webnovel

Semua Orang Sudah Menoleransi Sikapmu!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Para pria itu kadang mengikuti kelas malam. Jika Tang Li pulang sendirian, tidak ada yang tahu jika kemungkinan akan ada orang yang memiliki niat buruk. Selain itu, asrama ini juga tidak memiliki bibi penjaga asrama.

Wu Xuehan tiba-tiba berkata, "A Li, aku akan pindah dan tinggal bersamamu."

Tang Li yang sedang membungkuk untuk membersihkan tempat tidurnya langsung menatap ke arah Wu Xuehan saat mendengar temannya berkata begitu

"Yu Sui dan Jiang Yining tidak terlalu memedulikanku. Apalagi, setelah kamu pindah, aku hanya membaca buku dan bermain ponsel saat di asrama. Tidak ada orang yang mengajakku mengobrol," kata Wu Xuehan, "Meskipun terkadang kamu juga jarang mengajakku bicara, setidaknya aku tidak kesepian."

Tang Li menegakkan tubuhnya, lalu berkata, "Tapi, kamu lihat sendiri seperti apa lingkungan tempat ini, kan?"

Wu Xuehan menggaruk telinganya dengan malu, lalu menjawab, "Sebenarnya, rumahku juga mirip seperti ini. Tapi, selama ada kamu, aku tidak akan takut."

Tang Li tersenyum saat mendengarnya. "Jika memang kamu ingin pindah, pindah saja," katanya.

"Apa benar-benar boleh?" Mata Wu Xuehan berbinar-binar, lalu ia berkata, "Kalau begitu, aku akan membereskan semua barang-barangku. Malam ini, aku akan kemari menemanimu."

Setelah berkata begitu, Wu Xuehan segera pergi. Tak lama kemudian, ponsel yang Tang Li letakan di atas meja kembali bergetar. Kali ini, Tang Li menerima telepon tersebut. Baru saja ia menekan tombol terima, pertanyaan Li Wenyan dari seberang sana langsung terdengar, "Kenapa tadi tidak menjawab telepon?"

"Sedang sibuk," jawab Tang Li dengan asal.

"Sibuk? Memangnya kesibukan apa yang bisa kamu lakukan? Kamu tidak pernah konsentrasi membaca. Seharian hanya sibuk memikirkan hal jahat untuk keluarga ini. Semua orang sudah cukup menoleransi sikapmu. Li Yuan'er adalah adikmu. Kamu lebih tua setahun darinya. Hal yang seharusnya kamu lakukan adalah memikirkan bagaimana caranya menjadi saudara yang baik, bukan malah bersaing dengannya dalam segala hal."

Tang Li kembali duduk di tempat tidurnya sambil masih memegang ponsel. Ekspresi wajah Tang Li tetap tidak berubah meskipun mendengar Li Wenyan mengatakan hal seperti itu. Ia tetap tenang dan menjawab, "Kalau begitu, kamu harus memberitahu Li Yuan'er. Aku lebih tua setahun darinya. Yang seharusnya dia lakukan bukannya terus mengeluh di belakang, melainkan harus menjadi saudara yang baik dengan menghormati kakaknya."

Li Wenyan tertegun sesaat, kemudian berkata, "Aku lihat, tampaknya kamu semakin tidak punya rasa hormat!"

"Bukan begitu. Aku hanya semakin mengerti," kata Tang Li sambil menyandarkan dirinya di tempat tidur. Ia pun tersenyum sinis, lalu berkata, "Aku hanyalah orang asing di keluarga Li. Papa dan Nenek juga sama sekali tidak melirikku. Jadi, aku harus memikirkan rencana untuk diriku sendiri."

"Jadi, kamu mau mengambil peran adikmu?" tanya Li Wenyan. Kemudian, ia melanjutkan dengan penuh amarah, "Aku memasukkanmu ke universitas seni dengan harapan kamu bisa memiliki ijazah perguruan tinggi. Jangan lupa bagaimana caramu melukai tali persaudaraanmu sendiri! Berkelahi dengan adikmu, mendorongnya ke kolam renang, dan mengabaikan apa kata orang tua. Sekarang, karena kamu melakukan hal semacam ini lagi, kamu harus pulang malam ini! Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu. Dengar tidak?!"

Tang Li tidak menjawab dan langsung menutup telepon. Ia meletakkan ponselnya, berjalan ke arah balkon, lalu melihat matahari terbenam sambil menyipitkan mata. Di sini, ia merasa tidak memiliki rumah. Karenanya, Tang Li tidak akan mau pulang ke rumahnya untuk urusan ini.

———

Karena Tang Li tidak pulang ke rumah, ia melihat Ouyang Qian datang ke kampusnya keesokan paginya. Ia datang bersama dengan seorang pria yang berdiri di belakangnya dan tak lain merupakan sekretarisnya.

Ouyang Qian begitu cantik dan baik. Saat ini ia mengenakan celana panjang hitam dan jas putih dengan rambut disanggul. Meskipun saat ini ia tidak lagi muda, namun ia masih menarik tatapan banyak pria ketika ia menolehkan kepalanya. Saat melihat Tang Li, Ouyang Qian pun menghampirinya.

"Tunggu aku di kantin," kata Tang Li pada Wu Xuehan.

Next chapter