webnovel

Bagaimana Mungkin Itu Dia?!

Editor: Wave Literature

Sayangnya, Wen Jie tidak berpikir sama seperti Li Yuan'er. Ruan Jiang merupakan sutradara populer. Film-filmnya begitu populer dan artis-artis perempuannya yang ia pilih juga tidak sembarangan. Pemain utama wanita dan pria untuk Original Sin sudah cukup. Meskipun pemain keduanya belum dikenal, selama ia bisa berakting dengan baik, maka itu bukan masalah besar.

Awalnya, Ningmang Media ingin memilih Li Yuan'er. Namun, sepertinya mereka menemukan seseorang yang lebih baik.

Tak lama kemudian, Li Yuan'er menerima pesan WeChat dari Chen Na. Li Yuan'er pun segera menjawab pesan tersebut.

Chen Na: Yuan'er, lihatlah video yang beredar di situs kampus. Bukankah ini saudaramu yang malang itu?

Li Yuan'er: Video apa?

Chen Na segera mengirim tautan sebuah video berdurasi 1 menit 56 detik. Li Yuan'er pun segera membuka video tersebut. Sudah ada beberapa orang yang berkomentar di sana.

| Komentar 1: Aktingnya sebagai Ying Xuan'er benar-benar sangat bagus.

| Komentar 2: Setelah mengadakan audisi di kampus kita selama tiga hari, yang lolos malah dia dari kampus sebelah.

| Komentar 3: Kalian sudah mencoba ikut audisi selama tiga hari, tapi tidak ada seorangpun yang terpilih menjadi Ying Xuan'er. Dan penampilan dari anak akademi telah mengalahkan kalian. Maaf karena berbicara terus terang, tapi itu tandanya semua orang yang ada di sini adalah sampah.

Li Yuan'er menonton gadis yang berakting di video tersebut dengan saksama. Jika orang di video ini bukan Tang Li, lalu siapa? batin Li Yuan'er. Namun, tablet yang ada di lututnya kemudian terjatuh dengan keras. Ia tidak bisa memercayai apa yang barusan dilihatnya, Bagaimana bisa? Bagaimana bisa gadis jelek seperti dia berhasil merebut peranku? Berani-beraninya anak haram itu begitu sombong!

"Ada apa?" tanya Wen Jie dengan terkejut.

Li Yuan'er segera menelepon seseorang dengan mata yang sedikit memerah. Ketika suara Ouyang Qian mulai terdengar, ia pun langsung menangis.

———

Di sisi lain, Tang Li tidak tahu bahwa ada seseorang yang kesal. Setelah menonton video dari ponsel yang baru dibeli Wu Xuehan, Tang Li pergi ke toilet umum untuk mencuci wajahnya.

Wu Xuehan mengikuti Tang Li dan berkata, "Sebelum penayangan ini, mereka begitu sombong melihat kita. Sekarang, jika sudah seperti ini, mereka akan kehilangan muka."

"Apakah pemeran Ying Xuan'er sudah ditentukan?" tanya Tang Li dari arah samping.

"Belum," jawab Wu Xuehan sambil melihat informasi di ponselnya. Kemudian, ia melanjutkan, "Tapi, di internet dikatakan bahwa audisinya tidak cukup baik dan para juri lebih puas dengan seseorang dari kampus kita."

Meskipun Tang Li ikut audisi, hatinya tidak yakin. Lagi pula, ia baru pertama kali berakting. Ia bisa begitu mendalami peran Ying Xuan'er karena pengalaman hidupnya sama seperti Ying Xuan'er.

"A Li, ponselmu berdering," panggil Ying Xuan'er.

Tang Li tersadar, lalu kembali ke kamarnya dan melihat kontak penelepon. Melihat Tang Li yang melempar ponselnya ke meja, Wu Xuehan bertanya, "Tidak kamu angkat?"

"Itu hanya telepon iseng," jawab Tang Li seolah menganggapnya angin lalu. Ia kembali menatap ponsel Wu Xuehan dan mengalihkan pembicaraan, "Bagaimana setelah menggunakannya? Apakah ada masalah?"

Ponsel baru ini adalah ponsel yang mereka beli kemarin. Wu Xuehan pun menggelengkan kepalanya, "Tidak. Ketika menggunakan akun QQ atau Wechat, tidak ada masalah sama sekali."

Setelah berkata begitu, Wu Xuehan memandangi asrama yang ditempati Tang Li. Bagian sudut asrama itu telah berjamur, balkonnya kotor, dan tidak ada rak khusus untuk mengeringkan pakaian. Selain itu, hanya ada satu kamar mandi untuk seluruh penghuni lantai itu. Untungnya, sudah tidak ada yang menghuni asrama ini. Jika tidak, entah bagaimana jadinya jika antrian tiap pagi begitu lama untuk sikat gigi dan cuci muka. Wu Xuehan juga barusan melihat bahwa ternyata kamar mandi itu tidak memiliki pemanas air. Jika cuaca dingin, tentu saja akan menjadi masalah ketika mandi.

"A Li, tidak apa-apa jika kamu tinggal di sini sendirian?" tanya Wu Xuehan sambil menatap Tang Li dengan cemas. Ia baru saja menghampiri Tang Li, lalu pergi ke balkon dan melihat beberapa staf kantin di lantai bawah. Kemudian, beberapa pria bersiul ke arahnya.