, tetapi karena wanita itu tengah mengamati sikap dan penampilan Amber.

"Jadi, ada apa Nyonya ingin menemui saya?" tanya Amber memulai percakapan. Gadis itu melipat kedua tangannya, begitu juga dengan kakinya yang terlipat ditambah tubuhnya bersandar pada kursi beludru merah.

Wanita di hadapannya mendengus. Ia pun menanyakan untuk memastikan apakah Amber adalah wanita yang dia hubungi atau bukan. Tanpa mendengar jawaban Amber lebih dulu, wanita itu juga bertanya mengenai hubungan suaminya dengan Amber.

Bukannya menjawab, Amber justru tertawa terbahak-bahak hingga membuat wanita di hadapannya kebingungan.

"Apa maksud tawamu itu? Apa kamu tidak tahu sopan santun?" seru wanita itu dengan kesal.

Amber mulai membenarkan posisinya. Ia pun mencondongkan tubuhnya ke depan kemudian berkata, "Sopan santun? Apa pentingnya!"

Setelah itu Amber kembali ke posisi bersandarnya. Ia menatap wanita yang tengah kesal padanya. Namun, wanita di hadapannya itu tidak segera berkata apa pun. Hal tersebut cukup membuat Amber terganggu, sebab gadis itu tidak tahu sebenarnya apa yang diinginkan istri dari client-nya.

Karena yang ia dengar wanita di hadapannya sangat anggun dan selalu menjaga martabat, Amber sedikit bisa mengerti jika ia menahan emosinya. Namun, sebagai pengamat, Amber merasa kesal karena ada wanita yang pura-pura tegar di hadapan seorang selingkuhan. Amber bahkan membatin kalau dirinya menjadi istri sang client, dirinya pasti sudah menjambak dan memukul si selingkuhan.

'Yah, meski aku tidak ingin dipukul!' Amber membatin karena dirinya kini sedang dalam posisi selingkuhan. Meski hanya sebuah pekerjaan.

"Nyonya, waktu saya tidak banyak. Jika ada yang mau dikatakan cepatlah!" seru Amber sembari memainkan jari kukunya.

Wanita yang ada di hadapannya tampak tidak bisa sabar lagi. Ekspresinya mulai berubah penuh dengan kekesalan. Dia pun akhirnya mulai membuka mulut, bertanya apakah benar Amber adalah selingkuhan suaminya atau bukan. Ia bahkan menasihati Amber untuk bersikap baik di usianya yang masih muda. Terlebih lagi dia juga memberi saran pada Amber untuk mencari laki-laki lajang lain yang bisa sebanding dengannya.

Tawa Amber lagi-lagi terdengar. Ia pun bertanya, "Sebanding denganku? Memang siapa yang bisa dibandingkan dengan suamimu?"

Pertanyaan Amber berada di luar nalar wanita di hadapannya. Wanita itu mengangga terkejut akan ucapan yang dia dengar. Terlebih lagi cara bicara Amber mulai terdengar santai seperti sedang berbincang dengan gadis seusianya.

Sebelum mendapat pertanyaan lain, Amber pun lebih dulu memulai pembicaraan. Dia tidak peduli sebenarnya masalah apa yang ingin disampaikan istri sah kepada selingkuhannya. Yang ia pedulikan hanya melakukan apa yang client-nya minta.

Amber pun mulai melancarkan aksinya. Ia menyinggung kenapa suaminya sampai mencari wanita lain. Gadis itu membandingkan penampilannya dengan sang istri hingga terlihat jelas amarah mulai menguasai wanita yang lebih tua dari Amber.

Kata-kata Amber yang semakin pedas membuat wanita itu tidak tahan lagi. Ia mulai menjawab perkataan Amber dengan penuh penekanan. Meski begitu, tampak jelas masih ada sedikit kesabaran untuk menahan diri di depan umum. Sayangnya hal itu hanya sementara karena di penghujung kalimat Amber berkata, "Terlebih lagi, soal urusan ranjang akulah yang paling bisa memuaskannya!"

Perkataan gadis itu membuat sang istri murka. Ia mulai bangkit dari duduknya dan berteriak pada Amber. Namun, gadis itu tidak mengubrisnya selain dengan senyuman puas yang mengejek. Kejadian yang terjadi tepat saat pelayan datang, membuat sang istri dengan segera mengambil gelas berisi jus jeruk yang masih ada di nampan. Hanya dalam hitungan detik, jus segar tersebut sudah menyiram wajah cantik Amber hingga pakaiannya pun ikut basah karena tersiram juga.

"Ya!" pekik Amber yang bergegas berdiri dengan ekspresi wajah kesal. Teriakan gadis itu membuat sisa orang yang tidak menoleh karena teriakan sang istri mulai menoleh. Kini banyak mata yang menatap mereka karena keadaan yang semakin memanas.

Amber tidak terima dengan perlakuan yang dia minta, dengan segera tangannya meraih minuman yang ada di meja dan segera menyiramkan pada wajah istri client-nya.

"Apa! Dasar gadis gila!" seru wanita itu setelah wajah dan pakaiannya kotor karena kopi yang mengguyur. Untung saja kopi tersebut sudah dingin hingga tidak melukai wajah sang istri.

Mendengar makian untuknya Amber hanya memalingkan wajah sembari melipat kedua tangannya. Ia tidak peduli lagi dengan permintaan sang client karena dirinya terlanjur kesal dengan wanita yang tengah berurusan dengannya.

"Dasar gadis tidak tahu diri!" seru sang istri sembari dengan segera menjambak rambut Amber.

Pelayan dan pemilik rambut sendiri terkejut akan tindakan yang diambil oleh wanita bercelana panjang tersebut. Teriakan memekik Amber menjadi hiburan tambahan untuk beberapa orang yang melihatnya. Mereka merasa puas diberi tontonan yang biasa hanya bisa dilihat di televisi saja.

"Ibu, Nona, tolong hentikan," ucap salah satu pelayan yang berusaha melerai.

"Ibu? Nona? Dasar pelayan tidak tahu diri! Tidak lihat usia kami hanya terpaut sedikit?" Sang istri menjadi lebih sensitif dan kesal akan hal itu. Terlebih lagi yang ia tahu selisih usianya dengan selingkuhan sang suami hanya dua tahun saja. Namun, ia tidak terima jika dirinya dipanggil ibu sedangkan sang selingkuhan dipanggil nona.

Padahal usia wanita itu dan Amber sendiri selisih tujuh tahun hingga tidak heran pelayan berkata demikian. Terlebih lagi dandanan dan cara berpakaian Amber terlihat lebih bergaya dan membuatnya tampak lebih muda meski tidak meninggalkan kesan seksinya.

Setelah keduanya berhasil dilerai, wanita tersebut segera meraih tasnya dan kembali memaki Amber meski tidak lama kemudian dia segera berlalu pergi.